20 Jet Tempur Israel Bombardir Yaman, 3 Tewas, 87 Lainnya Terluka
Minggu, 21 Juli 2024 - 07:51 WIB
TEL AVIV - Sekitar 20 jet tempur Israel telah membombarir kota pelabuhan Hodeidah, Yaman, pada Sabtu atau sehari setelah drone kamikaze Houthi menyerang Tel Aviv. Serangan udara besar-besaran Zionis dilaporkan telah menewaskan tiga orang, dan melukai 87 orang lainnya.
Media Zionis, Israel Hayom, pada Minggu (21/7/2024), melaporkan sekitar 20 jet tempur dikerahkan untuk menyerang Yaman yang berjarak sekitar 1.700 km dari Israel.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan jet-jet tempurnya menyerang sasaran militer rezim Houthi di daerah pelabuhan Hodeidah.
Ini adalah pertama kalinya Israel menyerang Yaman, sekaligus menandai bahwa perang Gaza telah meluas.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan terhadap Yaman sebagai respons langsung atas kematian seorang warga yang berusia 50 tahun dalam serangan drone kamikaze Houthi di Tel Aviv pada hari Jumat.
.
Stasiun televisi (TV) Al Masirah yang dikelola Houthi melaporkan serangan udara Israel menargetkan fasilitas minyak di pelabuhan di pantai barat Yaman, menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai 87 orang lainnya, sebagian besar dari mereka menderita “luka bakar parah”.
Juru bicara Houthi Mohammed Abdulsalam mengatakan serangan Israel juga menghantam sasaran sipil dan pembangkit listrik.
Dia mengecam apa yang disebutnya sebagai “agresi brutal Israel” yang bertujuan untuk meningkatkan “penderitaan rakyat Yaman”.
Juru bicara militer Houthi Yehya Saree berjanji akan menanggapi serangan tersebut, dengan mengatakan bahwa Houthi tidak akan ragu untuk menyerang target vital Israel dan memperingatkan bahwa Tel Aviv masih belum aman.
“Kami telah bersiap untuk perang jangka panjang melawan musuh ini sampai agresi berhenti dan blokade terhadap rakyat Palestina dicabut,” kata Saree.
Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu bahwa Hodeidah “bukanlah pelabuhan yang tidak bersalah.”
“Itu digunakan untuk tujuan militer, digunakan sebagai pintu masuk senjata mematikan yang dipasok ke Houthi oleh Iran,” kata Netanyahu, seraya menambahkan bahwa Hodeidah juga telah digunakan untuk menyerang pelayaran internasional di Laut Merah.
Netanyahu juga mengatakan operasi tersebut, yang mencapai sasaran 1.800 km (1.118 mil) dari perbatasan Israel, menunjukkan musuh Israel serius dalam menanggapi ancaman.
“Hal ini memperjelas kepada musuh-musuh kita bahwa tidak ada tempat yang tidak dapat dijangkau oleh negara Israel,” kata Netanyahu.
Juru bicara IDF Daniel Hagari mengatakan serangan itu juga merupakan respons terhadap sekitar 200 proyektil yang ditembakkan kelompok Houthi ke arah Israel sejak Oktober, ketika perang Israel dengan Hamas di Gaza dimulai.
Sejak awal perang Gaza pecah, Houthi secara teratur menargetkan Israel dengan drone dan rudal, yang sebagian besar telah dicegat oleh sistem pertahanan Zionis atau sekutunya. Namun, kelompok Houthi mengeklaim serangan drone mereka di Tel Aviv pada hari Jumat—yang juga melukai 10 orang—dilakukan oleh drone baru yang mampu “melewati sistem intersepsi musuh.”
Media Zionis, Israel Hayom, pada Minggu (21/7/2024), melaporkan sekitar 20 jet tempur dikerahkan untuk menyerang Yaman yang berjarak sekitar 1.700 km dari Israel.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan jet-jet tempurnya menyerang sasaran militer rezim Houthi di daerah pelabuhan Hodeidah.
Ini adalah pertama kalinya Israel menyerang Yaman, sekaligus menandai bahwa perang Gaza telah meluas.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan terhadap Yaman sebagai respons langsung atas kematian seorang warga yang berusia 50 tahun dalam serangan drone kamikaze Houthi di Tel Aviv pada hari Jumat.
.
Stasiun televisi (TV) Al Masirah yang dikelola Houthi melaporkan serangan udara Israel menargetkan fasilitas minyak di pelabuhan di pantai barat Yaman, menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai 87 orang lainnya, sebagian besar dari mereka menderita “luka bakar parah”.
Juru bicara Houthi Mohammed Abdulsalam mengatakan serangan Israel juga menghantam sasaran sipil dan pembangkit listrik.
Dia mengecam apa yang disebutnya sebagai “agresi brutal Israel” yang bertujuan untuk meningkatkan “penderitaan rakyat Yaman”.
Juru bicara militer Houthi Yehya Saree berjanji akan menanggapi serangan tersebut, dengan mengatakan bahwa Houthi tidak akan ragu untuk menyerang target vital Israel dan memperingatkan bahwa Tel Aviv masih belum aman.
“Kami telah bersiap untuk perang jangka panjang melawan musuh ini sampai agresi berhenti dan blokade terhadap rakyat Palestina dicabut,” kata Saree.
Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu bahwa Hodeidah “bukanlah pelabuhan yang tidak bersalah.”
“Itu digunakan untuk tujuan militer, digunakan sebagai pintu masuk senjata mematikan yang dipasok ke Houthi oleh Iran,” kata Netanyahu, seraya menambahkan bahwa Hodeidah juga telah digunakan untuk menyerang pelayaran internasional di Laut Merah.
Netanyahu juga mengatakan operasi tersebut, yang mencapai sasaran 1.800 km (1.118 mil) dari perbatasan Israel, menunjukkan musuh Israel serius dalam menanggapi ancaman.
“Hal ini memperjelas kepada musuh-musuh kita bahwa tidak ada tempat yang tidak dapat dijangkau oleh negara Israel,” kata Netanyahu.
Juru bicara IDF Daniel Hagari mengatakan serangan itu juga merupakan respons terhadap sekitar 200 proyektil yang ditembakkan kelompok Houthi ke arah Israel sejak Oktober, ketika perang Israel dengan Hamas di Gaza dimulai.
Sejak awal perang Gaza pecah, Houthi secara teratur menargetkan Israel dengan drone dan rudal, yang sebagian besar telah dicegat oleh sistem pertahanan Zionis atau sekutunya. Namun, kelompok Houthi mengeklaim serangan drone mereka di Tel Aviv pada hari Jumat—yang juga melukai 10 orang—dilakukan oleh drone baru yang mampu “melewati sistem intersepsi musuh.”
(mas)
tulis komentar anda