Rusia Disebut Coba Habisi Bos Perusahaan Senjata yang Kirim Peluru Artileri ke Ukraina
Jum'at, 12 Juli 2024 - 09:46 WIB
WASHINGTON - Intelijen Amerika Serikat (AS) menemukan pada awal tahun ini bahwa Rusia berencana membunuh kepala eksekutif produsen senjata Jerman; Rheinmetall, yang telah memproduksi peluru artileri dan kendaraan militer untuk Ukraina.
CNN melaporkan hal itu pada Kamis, mengutip lima pejabat AS dan Barat yang tidak disebutkan namanya.
Menurut laporan CNN, plot untuk membunuh CEO Rheinmetall Armin Papperger adalah salah satu dari serangkaian rencana pemerintah Rusia untuk membunuh para eksekutif industri pertahanan di seluruh Eropa yang mendukung upaya perang Ukraina, menurut CNN.
Amerika Serikat memberi tahu Jerman, lanjut laporan itu, seraya menambahkan bahwa dinas keamanan Jerman mampu melindungi Papperger.
“Langkah-langkah yang diperlukan selalu diambil melalui konsultasi rutin dengan otoritas keamanan,” kata Rheinmetall dalam sebuah pernyataan yang dilansir Reuters, Jumat (12/7/2024).
Rheinmetall adalah salah satu produsen peluru artileri dan tank terbesar di dunia. Ia mulai meningkatkan produksinya setelah invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022.
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, sekutu dekat Presiden Vladimir Putin, sebelumnya mengatakan Rusia akan membalas dengan menyerang fasilitas apa pun yang didirikan Rheinmetall di Ukraina.
Komentar tersebut muncul setelah Rheinmetall mengatakan pada Mei 2023 bahwa pihaknya telah mendirikan usaha patungan dengan konglomerat milik negara Ukraina, Ukroboronprom, untuk membangun dan memperbaiki tank di Ukraina.
Pada bulan Februari, Rheinmetall mengumumkan bahwa mereka juga berencana membuka pabrik amunisi di Ukraina.
Dua bulan kemudian, Papperger—yang telah bekerja di Rheinmetall selama 34 tahun, termasuk lebih dari 11 tahun sebagai CEO—menjadi berita utama ketika rumah tamannya dibakar oleh apa yang dikatakan oleh surat kabar tabloid Bild sebagai ulah aktivis sayap kiri.
Ketika ditanya tentang laporan tersebut pada KTT NATO di Washington, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan Rusia melancarkan perang agresi campuran, termasuk serangan siber dan sabotase infrastruktur.
“Ini sekali lagi menggarisbawahi bahwa kami sebagai orang Eropa harus melindungi diri kami sebaik mungkin dan tidak bersikap naif,” ujarnya.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Jerman menolak mengomentari laporan CNN tersebut, dan menambahkan bahwa pemerintah pada umumnya menganggap serius ancaman yang ditimbulkan oleh rezim Rusia.
“Otoritas keamanan kami sangat waspada dan mengambil tindakan yang sesuai, melalui kerja sama yang erat dengan mitra internasional kami,” kata juru bicara tersebut.
“Pemerintah Federal tidak akan terintimidasi oleh ancaman Rusia. Kami akan terus melakukan segala daya kami untuk mencegah kemungkinan ancaman di Jerman.”
CNN melaporkan hal itu pada Kamis, mengutip lima pejabat AS dan Barat yang tidak disebutkan namanya.
Menurut laporan CNN, plot untuk membunuh CEO Rheinmetall Armin Papperger adalah salah satu dari serangkaian rencana pemerintah Rusia untuk membunuh para eksekutif industri pertahanan di seluruh Eropa yang mendukung upaya perang Ukraina, menurut CNN.
Amerika Serikat memberi tahu Jerman, lanjut laporan itu, seraya menambahkan bahwa dinas keamanan Jerman mampu melindungi Papperger.
“Langkah-langkah yang diperlukan selalu diambil melalui konsultasi rutin dengan otoritas keamanan,” kata Rheinmetall dalam sebuah pernyataan yang dilansir Reuters, Jumat (12/7/2024).
Rheinmetall adalah salah satu produsen peluru artileri dan tank terbesar di dunia. Ia mulai meningkatkan produksinya setelah invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022.
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, sekutu dekat Presiden Vladimir Putin, sebelumnya mengatakan Rusia akan membalas dengan menyerang fasilitas apa pun yang didirikan Rheinmetall di Ukraina.
Komentar tersebut muncul setelah Rheinmetall mengatakan pada Mei 2023 bahwa pihaknya telah mendirikan usaha patungan dengan konglomerat milik negara Ukraina, Ukroboronprom, untuk membangun dan memperbaiki tank di Ukraina.
Pada bulan Februari, Rheinmetall mengumumkan bahwa mereka juga berencana membuka pabrik amunisi di Ukraina.
Dua bulan kemudian, Papperger—yang telah bekerja di Rheinmetall selama 34 tahun, termasuk lebih dari 11 tahun sebagai CEO—menjadi berita utama ketika rumah tamannya dibakar oleh apa yang dikatakan oleh surat kabar tabloid Bild sebagai ulah aktivis sayap kiri.
Ketika ditanya tentang laporan tersebut pada KTT NATO di Washington, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan Rusia melancarkan perang agresi campuran, termasuk serangan siber dan sabotase infrastruktur.
“Ini sekali lagi menggarisbawahi bahwa kami sebagai orang Eropa harus melindungi diri kami sebaik mungkin dan tidak bersikap naif,” ujarnya.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Jerman menolak mengomentari laporan CNN tersebut, dan menambahkan bahwa pemerintah pada umumnya menganggap serius ancaman yang ditimbulkan oleh rezim Rusia.
“Otoritas keamanan kami sangat waspada dan mengambil tindakan yang sesuai, melalui kerja sama yang erat dengan mitra internasional kami,” kata juru bicara tersebut.
“Pemerintah Federal tidak akan terintimidasi oleh ancaman Rusia. Kami akan terus melakukan segala daya kami untuk mencegah kemungkinan ancaman di Jerman.”
(mas)
tulis komentar anda