Wanita China Sewa Pembunuh Bayaran untuk Habisi Istri Selingkuhannya dengan Imbalan Seks
Selasa, 09 Juli 2024 - 13:19 WIB
WASHINGTON - Seorang wanita warga negara China yang tinggal di Queens, Amerika Serikat (AS) mencoba menyewa pria pembunuh bayaran untuk membunuh istri dan putri dari pria selingkuhannya. Sebagai imbalannya, dia menawarkan layanan seks.
Yue Zhou (42) diduga telah membayar USD5.000 ke situs palsu yang dia pikir akan mengirim senjata sewaan untuk menghabisi keluarga pria selingkuhannya—yang masih terikat pernikahan dengan calon korban—pada tahun 2019. Demikian dipaparkan Jaksa AS Breon Peace dalam sebuah pernyataan.
Zhou dijadwalkan akan didakwa di pengadilan federal Brooklyn pada hari Senin dan jaksa telah meminta pengadilan untuk mengembalikannya ke penjara. “Berdasarkan upayanya yang terencana dan telaten untuk membunuh banyak orang, yang menurut mereka menjadikannya bahaya yang jelas bagi masyarakat jika dibebaskan,” bunyi dokumen jaksa yang diajukan ke pengadilan, seperti dikutip New York Post, Selasa (9/7/2024).
Zhou—yang tidak memiliki status hukum tinggal permanen di Amerika Serikat—menghadapi hukuman lebih dari 12 tahun penjara jika terbukti bersalah. Dia juga bisa dideportasi, menurut pernyataan jaksa.
Menurut jaksa, cerita upaya Zhou untuk membunuh dua calon korban itu dimulai antara 25 Maret hingga 4 April 2019, ketika Zhou diduga menggunakan nama alias “Bigtree” memerintahkan pembunuh bayaran di situs tersebut, kemudian mengontrak layanan pertukaran finansial Ukraina untuk pembayaran Bitcoin.
Dia, lanjut jaksa, memberikan banyak rincian tentang dua calon korban, termasuk alamat rumahnya, jadwal kerjanya dan waktu terbaik untuk menemukannya.
“Pada saat itu, terdakwa berselingkuh dengan pasangan (calon korban), dan terlibat secara emosional dalam hubungan tersebut, mengungkapkan keinginan untuk menikah dan memiliki anak bersamanya,” imbuh pernyataan jaksa.
Lebih lanjut, jaksa mengatakan, Zhou juga ingin putri dari pria selingkuhannya dimutilasi, dan mencoba membuat situs web palsu tersebut menambahkannya ke dalam daftar target.
Dia sendiri juga mengancam calon korban, dengan menulis pesan teks pada bulan Desember 2019 bahwa dia akan memutilasi tubuhnya “menjadi ratusan bagian.”
“Saya tahu di mana Anda tinggal,” tulisnya, menurut penyelidikan FBI. “Saya memperhatikan Anda sepanjang waktu.”
Zhou, menurut FBI, diduga bekerja di beberapa spa terlarang yang berhubungan dengan perdagangan seks.
Namun, Zhou—yang menurut FBI telah bekerja selama bertahun-tahun di spa terlarang di seluruh Amerika Serikat—tidak tahu bahwa situs pembunuh bayaran tersebut adalah penipuan.
Ketika dia sadar, dia diduga mulai mengirimkan “ancaman yang mengganggu” berupa kekerasan fisik dan seksual terhadap administrator situs dan keluarganya, menurut dokumen pengadilan.
Tapi dia juga belum selesai dengan keluarga pria selingkuhaannya.
Pada bulan Februari 2021, Zhou mengirim SMS ke tetangga putri dari pria selingkuhannya dan meminta agar mereka membunuhnya, imbuh jaksa.
Dugaan rencana Zhou digagalkan karena situs web yang dia gunakan sebenarnya adalah penipuan.
“Zhou menawarkan tetangganya USD10.000 dan layanan seksual sebagai imbalan atas pembunuhan (putri selingkuhanya) dan membuang jenazahnya ke danau,” kata jaksa.
Tidak jelas bagaimana FBI mengetahui rencana Zhou.
Namun mereka menangkapnya di spa Virginia pada 5 Juni, kemudian mengekstradisinya ke New York pada 3 Juli.
“Yue Zhou dituduh menawarkan mata uang kripto, uang tunai, dan bahkan bantuan seksual selama diskusinya terkait pembunuhan pasangan selingkuhannya dan anak perempuan dewasanya,” kata Ivan Arvelo, kepala kantor Investigasi Keamanan Dalam Negeri di New York, dalam pernyataan jaksa.
“Sedikit yang dia tahu, situs web yang dia pikir dia gunakan untuk mencari pembunuh bayaran adalah sebuah lelucon, dan kejahatan yang dituduhkan kepadanya segera menyusulnya.”
