Mengapa Zionis Bombardir Yaman Tak Bikin Houthi Kapok Serang Israel, Ini Analisanya
Selasa, 23 Juli 2024 - 12:54 WIB
TEL AVIV - Serangan drone kamikaze Houthi di Tel Aviv, Israel, dari jarak 2.000 km pada 19 Juli lalu menandai tahap baru dalam ketegangan Timur Tengah.
Peristiwa ini menggarisbawahi bagaimana kelompok Houthi Yaman muncul sebagai ancaman signifikan di wilayah Laut Merah, melanggar batas keamanan Israel setelah menembakkan ratusan rudal dan drone.
Serangan Houthi juga memperkuat peran kelompok tersebut sebagai aktor kunci lainnya dalam bentrokan antara Israel dan faksi-faksi yang bersekutu dengan Iran, dan meningkatkan risiko serangan lebih lanjut.
Setelah kejadian tersebut, juru bicara Houthi menyatakan, "Kami siap menghadapi reaksi Israel terhadap Yaman."
Ekspektasi Houthi benar-benar menjadi kenyataan ketika jet-jet tempur Israel, termasuk jet siluman F-35, membombardir kota pelabuhan Hodeidah di Laut Merah pada 20 Juli, menargetkan infrastruktur sipil Yaman.
Sebanyak 6 orang tewas, 87 lainnya luka-luka, dan kebakaran besar terjadi hingga masih terlihat menyala keesokan harinya.
Karena pelabuhan Hodeidah merupakan pintu masuk penting bagi sebagian besar barang-barang Yaman, para pakar memperingatkan bahwa serangan tersebut, dan serangan lebih lanjut, dapat menghambat bantuan kepada penduduk Yaman, yang sudah sangat bergantung pada bantuan internasional setelah perang bertahun-tahun.
“Target serangan ini lebih merugikan rata-rata warga Yaman dibandingkan kemampuan Houthi melancarkan serangan di Laut Merah atau Israel,” kata Adam Clements, pensiunan atase Angkatan Darat AS untuk Yaman.
Peristiwa ini menggarisbawahi bagaimana kelompok Houthi Yaman muncul sebagai ancaman signifikan di wilayah Laut Merah, melanggar batas keamanan Israel setelah menembakkan ratusan rudal dan drone.
Serangan Houthi juga memperkuat peran kelompok tersebut sebagai aktor kunci lainnya dalam bentrokan antara Israel dan faksi-faksi yang bersekutu dengan Iran, dan meningkatkan risiko serangan lebih lanjut.
Setelah kejadian tersebut, juru bicara Houthi menyatakan, "Kami siap menghadapi reaksi Israel terhadap Yaman."
Ekspektasi Houthi benar-benar menjadi kenyataan ketika jet-jet tempur Israel, termasuk jet siluman F-35, membombardir kota pelabuhan Hodeidah di Laut Merah pada 20 Juli, menargetkan infrastruktur sipil Yaman.
Sebanyak 6 orang tewas, 87 lainnya luka-luka, dan kebakaran besar terjadi hingga masih terlihat menyala keesokan harinya.
Karena pelabuhan Hodeidah merupakan pintu masuk penting bagi sebagian besar barang-barang Yaman, para pakar memperingatkan bahwa serangan tersebut, dan serangan lebih lanjut, dapat menghambat bantuan kepada penduduk Yaman, yang sudah sangat bergantung pada bantuan internasional setelah perang bertahun-tahun.
“Target serangan ini lebih merugikan rata-rata warga Yaman dibandingkan kemampuan Houthi melancarkan serangan di Laut Merah atau Israel,” kata Adam Clements, pensiunan atase Angkatan Darat AS untuk Yaman.
tulis komentar anda