Ribuan Orang Berkumpul di Doha Hadiri Salat Jenazah Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh
Jum'at, 02 Agustus 2024 - 18:45 WIB
DOHA - Ribuan orang berkumpul di satu masjid di ibu kota Qatar untuk menghadiri pemakaman Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh yang tewas dalam serangan Israel di Teheran pada Rabu.
Kerumunan besar orang menghadiri salat Jumat di Masjid Imam Muhammad bin Abdul Wahhab di Doha, masjid terbesar di Qatar, diikuti dengan pemakaman Haniyeh.
Al-Jazeera melaporkan, tindakan pengamanan ketat diberlakukan di masjid tersebut, dengan para hadirin digeledah dan telepon dilarang digunakan selama salat.
Puluhan pejabat tinggi asing dan perwakilan dari kelompok dan faksi Palestina termasuk di antara mereka yang hadir.
Ini termasuk tokoh senior Fatah Mahmoud al-Aloul, dalam apa yang akan dilihat sebagai unjuk persatuan mengingat perseteruan selama lebih dari 17 tahun antara Hamas dan Fatah.
Pekan lalu, Fatah, Hamas, dan beberapa faksi Palestina lainnya menandatangani perjanjian persatuan di Beijing untuk kerangka kerja pascaperang di Gaza.
Mustafa Barghouti, dari Palestinian National Initiative, juga dilaporkan telah melakukan perjalanan ke Qatar untuk menghadiri pemakaman, menurut Al-Jazeera.
Turki mengirimkan delegasi tingkat tinggi ke pemakaman tersebut.
Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan bertemu dengan anggota senior Hamas Khaled Meshaal pada hari Jumat untuk menyampaikan belasungkawa atas kematian Haniyeh.
Delegasi tersebut termasuk Wakil Presiden Turki Cevdet Yilmaz, Ketua Parlemen Numan Kurtulmus dan kepala intelijen Ibrahim Kalin.
Setelah upacara tersebut, Haniyeh akan dimakamkan di Pemakaman Imam Pendiri di Lusail, sebelah utara Doha.
Haniyeh dibunuh oleh alat peledak yang diselundupkan secara diam-diam ke Teheran beberapa pekan lalu, menurut laporan di New York Times pada Kamis.
Mengutip tujuh pejabat Timur Tengah dan seorang pejabat Amerika Serikat (AS), laporan tersebut menyatakan satu bom disembunyikan di wisma tamu yang dikelola Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran sekitar dua bulan lalu.
Haniyeh telah menginap di wisma tamu tersebut pada beberapa kesempatan saat mengunjungi Teheran, menurut sumber tersebut.
Pada Rabu, setelah mengonfirmasi Haniyeh berada di dalam kamarnya di wisma tamu tersebut, bom tersebut diledakkan dari jarak jauh, menurut lima pejabat. Ledakan tersebut juga menewaskan pengawalnya.
Israel tidak mengonfirmasi atau membantah bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut, karena jarang mengomentari operasi yang dilakukan di luar negeri.
Namun, Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei dan Hamas secara langsung menyalahkan Israel atas serangan tersebut dan berjanji akan membalas dendam.
Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Kamis bahwa pembunuhan Haniyeh "tidak membantu" perundingan gencatan senjata dan dia "sangat khawatir" tentang meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut.
Prosesi pemakaman diadakan untuk Haniyeh di Teheran pada Kamis.
Khamenei memimpin doa di depan peti jenazah pemimpin Hamas dan pengawalnya pada upacara di Universitas Teheran.
Para pelayat melambaikan bendera Palestina dan melemparkan bunga ke peti mati. Beberapa meneriakkan "Matilah Israel" dan "Matilah Amerika".
Iran dan sekutunya di kawasan tersebut, yang secara kolektif dikenal sebagai Poros Perlawanan, bertemu di Teheran pada Kamis untuk membahas kemungkinan pembalasan atas pembunuhan tersebut, menurut Reuters.
“Hamas, Jihad Islam Palestina, Houthi Yaman, Hizbullah Lebanon, dan kelompok paramiliter Irak yang didukung Iran akan hadir,” ungkap sumber itu kepada Reuters.
Kerumunan besar orang menghadiri salat Jumat di Masjid Imam Muhammad bin Abdul Wahhab di Doha, masjid terbesar di Qatar, diikuti dengan pemakaman Haniyeh.
Al-Jazeera melaporkan, tindakan pengamanan ketat diberlakukan di masjid tersebut, dengan para hadirin digeledah dan telepon dilarang digunakan selama salat.
Puluhan pejabat tinggi asing dan perwakilan dari kelompok dan faksi Palestina termasuk di antara mereka yang hadir.
Ini termasuk tokoh senior Fatah Mahmoud al-Aloul, dalam apa yang akan dilihat sebagai unjuk persatuan mengingat perseteruan selama lebih dari 17 tahun antara Hamas dan Fatah.
Pekan lalu, Fatah, Hamas, dan beberapa faksi Palestina lainnya menandatangani perjanjian persatuan di Beijing untuk kerangka kerja pascaperang di Gaza.
Mustafa Barghouti, dari Palestinian National Initiative, juga dilaporkan telah melakukan perjalanan ke Qatar untuk menghadiri pemakaman, menurut Al-Jazeera.
Turki mengirimkan delegasi tingkat tinggi ke pemakaman tersebut.
Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan bertemu dengan anggota senior Hamas Khaled Meshaal pada hari Jumat untuk menyampaikan belasungkawa atas kematian Haniyeh.
Delegasi tersebut termasuk Wakil Presiden Turki Cevdet Yilmaz, Ketua Parlemen Numan Kurtulmus dan kepala intelijen Ibrahim Kalin.
Setelah upacara tersebut, Haniyeh akan dimakamkan di Pemakaman Imam Pendiri di Lusail, sebelah utara Doha.
Haniyeh dibunuh oleh alat peledak yang diselundupkan secara diam-diam ke Teheran beberapa pekan lalu, menurut laporan di New York Times pada Kamis.
Mengutip tujuh pejabat Timur Tengah dan seorang pejabat Amerika Serikat (AS), laporan tersebut menyatakan satu bom disembunyikan di wisma tamu yang dikelola Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran sekitar dua bulan lalu.
Haniyeh telah menginap di wisma tamu tersebut pada beberapa kesempatan saat mengunjungi Teheran, menurut sumber tersebut.
Pada Rabu, setelah mengonfirmasi Haniyeh berada di dalam kamarnya di wisma tamu tersebut, bom tersebut diledakkan dari jarak jauh, menurut lima pejabat. Ledakan tersebut juga menewaskan pengawalnya.
Israel tidak mengonfirmasi atau membantah bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut, karena jarang mengomentari operasi yang dilakukan di luar negeri.
Namun, Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei dan Hamas secara langsung menyalahkan Israel atas serangan tersebut dan berjanji akan membalas dendam.
Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Kamis bahwa pembunuhan Haniyeh "tidak membantu" perundingan gencatan senjata dan dia "sangat khawatir" tentang meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut.
Prosesi pemakaman diadakan untuk Haniyeh di Teheran pada Kamis.
Khamenei memimpin doa di depan peti jenazah pemimpin Hamas dan pengawalnya pada upacara di Universitas Teheran.
Para pelayat melambaikan bendera Palestina dan melemparkan bunga ke peti mati. Beberapa meneriakkan "Matilah Israel" dan "Matilah Amerika".
Iran dan sekutunya di kawasan tersebut, yang secara kolektif dikenal sebagai Poros Perlawanan, bertemu di Teheran pada Kamis untuk membahas kemungkinan pembalasan atas pembunuhan tersebut, menurut Reuters.
“Hamas, Jihad Islam Palestina, Houthi Yaman, Hizbullah Lebanon, dan kelompok paramiliter Irak yang didukung Iran akan hadir,” ungkap sumber itu kepada Reuters.
(sya)
tulis komentar anda