Suasana Israel Mencekam, Warga Ketakutan Tunggu Serangan Iran dan Hizbullah
Sabtu, 03 Agustus 2024 - 14:01 WIB
TEL AVIV - Serangan Israel yang membunuh Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Iran dan Komandan Hizbullah Fuad Shukr di Beirut, Lebanon, tidak membuat negara Zionis itu jadi lebih aman.
Warga Israel justru merasakan suasana mencekam dan ketakutan karena serangan balasan dari Iran dan Hizbullah bisa datang kapan saja.
Rekaman video dari Middle East Eye yang diambil di jalanan Tel Aviv, Israel, menunjukkan suasana hati publik yang terbagi.
Seorang wanita mengatakan dia "tidak merasa aman" dan membatalkan rencananya pada Rabu pagi setelah pembunuhan Haniyeh.
Wanita lain mengatakan kepada media bahwa orang-orang "senang" dengan pembunuhan itu tetapi sadar itu dapat menyebabkan perang yang lebih besar.
"Orang-orang tegang, tentu saja," ujar Ori Goldberg, pakar politik Israel yang berbasis di Tel Aviv.
"Orang-orang di jalan lebih sedikit, ada rasa cemas secara umum, tetapi tidak histeris seperti pada bulan Oktober ketika orang-orang yakin bahwa Hizbullah akan menyerbu dari utara," papar dia.
Dia menggambarkan hari-hari setelah serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan. Itu adalah ketakutan yang tidak terjadi.
Di sisi lain, pembunuhan tokoh Hamas dan Hizbullah tersebut telah memulihkan sebagian tingkat kepercayaan publik terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan militer setelah serangan 7 Oktober, yang secara luas dilihat oleh para ahli dan rakyat Israel sebagai kegagalan intelijen, menurut juru survei Israel dan mantan asisten Netanyahu, Mitchell Barak.
Warga Israel justru merasakan suasana mencekam dan ketakutan karena serangan balasan dari Iran dan Hizbullah bisa datang kapan saja.
Rekaman video dari Middle East Eye yang diambil di jalanan Tel Aviv, Israel, menunjukkan suasana hati publik yang terbagi.
Seorang wanita mengatakan dia "tidak merasa aman" dan membatalkan rencananya pada Rabu pagi setelah pembunuhan Haniyeh.
Wanita lain mengatakan kepada media bahwa orang-orang "senang" dengan pembunuhan itu tetapi sadar itu dapat menyebabkan perang yang lebih besar.
"Orang-orang tegang, tentu saja," ujar Ori Goldberg, pakar politik Israel yang berbasis di Tel Aviv.
"Orang-orang di jalan lebih sedikit, ada rasa cemas secara umum, tetapi tidak histeris seperti pada bulan Oktober ketika orang-orang yakin bahwa Hizbullah akan menyerbu dari utara," papar dia.
Dia menggambarkan hari-hari setelah serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan. Itu adalah ketakutan yang tidak terjadi.
Di sisi lain, pembunuhan tokoh Hamas dan Hizbullah tersebut telah memulihkan sebagian tingkat kepercayaan publik terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan militer setelah serangan 7 Oktober, yang secara luas dilihat oleh para ahli dan rakyat Israel sebagai kegagalan intelijen, menurut juru survei Israel dan mantan asisten Netanyahu, Mitchell Barak.
tulis komentar anda