Mengapa Zionis Bombardir Yaman Tak Bikin Houthi Kapok Serang Israel, Ini Analisanya

Selasa, 23 Juli 2024 - 12:54 WIB
Seiring berjalannya waktu, Houthi telah berkembang secara signifikan, setelah mengamankan banyak wilayah sejak perang Yaman melawan koalisi pimpinan Arab Saudi pada tahun 2015. Awalnya mereka memulai sebagai gerakan revivalis kecil yang dibentuk pada tahun 1992.

Dukungan Iran telah memainkan peran penting dalam memberdayakan kelompok Houthi, dan keberpihakan ini semakin mendalam dalam sembilan bulan terakhir.

Ketika Israel terus menyerang Gaza, bersamaan dengan pertempuran kecil yang hampir terjadi setiap hari dengan Hizbullah di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel, kelompok Houthi kini telah membuka front baru dalam koordinasi dengan sekutu-sekutunya dalam kelompok "Poros Perlawanan" yang anti-Israel dan anti-AS.

Dengan memperkuat hubungan dengan sekutu-sekutu Iran dalam konteks regional lainnya, Houthi telah mengisyaratkan tingkat koordinasi dan kerja sama strategis yang belum pernah terjadi sebelumnya antara sekutu-sekutu bersenjata Iran.

“Eskalasi bersama ini bukan semata-mata respons terhadap serangan udara Israel terhadap Lebanon Selatan tadi malam, yang menimbulkan korban sipil, namun juga tampaknya merupakan respons strategis terhadap upaya Netanyahu untuk menggagalkan perundingan gencatan senjata menjelang kunjungannya ke AS minggu ini,” kata Amal Saad, dosen politik di Universitas Cardiff, di X.

Nabil Al-Bukiri, seorang peneliti Yaman yang berbasis di Istanbul, mengatakan kepada The New Arab, “Tidak ada keraguan bahwa Houthi telah muncul sebagai kekuatan di kawasan ini, sebagian besar karena aliansi mereka dengan Iran, Hizbullah, dan Pasukan Mobilisasi Populer Irak."

Al-Bukiri menambahkan bahwa serangan terbaru ini menandakan bagaimana Houthi telah memperkuat posisi mereka dalam poros regional yang dipimpin Iran melawan Israel, dan dukungan Teheran telah memungkinkan terjadinya serangan terhadap Israel dan perdagangan Laut Merah.

“Pembalasan Israel terhadap Houthi tidak akan menghalangi Houthi untuk melakukan serangan lagi. Sebaliknya, hal ini memberikan keuntungan propaganda bagi Houthi," paparnya.

Seperti disebutkan, Houthi memiliki ambisi internal mereka sendiri dan mungkin tidak terlalu bergantung pada Teheran dibandingkan sekutu lainnya, seperti Hizbullah dan Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) Irak.

Namun, kelompok Houthi secara proaktif berusaha menempatkan diri mereka di antara "Poros Perlawanan", termasuk secara bilateral dengan Hizbullah dan proksi Iran yang berbasis di Irak.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More