Terapkan Standar Ganda, Jepang Pilih Israel dan Abaikan Palestina dalam Upacara Peringatan Bom Hiroshima

Sabtu, 20 Juli 2024 - 14:35 WIB
Jepang menerapkan standar ganda karena lebih memilih Israel dibandingkan Palestina dalam peringatan bom Hiroshima. Foto/Reuters
TOKYO - Hiroshima, kota di Jepang yang hancur akibat bom atom AS pada tahun 1945, menjadi pusat kontroversi yang berkembang setelah para pejabat setempat menolak seruan untuk tidak mengundang Israel dari upacara tahunannya yang mempromosikan perdamaian dunia ketika perang berkecamuk di Gaza.

Setiap tahun pada tanggal 6 Agustus, Hiroshima mengumpulkan para pejabat asing, bersama dengan penduduk setempat, untuk mengheningkan cipta selama satu menit pada pukul 08:15 untuk memperingati saat yang tepat ketika bom dijatuhkan, yang menewaskan puluhan ribu orang dan mengakhiri Perang Dunia II.

Beberapa aktivis dan kelompok penyintas bom atom mengatakan upacara tersebut bukanlah tempat yang tepat bagi Israel, yang menggempur Gaza dengan serangan-serangannya dalam upaya untuk memberantas Hamas sebagai tanggapan terhadap serangan dahsyat kelompok militan Palestina pada tanggal 7 Oktober tahun lalu.

Mereka mengatakan pemerintah kota Hiroshima harus mengecualikan Israel dari upacara tahun ini, seperti halnya Rusia dan Belarus selama dua tahun terakhir atas invasi Moskow ke Ukraina.



Namun pihak berwenang Hiroshima mengatakan mereka tidak berniat mengecualikan Israel.

“Ini bukan standar ganda. Kebijakan kami adalah mengundang semua negara. Namun, Rusia dan Belarusia merupakan pengecualian karena invasi ke Ukraina,” kata juru bicara pemerintah kota Hiroshima kepada CNN.

“Rusia dan Belarusia tidak diundang untuk memastikan upacara berjalan lancar.”

Pihak berwenang di Nagasaki, kota di Jepang yang terkena bom atom hanya beberapa hari setelah Hiroshima, mengatakan kepada CNN bahwa mereka belum memutuskan apakah akan mengundang Israel ke upacara perdamaian pada 9 Agustus.

Perang Israel di Gaza mungkin “menghalangi kelancaran pelaksanaan upacara tersebut,” kata mereka, seraya menekankan bahwa tindakan tersebut bukanlah sebuah bentuk protes namun sebuah pertimbangan praktis.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More