FBI menambahkan bahwa Zhou telah bekerja di beberapa spa di seluruh negeri yang memiliki reputasi terlibat dalam prostitusi, termasuk bisnis di Wyoming, Maryland dan Virginia.
Yue Zhou (42) diduga telah membayar USD5.000 ke situs palsu yang dia pikir akan mengirim senjata sewaan untuk menghabisi keluarga pria selingkuhannya—yang masih terikat pernikahan dengan calon korban—pada tahun 2019. Demikian dipaparkan Jaksa AS Breon Peace dalam sebuah pernyataan.
Zhou dijadwalkan akan didakwa di pengadilan federal Brooklyn pada hari Senin dan jaksa telah meminta pengadilan untuk mengembalikannya ke penjara. “Berdasarkan upayanya yang terencana dan telaten untuk membunuh banyak orang, yang menurut mereka menjadikannya bahaya yang jelas bagi masyarakat jika dibebaskan,” bunyi dokumen jaksa yang diajukan ke pengadilan, seperti dikutip New York Post, Selasa (9/7/2024).
Zhou—yang tidak memiliki status hukum tinggal permanen di Amerika Serikat—menghadapi hukuman lebih dari 12 tahun penjara jika terbukti bersalah. Dia juga bisa dideportasi, menurut pernyataan jaksa.
Menurut jaksa, cerita upaya Zhou untuk membunuh dua calon korban itu dimulai antara 25 Maret hingga 4 April 2019, ketika Zhou diduga menggunakan nama alias “Bigtree” memerintahkan pembunuh bayaran di situs tersebut, kemudian mengontrak layanan pertukaran finansial Ukraina untuk pembayaran Bitcoin.
Dia, lanjut jaksa, memberikan banyak rincian tentang dua calon korban, termasuk alamat rumahnya, jadwal kerjanya dan waktu terbaik untuk menemukannya.
“Pada saat itu, terdakwa berselingkuh dengan pasangan (calon korban), dan terlibat secara emosional dalam hubungan tersebut, mengungkapkan keinginan untuk menikah dan memiliki anak bersamanya,” imbuh pernyataan jaksa.
Lebih lanjut, jaksa mengatakan, Zhou juga ingin putri dari pria selingkuhannya dimutilasi, dan mencoba membuat situs web palsu tersebut menambahkannya ke dalam daftar target.
Dia sendiri juga mengancam calon korban, dengan menulis pesan teks pada bulan Desember 2019 bahwa dia akan memutilasi tubuhnya “menjadi ratusan bagian.”
“Saya tahu di mana Anda tinggal,” tulisnya, menurut penyelidikan FBI. “Saya memperhatikan Anda sepanjang waktu.”
Zhou, menurut FBI, diduga bekerja di beberapa spa terlarang yang berhubungan dengan perdagangan seks.
Namun, Zhou—yang menurut FBI telah bekerja selama bertahun-tahun di spa terlarang di seluruh Amerika Serikat—tidak tahu bahwa situs pembunuh bayaran tersebut adalah penipuan.
Ketika dia sadar, dia diduga mulai mengirimkan “ancaman yang mengganggu” berupa kekerasan fisik dan seksual terhadap administrator situs dan keluarganya, menurut dokumen pengadilan.
Tapi dia juga belum selesai dengan keluarga pria selingkuhaannya.
Pada bulan Februari 2021, Zhou mengirim SMS ke tetangga putri dari pria selingkuhannya dan meminta agar mereka membunuhnya, imbuh jaksa.
Dugaan rencana Zhou digagalkan karena situs web yang dia gunakan sebenarnya adalah penipuan.
“Zhou menawarkan tetangganya USD10.000 dan layanan seksual sebagai imbalan atas pembunuhan (putri selingkuhanya) dan membuang jenazahnya ke danau,” kata jaksa.
Tidak jelas bagaimana FBI mengetahui rencana Zhou.
Namun mereka menangkapnya di spa Virginia pada 5 Juni, kemudian mengekstradisinya ke New York pada 3 Juli.
“Yue Zhou dituduh menawarkan mata uang kripto, uang tunai, dan bahkan bantuan seksual selama diskusinya terkait pembunuhan pasangan selingkuhannya dan anak perempuan dewasanya,” kata Ivan Arvelo, kepala kantor Investigasi Keamanan Dalam Negeri di New York, dalam pernyataan jaksa.
“Sedikit yang dia tahu, situs web yang dia pikir dia gunakan untuk mencari pembunuh bayaran adalah sebuah lelucon, dan kejahatan yang dituduhkan kepadanya segera menyusulnya.”
FBI menambahkan bahwa Zhou telah bekerja di beberapa spa di seluruh negeri yang memiliki reputasi terlibat dalam prostitusi, termasuk bisnis di Wyoming, Maryland dan Virginia.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda