29 Warga Palestina Tewas Dirudal Israel saat Nonton Bola: 'Potongan Tubuh Berserakan'
Kamis, 11 Juli 2024 - 13:10 WIB
GAZA - Sebuah rudal Israel menghantam area perkemahan di Gaza selatan pada Selasa, tepat ketika para pengungsi Palestina berkumpul untuk menonton pertandingan sepak bola di sebuah sekolah.
Setidaknya 29 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dalam serangan itu, menurut pejabat Palestina.
Serangan terjadi ketika para penonton memadati halaman sekolah di Abassan timur Khan Younis dan pedagang asongan menjual smoothie dan biskuit.
"Mereka sedang menonton pertandingan sepak bola. Ada yang terluka dan menjadi korban. Saya menyaksikan ini, orang-orang terlempar danpotongan tubuh berserakan, darah," kata seorang wanita muda, Ghazzal Nasser, kepada Reuters di Abassan, Kamis (11/7/2024).
"Semua normal. Orang-orang bermain, ada yang jual beli (makanan dan minuman). Tidak ada suara pesawat atau apa pun," ujarnya.
Militer Israel mengatakan pihaknya sedang meninjau laporan bahwa warga sipil dirugikan.
Disebutkan oleh militer Zionis bahwa insiden tersebut terjadi ketika mereka menyerang dengan “amunisi presisi” terhadap seorang milisi Hamas yang mengambil bagian dalam serangan 7 Oktober di Israel yang memicu perang Gaza sekarang ini.
Pihak militer Zionis tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai apakah mereka mengetahui pertandingan sepak bola sedang berlangsung ketika serangan diperintahkan.
Di dekat Rumah Sakit Nasser, puluhan warga Palestina mengucapkan selamat tinggal kepada orang-orang terkasih sebelum pemakaman dan penguburan.
“Sekolah-sekolah penuh sesak dengan orang dan jalanan juga penuh, tiba-tiba sebuah rudal menghantam dan menghancurkan seluruh tempat,” kata Asmaa Qudeih, yang kehilangan beberapa kerabatnya dalam serangan tersebut.
“Mayat terbang tertiup angin,potongan tubuh beterbangan, saya tidak tahu bagaimana menjelaskannya,” katanya.
Pasukan Israel terus melancarkan serangan mereka di Gaza utara dan tengah pada hari Rabu, dan memperdalam serangan mereka ke dua distrik Kota Gaza, melakukan pencarian dari rumah ke rumah.
Kelompok militan Hamas mengatakan kampanye baru Israel mengancam akan menggagalkan upaya untuk mencapai gencatan senjata dalam perang yang telah berlangsung selama sembilan bulan tersebut, dan perundingan akan dilanjutkan di Doha pada hari Rabu.
Di Yerusalem, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada utusan Amerika Serikat (AS) untuk Timur Tengah Brett McGurk bahwa dia berkomitmen untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza asalkan garis merah Israel dipatuhi, kata kantornya.
Hamas telah menerima bagian penting dari rencana AS yang bertujuan untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama sembilan bulan, dan membatalkan tuntutan agar Israel terlebih dahulu berkomitmen pada gencatan senjata permanen sebelum menandatangani perjanjian tersebut.
Netanyahu menegaskan kesepakatan itu tidak boleh menghalangi Israel untuk melanjutkan pertempuran sampai tujuan perangnya tercapai. Pada awal perang, dia berjanji untuk memusnahkan Hamas.
Selebaran dijatuhkan di Kota Gaza pada hari Rabu, kali ini dengan peta yang menandai “rute aman” untuk evakuasi seluruh kota, bukan hanya distrik tertentu. Selebaran Israel mendesak warga sipil untuk menuju ke selatan menuju Jalur Gaza tengah.
Kota tersebut, yang merupakan rumah bagi lebih dari seperempat penduduk Gaza sebelum perang, dihancurkan oleh serangan Israel pada minggu-minggu pertama pertempuran tahun lalu, namun ratusan ribu warga Gaza diyakini telah kembali ke reruntuhan tersebut dalam beberapa bulan terakhir.
Para warga mengatakan pasukan Israel berpatroli di jalan utama menuju pantai, sniper siaga di atap beberapa gedung tinggi yang masih berdiri, dan tank ditempatkan di dalam markas besar badan pengungsi Palestina PBB UNRWA.
Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukannya melanjutkan operasi di Kota Gaza melawan militan Hamas dan sekutunya Jihad Islam Palestina, yang menurut mereka beroperasi dari dalam fasilitas UNRWA, menggunakannya sebagai basis serangan.
Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan mereka telah menerima puluhan panggilan putus asa dari warga di Kota Gaza yang terjebak di rumah mereka, namun tim tidak dapat menghubungi mereka karena intensitas pengeboman.
“Informasi yang datang dari Kota Gaza menunjukkan warga hidup dalam kondisi yang tragis. Pasukan pendudukan (Israel) terus menyerang distrik pemukiman, dan menggusur orang-orang dari rumah dan tempat perlindungan mereka,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Sayap bersenjata Hamas dan Jihad Islam Palestina mengatakan para pejuang bertempur dengan pasukan Israel yang beroperasi di daerah tersebut dengan roket anti-tank dan bom mortir, dan terkadang dalam pertempuran jarak dekat.
