Pria Ini Sudah Ramal Penembakan Donald Trump 4 Bulan Lalu, dan Ternyata Benar

Senin, 15 Juli 2024 - 08:30 WIB
Seorang pria telah meramal penembakan terhadap Donald Trump 4 bulan lalu, dan ternyata terbukti benar. Foto/REUTERS
WASHINGTON - Donald Trump, mantan presiden Amerika Serikat (AS), selamat dari penembakan sebagai upaya pembunuhannya saat kampanye di Butler, Pennsylvania, Sabtu pekan lalu.

Para pengamat dan jurnalis sedang sibuk menganalisis video sebelum, sesudah, dan momen ketika Trump ditembak. Namun, kini muncul video yang diunggah online empat bulan lalu yang berisi ramalan insiden penembakan terhadap Trump.

Dalam video yang di-posting di YouTube pada 14 Maret, pria bernama Bradon Biggs berbicara tentang "visi ilahi" yang dia miliki tentang upaya pembunuhan terhadap Trump.

Biggs memiliki saluran YouTube tempat dia sering mem-posting video tentang apa yang dia sebut sebagai "visions and prophetic warnings (penglihatan dan peringatan kenabian)".



"Saya melihat ada percobaan pembunuhan terhadapnya (Donald Trump). Peluru ini terbang di dekat telinganya dan sangat dekat dengan kepalanya sehingga merusak gendang telinganya, dan saya melihat dia berlutut selama jangka waktu tersebut dan mulai menyembah Tuhan," katanya dalam video tersebut, seperti dikutip NDTV, Senin (15/7/2024).



Deskripsi ramalan itu mirip dengan adegan saat Trump ditembak sniper pekan lalu.

Donald Trump (78) baru saja memulai pidatonya ketika terdengar suara tembakan, menembus telinga kanannya dan membuat wajahnya berlumuran darah. Dia berlutut di belakang podium. Ketika dia muncul sekitar satu menit kemudian, dia berkata, "Fight! Fight! Fight!" sambil mengayunkan tinjunya ke udara.

Banyak pengguna X sekarang mem-posting klip Biggs di mana dia juga mengeklaim bahwa dia melihat Trump "memenangkan kursi kepresidenan".

Biro Investigasi Federal (FBI) telah mengidentifikasi Thomas Matthew Crooks yang berusia 20 tahun sebagai tersangka sniper yang menembak Trump dalam dalam upaya pembunuhan tersebut.

Crooks tewas ditembak kepalanya oleh agen Secret Service setelah dia melepaskan sekitar selusin tembakan.

Seorang peserta kampanye tewas dan dua penonton lainnya terluka dalam penembakan tersebut.

Penembakan itu terjadi kurang dari empat bulan sebelum pemilu 5 November, ketika Trump menghadapi re-match pemilu dengan Presiden Joe Biden dari Partai Demokrat.

Sebagian besar jajak pendapat termasuk yang dilakukan oleh Reuters/Ipsos menunjukkan keduanya bersaing ketat.

Ini adalah penembakan pertama terhadap presiden AS atau kandidat partai besar sejak percobaan pembunuhan terhadap Presiden Partai Republik Ronald Reagan pada tahun 1981.

Insiden ini menimbulkan pertanyaan mengenai kegagalan keamanan yang dilakukan Secret Service, yang memberikan perlindungan seumur hidup kepada para mantan presiden AS, termasuk Trump.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More