Akankah Serangan ke Dataran Tinggi Golan Memicu Perang Besar?

Senin, 29 Juli 2024 - 13:10 WIB
Berbicara pada konferensi pers di Tokyo, Blinken mengatakan AS tidak ingin melihat konflik meningkat setelah insiden Majdal Shams. Hal ini terjadi di tengah laporan pembicaraan gencatan senjata Gaza yang diharapkan akan diadakan di Italia.

“Kami bertekad untuk mengakhiri konflik Gaza. Konflik ini sudah berlangsung terlalu lama. Konflik ini telah menelan banyak korban jiwa. Kami ingin melihat warga Israel, Palestina, dan Lebanon hidup bebas dari ancaman konflik dan kekerasan,” kata Blinken pada hari Minggu.

Baca Juga: 5 Alasan Dataran Tinggi Golan Jadi Titik Konflik Abadi di Timur Tengah

3.Iran Diduga Terlibat

sindopict-XARzc31ZO0o


Foto/EPA

Teheran memperingatkan Israel terhadap "petualangan baru" apa pun sambil menyebut insiden Majdal Shams sebagai "skenario yang dibuat-buat" yang dirancang untuk mengalihkan perhatian dari lebih dari 39.000 warga Palestina yang tewas di Jalur Gaza.

Juru bicara kementerian luar negeri Iran Nasser Kanaani mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu bahwa tanggapan militer Israel akan semakin mengacaukan kawasan tersebut dan mengobarkan api perang.

"Jika itu terjadi, rezim Zionis akan menjadi entitas definitif dan utama yang bertanggung jawab atas akibat dan reaksi yang tidak terduga terhadap perilaku bodoh seperti itu," katanya.

Mojtaba Amani, utusan Iran untuk Lebanon, menulis dalam sebuah posting di X bahwa Teheran "tidak mengharapkan" perang habis-habisan setelah insiden Majdal Shams, terutama karena "persamaan yang dipaksakan" pada Israel oleh Iran dan sekutunya.

Randa Slim, seorang peneliti senior di Middle East Institute di Washington, DC, mengatakan Israel dan Hizbullah tidak tertarik pada perang habis-habisan karena perpindahan massal penduduk mereka di sepanjang garis konflik dan karena pertempuran telah berlangsung lama.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!