Jika Turki Invasi Israel, Siapa yang Dibela NATO?
Selasa, 30 Juli 2024 - 08:14 WIB
Jika konflik antara Turki dan Israel pecah, komunitas internasional, termasuk negara-negara anggota NATO, kemungkinan besar akan berusaha untuk mencegah eskalasi lebih lanjut melalui diplomasi dan mediasi.
Intervensi militer aliansi tersebut hampir pasti mustahil, dan upaya untuk mencari penyelesaian damai akan menjadi prioritas utama.
Sementara itu, rezim Zionis telah mendesak NATO mengusir Turki dari keanggotaan blok militer tersebut sebagai imbas dari ancaman invasi Erdogan terhadap Israel.
"Mengingat ancaman Presiden Turki Erdogan untuk menyerang Israel dan retorikanya yang berbahaya, Menteri Luar Negeri Israel Katz menginstruksikan para diplomat untuk segera terlibat dengan semua anggota NATO, menyerukan kecaman terhadap Turki dan menuntut pengusirannya dari aliansi regional tersebut,” kata Kementerian Luar Negeri Israel, seperti dikutip Reuters, Selasa (30/7/2024).
Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel Israel Katz telah meremehkan ancaman invasi Erdogan. Dia kemudian menyamakan pemimpin Turki dengan presiden Irak yang dieksekusi gantung, Saddam Hussein.
"Erdogan mengikuti jejak Saddam Hussein dan mengancam akan menyerang Israel. Biarkan saja dia mengingat apa yang terjadi di sana dan bagaimana itu berakhir," kata Katz di X, mengunggah foto Erdogan dan Hussein.
"Turki, yang menjadi tuan rumah markas besar Hamas yang bertanggung jawab atas serangan teroris terhadap Israel, telah menjadi anggota poros kejahatan Iran, bersama Hamas, Hizbullah, dan Houthi di Yaman," imbuh Katz.
Hubungan antara Israel dan Turki yang dulunya merupakan sekutu dekat di kawasan, telah memburuk selama lebih dari satu dekade.
Perdagangan bilateral menghadapi banyak badai diplomatik, mencapai miliaran dolar per tahun, tetapi Turki bulan ini mengatakan mereka akan menghentikan semua perdagangan bilateral dengan Israel hingga perang berakhir dan bantuan dapat mengalir tanpa hambatan ke Gaza.
Intervensi militer aliansi tersebut hampir pasti mustahil, dan upaya untuk mencari penyelesaian damai akan menjadi prioritas utama.
Sementara itu, rezim Zionis telah mendesak NATO mengusir Turki dari keanggotaan blok militer tersebut sebagai imbas dari ancaman invasi Erdogan terhadap Israel.
"Mengingat ancaman Presiden Turki Erdogan untuk menyerang Israel dan retorikanya yang berbahaya, Menteri Luar Negeri Israel Katz menginstruksikan para diplomat untuk segera terlibat dengan semua anggota NATO, menyerukan kecaman terhadap Turki dan menuntut pengusirannya dari aliansi regional tersebut,” kata Kementerian Luar Negeri Israel, seperti dikutip Reuters, Selasa (30/7/2024).
Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel Israel Katz telah meremehkan ancaman invasi Erdogan. Dia kemudian menyamakan pemimpin Turki dengan presiden Irak yang dieksekusi gantung, Saddam Hussein.
"Erdogan mengikuti jejak Saddam Hussein dan mengancam akan menyerang Israel. Biarkan saja dia mengingat apa yang terjadi di sana dan bagaimana itu berakhir," kata Katz di X, mengunggah foto Erdogan dan Hussein.
"Turki, yang menjadi tuan rumah markas besar Hamas yang bertanggung jawab atas serangan teroris terhadap Israel, telah menjadi anggota poros kejahatan Iran, bersama Hamas, Hizbullah, dan Houthi di Yaman," imbuh Katz.
Hubungan antara Israel dan Turki yang dulunya merupakan sekutu dekat di kawasan, telah memburuk selama lebih dari satu dekade.
Perdagangan bilateral menghadapi banyak badai diplomatik, mencapai miliaran dolar per tahun, tetapi Turki bulan ini mengatakan mereka akan menghentikan semua perdagangan bilateral dengan Israel hingga perang berakhir dan bantuan dapat mengalir tanpa hambatan ke Gaza.
(mas)
tulis komentar anda