Pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, Israel dan Kebenaran Ucapan Ahmadinejad
Kamis, 01 Agustus 2024 - 07:44 WIB
TEHERAN - Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh tewas dibunuh dengan serangan rudal yang ditembakkan drone di kediamannya di Teheran, Iran, pada Selasa.
Pembunuhan ini, yang diduga kuat dilakukan oleh Israel, mengingatkan pada ucapan mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad pada 2021 silam.
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, pada Rabu (31/7/2024), mengatakan Haniyeh tewas saat bersiap menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.
Menurut IRGC, Haniyeh dan seorang penjaga keamanan Iran menjadi target.
Sementara itu, militer Israel mengeklaim tidak mengeluarkan perintah darurat baru untuk publik Israel, tanda yang mungkin bahwa pejabat Israel tidak mengharapkan pembalasan langsung.
"Kami lebih suka menyelesaikan permusuhan tanpa perang yang lebih luas," ujar juru bicara militer Israel Daniel Hagari.
Pada Juni 2021, Ahmadinejad blakblakan bahwa agen-agen Israel telah menyusup ke badan kontra intelijen Iran.
Menurutnya, penyusupan itu khususnya terjadi di departemen yang ditugaskan untuk menggagalkan spionase Israel.
Komentarnya kala itu muncul untuk merespons pembunuhan ilmuwan nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh di Teheran, yang diduga dilakukan oleh badan intelijen Israel; Mossad.
Pola pembunuhan Fakhrizadeh dan Haniyeh juga mirip, yakni menggunakan rudal presisi.
Ahmadinejad saat itu menuduh para pejabat di badan-badan intelijen Iran berusaha menutupi jejak para pembunuh Fakhrizadeh.
"Operasi besar-besaran Israel menggunakan sekelompok personel keamanan yang korup di eselon atas intelijen nasional," katanya.
Pembunuhan ini, yang diduga kuat dilakukan oleh Israel, mengingatkan pada ucapan mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad pada 2021 silam.
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, pada Rabu (31/7/2024), mengatakan Haniyeh tewas saat bersiap menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.
Menurut IRGC, Haniyeh dan seorang penjaga keamanan Iran menjadi target.
Sementara itu, militer Israel mengeklaim tidak mengeluarkan perintah darurat baru untuk publik Israel, tanda yang mungkin bahwa pejabat Israel tidak mengharapkan pembalasan langsung.
"Kami lebih suka menyelesaikan permusuhan tanpa perang yang lebih luas," ujar juru bicara militer Israel Daniel Hagari.
Pada Juni 2021, Ahmadinejad blakblakan bahwa agen-agen Israel telah menyusup ke badan kontra intelijen Iran.
Menurutnya, penyusupan itu khususnya terjadi di departemen yang ditugaskan untuk menggagalkan spionase Israel.
Komentarnya kala itu muncul untuk merespons pembunuhan ilmuwan nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh di Teheran, yang diduga dilakukan oleh badan intelijen Israel; Mossad.
Pola pembunuhan Fakhrizadeh dan Haniyeh juga mirip, yakni menggunakan rudal presisi.
Ahmadinejad saat itu menuduh para pejabat di badan-badan intelijen Iran berusaha menutupi jejak para pembunuh Fakhrizadeh.
"Operasi besar-besaran Israel menggunakan sekelompok personel keamanan yang korup di eselon atas intelijen nasional," katanya.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda