Hamas Tolak Syarat Baru Israel untuk Gencatan Senjata di Gaza
Sabtu, 27 Juli 2024 - 06:15 WIB
JALUR GAZA - Gerakan Palestina Hamas tidak setuju dengan syarat baru Israel untuk gencatan senjata di Jalur Gaza. Juru bicara Hamas di Lebanon Walid Kilani mengatakan hal itu kepada Sputnik pada Jumat (26/7/2024).
Sebelumnya, media melaporkan Israel sedang mencari perubahan pada rencana gencatan senjata Gaza, yang akan mempersulit kesepakatan akhir dengan Hamas.
Israel dilaporkan menuntut agar warga Palestina yang mengungsi disaring ketika kembali ke Jalur Gaza utara setelah gencatan senjata dimulai.
"Kami masih berpegang pada usulan gencatan senjata di Gaza yang kami sampaikan kepada para mediator tiga pekan lalu, tetapi (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu telah mengajukan syarat tambahan yang belum diterima Hamas dan faksi-faksi Palestina," tegas perwakilan Hamas tersebut.
Pada bulan Mei, Presiden AS Joe Biden mengumumkan rencana untuk kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza dan pertukaran sandera.
Tahap pertama kesepakatan tersebut diharapkan mencakup gencatan senjata selama enam pekan di daerah kantong itu dengan imbalan pembebasan sekitar 40 sandera Israel yang masih hidup dan yang sudah meninggal.
Meskipun telah melalui beberapa putaran negosiasi, otoritas Israel telah berulang kali mengatakan Israel berusaha melanjutkan perang hingga semua tujuannya tercapai, yang utamanya, selain pembebasan semua sandera, adalah pemusnahan total gerakan Hamas.
Sebelumnya, media melaporkan Israel sedang mencari perubahan pada rencana gencatan senjata Gaza, yang akan mempersulit kesepakatan akhir dengan Hamas.
Israel dilaporkan menuntut agar warga Palestina yang mengungsi disaring ketika kembali ke Jalur Gaza utara setelah gencatan senjata dimulai.
"Kami masih berpegang pada usulan gencatan senjata di Gaza yang kami sampaikan kepada para mediator tiga pekan lalu, tetapi (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu telah mengajukan syarat tambahan yang belum diterima Hamas dan faksi-faksi Palestina," tegas perwakilan Hamas tersebut.
Pada bulan Mei, Presiden AS Joe Biden mengumumkan rencana untuk kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza dan pertukaran sandera.
Tahap pertama kesepakatan tersebut diharapkan mencakup gencatan senjata selama enam pekan di daerah kantong itu dengan imbalan pembebasan sekitar 40 sandera Israel yang masih hidup dan yang sudah meninggal.
Meskipun telah melalui beberapa putaran negosiasi, otoritas Israel telah berulang kali mengatakan Israel berusaha melanjutkan perang hingga semua tujuannya tercapai, yang utamanya, selain pembebasan semua sandera, adalah pemusnahan total gerakan Hamas.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda