Roket Terjang Pangkalan AS di Irak, 5 Orang Terluka
Selasa, 06 Agustus 2024 - 18:54 WIB
BAGHDAD - Sumber militer Irak mengumumkan Pangkalan Udara Ain Al-Asad, tempat pasukan Amerika Serikat (AS) ditempatkan di bagian barat negara itu, menjadi sasaran serangan roket.
Seorang brigadir jenderal tentara Irak mengatakan serangan menggunakan dua roket Katyusha menargetkan sayap khusus tempat pasukan AS ditempatkan di pangkalan di Provinsi Anbar.
Dia menambahkan serangan itu diluncurkan dari daerah Wadi Hajlan di gurun Anbar. “Kolom asap terlihat di pangkalan militer itu, sementara pesawat tempur dan pesawat pengintai terbang di atas pangkalan militer itu,” ungkap dia.
Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, namun otoritas Irak dan pasukan AS telah memperketat langkah-langkah keamanan di dalam dan sekitar pangkalan udara itu karena mereka memperkirakan Unit Mobilisasi Populer (PMU), yang dikenal sebagai Hashd Al-Shaabi, akan menyerang balik setelah pasukan Amerika menargetkan mereka.
Laporan awal menyebutkan sedikitnya lima orang terluka dalam serangan hari Senin (5/8/2024) dan korban luka termasuk tentara dan kontraktor AS.
Serangan itu terjadi saat ketegangan meningkat khususnya di kawasan itu, dengan Israel dan sekutu-sekutunya dari Amerika, Eropa, dan regional bersiap menghadapi serangan balasan dari Iran sebagai tanggapan atas pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, dan Komandan Hizbullah Fuad Shukr di pinggiran selatan Beirut pekan lalu.
Israel mengatakan mereka melakukan serangan terhadap Shukr tetapi tidak mengatakan apa pun tentang serangan di Iran.
Pejabat Iran dan Hamas mengatakan Israel bertanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh.
Pemerintah Iran mengatakan setiap serangan balasan juga akan melibatkan pasukan proksinya, yang meliputi Hizbullah, Houthi di Yaman, dan pejuang di Irak.
Pejuang Irak tersebut biasanya menyerang pasukan AS di Irak dan Suriah dan menargetkan Israel menggunakan roket jarak jauh.
Wilayah tersebut telah berada dalam kondisi siaga tinggi untuk menghadapi serangan besar-besaran, serupa dengan serangan Iran terhadap Israel pada bulan April, yang merupakan respons atas tewasnya tiga pemimpin senior Korps Garda Revolusi Iran dan empat perwira Garda Revolusi lainnya di Damaskus, Suriah, oleh Israel.
Tidak jelas apakah serangan roket pada hari Senin di Pangkalan Udara Al Asad merupakan bagian dari respons tersebut atau kelanjutan dari upaya yang sedang berlangsung oleh kelompok-kelompok yang didukung Iran di Irak untuk menargetkan pasukan AS.
Tujuan utama kelompok-kelompok yang didukung Iran di Irak adalah memaksa pasukan AS meninggalkan negara tersebut sepenuhnya.
Seorang brigadir jenderal tentara Irak mengatakan serangan menggunakan dua roket Katyusha menargetkan sayap khusus tempat pasukan AS ditempatkan di pangkalan di Provinsi Anbar.
Dia menambahkan serangan itu diluncurkan dari daerah Wadi Hajlan di gurun Anbar. “Kolom asap terlihat di pangkalan militer itu, sementara pesawat tempur dan pesawat pengintai terbang di atas pangkalan militer itu,” ungkap dia.
Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, namun otoritas Irak dan pasukan AS telah memperketat langkah-langkah keamanan di dalam dan sekitar pangkalan udara itu karena mereka memperkirakan Unit Mobilisasi Populer (PMU), yang dikenal sebagai Hashd Al-Shaabi, akan menyerang balik setelah pasukan Amerika menargetkan mereka.
Laporan awal menyebutkan sedikitnya lima orang terluka dalam serangan hari Senin (5/8/2024) dan korban luka termasuk tentara dan kontraktor AS.
Serangan itu terjadi saat ketegangan meningkat khususnya di kawasan itu, dengan Israel dan sekutu-sekutunya dari Amerika, Eropa, dan regional bersiap menghadapi serangan balasan dari Iran sebagai tanggapan atas pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, dan Komandan Hizbullah Fuad Shukr di pinggiran selatan Beirut pekan lalu.
Israel mengatakan mereka melakukan serangan terhadap Shukr tetapi tidak mengatakan apa pun tentang serangan di Iran.
Pejabat Iran dan Hamas mengatakan Israel bertanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh.
Pemerintah Iran mengatakan setiap serangan balasan juga akan melibatkan pasukan proksinya, yang meliputi Hizbullah, Houthi di Yaman, dan pejuang di Irak.
Pejuang Irak tersebut biasanya menyerang pasukan AS di Irak dan Suriah dan menargetkan Israel menggunakan roket jarak jauh.
Wilayah tersebut telah berada dalam kondisi siaga tinggi untuk menghadapi serangan besar-besaran, serupa dengan serangan Iran terhadap Israel pada bulan April, yang merupakan respons atas tewasnya tiga pemimpin senior Korps Garda Revolusi Iran dan empat perwira Garda Revolusi lainnya di Damaskus, Suriah, oleh Israel.
Tidak jelas apakah serangan roket pada hari Senin di Pangkalan Udara Al Asad merupakan bagian dari respons tersebut atau kelanjutan dari upaya yang sedang berlangsung oleh kelompok-kelompok yang didukung Iran di Irak untuk menargetkan pasukan AS.
Tujuan utama kelompok-kelompok yang didukung Iran di Irak adalah memaksa pasukan AS meninggalkan negara tersebut sepenuhnya.
Baca Juga
(sya)
tulis komentar anda