Militer Israel mengumumkan bahwa salah satu tentaranya tewas dalam pertempuran pada hari Selasa di Gaza tengah. Mereka telah mempublikasikan nama-nama 681 personel militer yang tewas dalam serangan 7 Oktober dan pertempuran berikutnya.
Setidaknya 29 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dalam serangan itu, menurut pejabat Palestina.
Serangan terjadi ketika para penonton memadati halaman sekolah di Abassan timur Khan Younis dan pedagang asongan menjual smoothie dan biskuit.
"Mereka sedang menonton pertandingan sepak bola. Ada yang terluka dan menjadi korban. Saya menyaksikan ini, orang-orang terlempar danpotongan tubuh berserakan, darah," kata seorang wanita muda, Ghazzal Nasser, kepada Reuters di Abassan, Kamis (11/7/2024).
"Semua normal. Orang-orang bermain, ada yang jual beli (makanan dan minuman). Tidak ada suara pesawat atau apa pun," ujarnya.
Militer Israel mengatakan pihaknya sedang meninjau laporan bahwa warga sipil dirugikan.
Disebutkan oleh militer Zionis bahwa insiden tersebut terjadi ketika mereka menyerang dengan “amunisi presisi” terhadap seorang milisi Hamas yang mengambil bagian dalam serangan 7 Oktober di Israel yang memicu perang Gaza sekarang ini.
Pihak militer Zionis tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai apakah mereka mengetahui pertandingan sepak bola sedang berlangsung ketika serangan diperintahkan.
Di dekat Rumah Sakit Nasser, puluhan warga Palestina mengucapkan selamat tinggal kepada orang-orang terkasih sebelum pemakaman dan penguburan.
“Sekolah-sekolah penuh sesak dengan orang dan jalanan juga penuh, tiba-tiba sebuah rudal menghantam dan menghancurkan seluruh tempat,” kata Asmaa Qudeih, yang kehilangan beberapa kerabatnya dalam serangan tersebut.
“Mayat terbang tertiup angin,potongan tubuh beterbangan, saya tidak tahu bagaimana menjelaskannya,” katanya.
Pasukan Israel terus melancarkan serangan mereka di Gaza utara dan tengah pada hari Rabu, dan memperdalam serangan mereka ke dua distrik Kota Gaza, melakukan pencarian dari rumah ke rumah.
Kelompok militan Hamas mengatakan kampanye baru Israel mengancam akan menggagalkan upaya untuk mencapai gencatan senjata dalam perang yang telah berlangsung selama sembilan bulan tersebut, dan perundingan akan dilanjutkan di Doha pada hari Rabu.
Di Yerusalem, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada utusan Amerika Serikat (AS) untuk Timur Tengah Brett McGurk bahwa dia berkomitmen untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza asalkan garis merah Israel dipatuhi, kata kantornya.
Hamas telah menerima bagian penting dari rencana AS yang bertujuan untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama sembilan bulan, dan membatalkan tuntutan agar Israel terlebih dahulu berkomitmen pada gencatan senjata permanen sebelum menandatangani perjanjian tersebut.
Netanyahu menegaskan kesepakatan itu tidak boleh menghalangi Israel untuk melanjutkan pertempuran sampai tujuan perangnya tercapai. Pada awal perang, dia berjanji untuk memusnahkan Hamas.
Selebaran dijatuhkan di Kota Gaza pada hari Rabu, kali ini dengan peta yang menandai “rute aman” untuk evakuasi seluruh kota, bukan hanya distrik tertentu. Selebaran Israel mendesak warga sipil untuk menuju ke selatan menuju Jalur Gaza tengah.
Kota tersebut, yang merupakan rumah bagi lebih dari seperempat penduduk Gaza sebelum perang, dihancurkan oleh serangan Israel pada minggu-minggu pertama pertempuran tahun lalu, namun ratusan ribu warga Gaza diyakini telah kembali ke reruntuhan tersebut dalam beberapa bulan terakhir.
Para warga mengatakan pasukan Israel berpatroli di jalan utama menuju pantai, sniper siaga di atap beberapa gedung tinggi yang masih berdiri, dan tank ditempatkan di dalam markas besar badan pengungsi Palestina PBB UNRWA.
Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukannya melanjutkan operasi di Kota Gaza melawan militan Hamas dan sekutunya Jihad Islam Palestina, yang menurut mereka beroperasi dari dalam fasilitas UNRWA, menggunakannya sebagai basis serangan.
Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan mereka telah menerima puluhan panggilan putus asa dari warga di Kota Gaza yang terjebak di rumah mereka, namun tim tidak dapat menghubungi mereka karena intensitas pengeboman.
“Informasi yang datang dari Kota Gaza menunjukkan warga hidup dalam kondisi yang tragis. Pasukan pendudukan (Israel) terus menyerang distrik pemukiman, dan menggusur orang-orang dari rumah dan tempat perlindungan mereka,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Sayap bersenjata Hamas dan Jihad Islam Palestina mengatakan para pejuang bertempur dengan pasukan Israel yang beroperasi di daerah tersebut dengan roket anti-tank dan bom mortir, dan terkadang dalam pertempuran jarak dekat.
Militer Israel mengumumkan bahwa salah satu tentaranya tewas dalam pertempuran pada hari Selasa di Gaza tengah. Mereka telah mempublikasikan nama-nama 681 personel militer yang tewas dalam serangan 7 Oktober dan pertempuran berikutnya.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda