Militer Israel Kekurangan Tank dan Amunisi dalam Genosida Gaza
Selasa, 16 Juli 2024 - 19:01 WIB
TEL AVIV - Militer Israel mengakui pada Senin (15/7/2024) bahwa mereka kekurangan tank dan amunisi di tengah serangan mematikan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Militer penjajah Zionis mengatakan dalam pengajuannya ke Mahkamah Agung Israel bahwa banyak tanknya rusak selama perang Gaza dan pasokan amunisinya terbatas, menurut laporan harian Israel Yedioth Ahronoth.
Pengakuan tersebut dibuat sebagai tanggapan terhadap petisi yang menuntut dimasukkannya tentara perempuan ke dalam Korps Lapis Baja Angkatan Darat Israel.
“Jumlah tank operasional di korps tidak cukup untuk kebutuhan perang dan untuk melakukan eksperimen penempatan perempuan,” papar surat kabar itu, mengutip pengajuan pengadilan.
Menurut laporan tersebut, Kepala Staf Angkatan Darat Herzi Halevi memutuskan menunda memasukkan perempuan ke dalam posisi tempur hingga November 2025 karena kekurangan tentara yang parah.
Sebanyak 682 tentara Israel telah tewas dan lebih dari 4.100 orang lainnya terluka sejak pecahnya konflik Gaza pada 7 Oktober 2023, menurut angka militer.
Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Lebih dari 38.700 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 89.000 orang terluka akibat genosida oleh Israel, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari sembilan bulan setelah serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza menjadi reruntuhan di tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang keputusan terbarunya memerintahkan Israel segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah.
Rafah menjadi tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum negara itu diinvasi pada tanggal 6 Mei.
Lihat Juga: 3 Alasan Hamas Ingin Menghentikan Perang di Gaza, Nomor 2 Sikap Negara Islam Mengecewakan
Militer penjajah Zionis mengatakan dalam pengajuannya ke Mahkamah Agung Israel bahwa banyak tanknya rusak selama perang Gaza dan pasokan amunisinya terbatas, menurut laporan harian Israel Yedioth Ahronoth.
Pengakuan tersebut dibuat sebagai tanggapan terhadap petisi yang menuntut dimasukkannya tentara perempuan ke dalam Korps Lapis Baja Angkatan Darat Israel.
“Jumlah tank operasional di korps tidak cukup untuk kebutuhan perang dan untuk melakukan eksperimen penempatan perempuan,” papar surat kabar itu, mengutip pengajuan pengadilan.
Menurut laporan tersebut, Kepala Staf Angkatan Darat Herzi Halevi memutuskan menunda memasukkan perempuan ke dalam posisi tempur hingga November 2025 karena kekurangan tentara yang parah.
Sebanyak 682 tentara Israel telah tewas dan lebih dari 4.100 orang lainnya terluka sejak pecahnya konflik Gaza pada 7 Oktober 2023, menurut angka militer.
Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Lebih dari 38.700 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 89.000 orang terluka akibat genosida oleh Israel, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari sembilan bulan setelah serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza menjadi reruntuhan di tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang keputusan terbarunya memerintahkan Israel segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah.
Rafah menjadi tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum negara itu diinvasi pada tanggal 6 Mei.
Lihat Juga: 3 Alasan Hamas Ingin Menghentikan Perang di Gaza, Nomor 2 Sikap Negara Islam Mengecewakan
(sya)
tulis komentar anda