AS Ingin Kerahkan Rudal Jarak Menengah ke Asia, China: Provokasi Terang-terangan!

Minggu, 23 Agustus 2020 - 11:28 WIB
Rudal jarak menengah berbasis darat saat diuji coba Angkatan Udara Amerika Serikat. Foto/Air Force Magazine
BEIJING - Pemerintah China mengecam keras rencana Amerika Serikat (AS) mengerahkan rudal jarak menengah berbasis darat ke beberapa negara Asia. Beijing menganggap Washington sudah melakukan provokasi terang-terangan di depan pintu China.

Kecaman itu disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian. Dia merespons pernyataan baru-baru ini oleh Marshall Billingslea, Utusan Khusus Presiden AS untuk Pengendalian Senjata, yang mengatakan AS berencana untuk membahas penempatan rudal di beberapa Negara-negara Asia. Billingsea, yang awalnya ditunjuk oleh Presiden AS Donald Trump sebagai Asisten Sekretaris untuk Pembiayaan Teroris pada 2017, mengisyaratkan bahwa Jepang bisa menjadi salah satu negara yang menjadi lokasi pengerahan misil Amerika.

"Upaya AS untuk mengerahkan rudal jarak menengah berbasis darat konsisten dengan peningkatan kehadiran militernya di Asia Pasifik dan apa yang disebut 'strategi Indo-Pasifik' selama beberapa tahun terakhir, sebuah demonstrasi khas dari mentalitas Perang Dingin-nya," kata Zhao. (Baca: Bos Pentagon Ingin Tempatkan Rudal AS di Asia )



"Melalui perkataan dan perbuatannya, AS telah sangat merusak perdamaian dan keamanan regional dan global, berdampak pada pengendalian senjata internasional dan proses pelucutan senjata, melemahkan rasa saling percaya antara negara-negara besar dan mengikis stabilitas strategis global, yang merugikan negara lain dan dirinya sendiri," ujarnya, seperti dilansir Express.co.uk, Minggu (23/8/2020).

"China dengan tegas menentang rencana AS untuk mengerahkan rudal jarak menengah berbasis darat di Asia Pasifik dan menyesalkan tindakannya yang sering dilakukan untuk menekan tetangga China dan provokasi terang-terangan di depan pintu China," paparnya.

"Kami mendesak AS untuk mengikuti tren zaman, berperilaku bertanggung jawab dan melakukan hal-hal yang kondusif bagi perdamaian dan stabilitas regional dan dunia daripada melakukan yang sebaliknya," imbuh diplomat Beijing tersebut.

Di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara adidaya tersebut, Zhao menyampaikan peringatan keras Beijing pada Washington. "Jika AS bertekad untuk mengambil jalan yang salah, China terpaksa mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk secara tegas melindungi kepentingan keamanannya," ujarnya.

"Kami juga menyerukan kepada negara-negara di kawasan Asia Pasifik untuk sadar akan niat sebenarnya di balik dan konsekuensi parah dari langkah AS, dan menahan diri untuk tidak bertindak sebagai pion bagi AS," paparnya.

Berbicara kepada surat kabar Jepang, Nikkei, pekan lalu, Billingslea mengatakan AS akan berbicara dengan sekutu Asia tentang penyebaran rudal yang sekarang sedang dikembangkan untuk melawan apa yang disebutnya "ancaman langsung" yang ditimbulkan oleh persenjataan nuklir China.

"Washington terlibat dalam pembicaraan dengan teman-teman dan sekutu kami di Asia mengenai ancaman langsung yang ditimbulkan oleh pembangunan (senjata) nuklir China, tidak hanya untuk Amerika Serikat tetapi juga untuk mereka, dan jenis kemampuan yang kami perlukan untuk mempertahankan aliansi di masa depan," katanya. (Baca: Guam Target Empuk Rudal Jelajah China, Ini Cara AS Melindunginya )

Secara khusus dia menyatakan rudal jelajah jarak menengah non-nuklir yang diluncurkan dari darat, yang saat ini sedang dikembangkan di AS, dibutuhkan oleh negara-negara seperti Jepang di masa depan.

Rudal yang dimaksud memiliki jangkauan maksimum lebih dari 620 mil, yang berarti untuk digunakan secara efektif melawan China jika dikerahkan di Asia.

Hubungan antara China dan Barat telah memburuk secara tajam dalam beberapa bulan terakhir setelah pandemi virus corona, yang pertama kali muncul di kota Wuhan, China.

Politisi Inggris termasuk Tobias Ellwood, ketua Komite Pemilihan Pertahanan Parlemen, juga telah menyuarakan keprihatinan tentang perilaku Beijing yang semakin agresif di panggung dunia.

Saat ini, Barat fokus menyoroti apa yang mereka sebut sebagai militerisasi China di pulau-pulau sengketa di Laut China Selatan . (Baca juga: Situasi Laut China Menegangkan, Malaysia Tembak Mati Nelayan Vietnam )

Laporan media di China dan Vietnam kemarin menunjukkan China telah mengerahkan jet tempur dan setidaknya satu pembom ke Kepulauan Paracel.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam, Le Thi Thu Hang, mengecam manuver pesawat pembom tersebut. "Fakta bahwa pihak terkait mengirim senjata dan pembom tidak hanya melanggar kedaulatan Vietnam tetapi juga membahayakan situasi di daerah tersebut," ujarnya yang menegaskan klaim Vietnam atas Kepulauan Paracel.

China sendiri mengklaim kedaulatan atas sekitar 90 persen perairan Laut China Selatan .
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More