China Peringatkan Manila: Pengerahan Rudal AS di Filipina Akan Picu Konfrontasi
Minggu, 28 Juli 2024 - 07:32 WIB
VIENTIANE - China telah memperingatkan Filipina tentang bahaya pengerahan sistem rudal jarak menengah Amerika Serikat (AS) di negara Asia Tenggara tersebut. Menurut Beijing, tindakan itu dapat memicu konfrontasi dan ketegangan regional.
Peringatan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Wang Yi saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Filipina Enrique Manalo di sela-sela KTT ASEAN di Vientiane, Ibu Kota Laos, pada hari Sabtu.
Wang mengatakan Beijing dan Manila adalah tetangga di seberang lautan, dan hubungan bertetangga yang baik, kerja sama yang saling menguntungkan, dan pembangunan bersama merupakan kepentingan mendasar kedua negara.
Lebih lanjut, Wang mengatakan hubungan bilateral menghadapi kesulitan dan tantangan serius karena Filipina telah berulang kali melanggar konsensus kedua belah pihak dan komitmennya sendiri.
"Jika Filipina memperkenalkan sistem rudal jarak menengah AS, hal itu akan menciptakan ketegangan dan konfrontasi di kawasan tersebut dan memicu perlombaan senjata, yang sama sekali tidak sejalan dengan kepentingan dan keinginan rakyat Filipina," kata Wang, seperti dikutip Xinhua, Minggu (28/7/2024).
Beijing telah berulang kali menyatakan kekhawatirannya atas meningkatnya kehadiran militer Washington di Filipina, khususnya sistem rudal jarak menengah Typhon AS.
China dan Filipina juga terlibat dalam konfrontasi di Laut China Selatan atas wilayah yang disengketakan.
China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan, tetapi Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei semuanya memiliki klaim yang bersaing atas jalur air yang kaya sumber daya tersebut.
Wang mengatakan China baru-baru ini mencapai kesepakatan sementara dengan Filipina mengenai transportasi dan pengisian ulang pasokan kemanusiaan ke Ren'ai Jiao untuk menjaga stabilitas situasi maritim, mengacu pada Beting Thomas Kedua.
Minggu lalu, kedua belah pihak menyetujui kesepakatan sementara untuk misi pasokan ulang bagi pasukan Filipina yang ditempatkan di Second Thomas Shoal.
Wang menyampaikan harapannya agar Manila secara serius memikirkan masa depan hubungan China-Filipina dan bekerja sama dengan China untuk mendorong hubungan bilateral kembali ke "jalur yang benar."
Peringatan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Wang Yi saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Filipina Enrique Manalo di sela-sela KTT ASEAN di Vientiane, Ibu Kota Laos, pada hari Sabtu.
Wang mengatakan Beijing dan Manila adalah tetangga di seberang lautan, dan hubungan bertetangga yang baik, kerja sama yang saling menguntungkan, dan pembangunan bersama merupakan kepentingan mendasar kedua negara.
Lebih lanjut, Wang mengatakan hubungan bilateral menghadapi kesulitan dan tantangan serius karena Filipina telah berulang kali melanggar konsensus kedua belah pihak dan komitmennya sendiri.
"Jika Filipina memperkenalkan sistem rudal jarak menengah AS, hal itu akan menciptakan ketegangan dan konfrontasi di kawasan tersebut dan memicu perlombaan senjata, yang sama sekali tidak sejalan dengan kepentingan dan keinginan rakyat Filipina," kata Wang, seperti dikutip Xinhua, Minggu (28/7/2024).
Beijing telah berulang kali menyatakan kekhawatirannya atas meningkatnya kehadiran militer Washington di Filipina, khususnya sistem rudal jarak menengah Typhon AS.
China dan Filipina juga terlibat dalam konfrontasi di Laut China Selatan atas wilayah yang disengketakan.
China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan, tetapi Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei semuanya memiliki klaim yang bersaing atas jalur air yang kaya sumber daya tersebut.
Wang mengatakan China baru-baru ini mencapai kesepakatan sementara dengan Filipina mengenai transportasi dan pengisian ulang pasokan kemanusiaan ke Ren'ai Jiao untuk menjaga stabilitas situasi maritim, mengacu pada Beting Thomas Kedua.
Minggu lalu, kedua belah pihak menyetujui kesepakatan sementara untuk misi pasokan ulang bagi pasukan Filipina yang ditempatkan di Second Thomas Shoal.
Wang menyampaikan harapannya agar Manila secara serius memikirkan masa depan hubungan China-Filipina dan bekerja sama dengan China untuk mendorong hubungan bilateral kembali ke "jalur yang benar."
(mas)
tulis komentar anda