Sosok Sniper Penembak Donald Trump Pendiam dan Sering Di-bully di Sekolah
Senin, 15 Juli 2024 - 07:58 WIB
WASHINGTON - Sosok sniper yang menembak calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikenal pendiam, kesepian, dan sering di-bully semasa sekolah.
Sniper tersebut, Thomas Matthew Crooks (20), telah tewas ditembak kepalanya oleh agen Secret Service setelah melepaskan sekitar selusin ke arah Trump saat kampanye di Butler, Pennsylvania, Sabtu lalu.
Trump, yang juga mantan Presiden AS, masih selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Namun bagian atas telinga kanannya tertembus peluru.
FBI masih berupaya untuk menentukan motif penembakan tersebut.
Mantan teman sekolah Crooks menggambarkannya sebagai siswa yang pendiam yang sering dianggap kesepian, menurut laporan ABC News, Senin (15/7/2024).
Namun meski dia tampak "pendiam secara sosial", seorang mantan teman sekolahnya tidak ingat pernah mendengarnya membahas politik atau pun Trump.
Jason Kohler, yang mengaku bersekolah di Sekolah Menengah Atas (SMA) yang sama dengan Crooks, mengatakan tersangka sniper itu sering kali di-bully atau diintimidasi.
"Dia pendiam, tapi dia hanya diintimidasi. Dia sering diintimidasi," kata Kohler kepada wartawan.
Sniper tersebut, Thomas Matthew Crooks (20), telah tewas ditembak kepalanya oleh agen Secret Service setelah melepaskan sekitar selusin ke arah Trump saat kampanye di Butler, Pennsylvania, Sabtu lalu.
Trump, yang juga mantan Presiden AS, masih selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Namun bagian atas telinga kanannya tertembus peluru.
FBI masih berupaya untuk menentukan motif penembakan tersebut.
Mantan teman sekolah Crooks menggambarkannya sebagai siswa yang pendiam yang sering dianggap kesepian, menurut laporan ABC News, Senin (15/7/2024).
Namun meski dia tampak "pendiam secara sosial", seorang mantan teman sekolahnya tidak ingat pernah mendengarnya membahas politik atau pun Trump.
Jason Kohler, yang mengaku bersekolah di Sekolah Menengah Atas (SMA) yang sama dengan Crooks, mengatakan tersangka sniper itu sering kali di-bully atau diintimidasi.
"Dia pendiam, tapi dia hanya diintimidasi. Dia sering diintimidasi," kata Kohler kepada wartawan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda