Ajudan Cantik Presiden Assad Tewas di Tengah Rumor Perselingkuhan Mereka
Senin, 08 Juli 2024 - 13:56 WIB
DAMASKUS - Di tengah semua kekacauan yang melanda Timur Tengah, ajudan Presiden Suriah Bashar al-Assad, Luna al-Shibl, tewas dalam tabrakan mobil di Damaskus, Jumat lalu.
Sehari setelah kematian ajudan cantik tersebut, media Suriah melaporkan bahwa kematiannya diduga sebagai kasus pembunuhan.
Menurut surat kabar Arab pro-Qatar; Al-Jadeed, banyak orang di Suriah menyebut insiden tersebut sebagai “kecelakaan yang disengaja”, yang menyiratkan upaya pembunuhan.
Laporan itu mengatakan pengemudi mobil ditangkap setelah bertabrakan dengan mobil al-Shibl.
Segera setelah kecelakaan itu, al-Shibl dibawa ke rumah sakit dengan luka parah. Namun, kondisinya memburuk dan dokter mengumumkan kematiannya setelah dia menderita pendarahan otak.
Media lokal berspekulasi bahwa Shibl telah mengumpulkan “musuh-musuh berbahaya” selama karier politiknya.
Laporan lain dari media Israel, Ynet, istri Presiden Suriah Assad, Asma al-Assad, pernah berupaya untuk mencopot Shibl dari jabatannya di masa lalu menyusul rumor perselingkuhan antara sang suami dan ajudan cantiknya tersebut.
Media lokal, yang dikutip First Post, Senin (8/7/2024), juga menyoroti ketegangan antara Shible dan penasihat media Assad, Bouthaina Shaaban.
Di tengah kekacauan tersebut, muncul laporan bahwa agen Hizbullah di Suriah menuduh al-Shibl memberikan informasi sensitif kepada tokoh-tokoh Rusia yang beroperasi di negara Timur Tengah tersebut.
Sementara itu, saudara laki-laki al-Shibl diduga memberikan informasi intelijen ke Israel dan suaminya ditangkap atas tuduhan penggelapan dan penyuapan.
Menariknya, setelah pengumuman kematiannya, Iran meminta empat perwira senior di istana Suriah untuk ditangkap dan diinterogasi oleh senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) yang ditempatkan di Damaskus.
“Luna al-Shibl menikmati status khusus, dikenal sangat waspada dan setia kepada Bashar al-Assad. Baru pada bulan terakhir ini masalahnya dimulai, ketika Hizbullah dan Iran menargetkannya, yang menurut pandangan mereka memang demikian. Jelas bahwa cerita ini akan berakhir dengan bencana,” kata seorang sumber yang dekat dengan rezim Assad dan melarikan diri ke Eropa kepada Ynet.
Laporan itu belum bisa diverifikasi secara independen, dan pemerintah Suriah tidak berkomentar banyak atas kematian al-Shibl.
Kematian al-Shibl tersebut terjadi pada saat Suriah sedang mengalami krisis ekonomi yang parah sehingga militernya terpaksa mengumumkan reformasi.
Awal bulan ini, Damaskus mengumumkan perubahan dalam struktur militer Suriah, dengan melepaskan puluhan ribu tentara dari cadangan.
Langkah ini disebut-sebut sebagai langkah penghematan biaya. Langkah lainnya adalah keputusan rezim Assad untuk menggabungkan beberapa korps yang memiliki fungsi atau misi serupa, seperti Direktorat Perhubungan dan Direktorat Kendaraan.
Sehari setelah kematian ajudan cantik tersebut, media Suriah melaporkan bahwa kematiannya diduga sebagai kasus pembunuhan.
Menurut surat kabar Arab pro-Qatar; Al-Jadeed, banyak orang di Suriah menyebut insiden tersebut sebagai “kecelakaan yang disengaja”, yang menyiratkan upaya pembunuhan.
Laporan itu mengatakan pengemudi mobil ditangkap setelah bertabrakan dengan mobil al-Shibl.
Baca Juga
Segera setelah kecelakaan itu, al-Shibl dibawa ke rumah sakit dengan luka parah. Namun, kondisinya memburuk dan dokter mengumumkan kematiannya setelah dia menderita pendarahan otak.
Media lokal berspekulasi bahwa Shibl telah mengumpulkan “musuh-musuh berbahaya” selama karier politiknya.
Laporan lain dari media Israel, Ynet, istri Presiden Suriah Assad, Asma al-Assad, pernah berupaya untuk mencopot Shibl dari jabatannya di masa lalu menyusul rumor perselingkuhan antara sang suami dan ajudan cantiknya tersebut.
Media lokal, yang dikutip First Post, Senin (8/7/2024), juga menyoroti ketegangan antara Shible dan penasihat media Assad, Bouthaina Shaaban.
Di tengah kekacauan tersebut, muncul laporan bahwa agen Hizbullah di Suriah menuduh al-Shibl memberikan informasi sensitif kepada tokoh-tokoh Rusia yang beroperasi di negara Timur Tengah tersebut.
Sementara itu, saudara laki-laki al-Shibl diduga memberikan informasi intelijen ke Israel dan suaminya ditangkap atas tuduhan penggelapan dan penyuapan.
Menariknya, setelah pengumuman kematiannya, Iran meminta empat perwira senior di istana Suriah untuk ditangkap dan diinterogasi oleh senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) yang ditempatkan di Damaskus.
“Luna al-Shibl menikmati status khusus, dikenal sangat waspada dan setia kepada Bashar al-Assad. Baru pada bulan terakhir ini masalahnya dimulai, ketika Hizbullah dan Iran menargetkannya, yang menurut pandangan mereka memang demikian. Jelas bahwa cerita ini akan berakhir dengan bencana,” kata seorang sumber yang dekat dengan rezim Assad dan melarikan diri ke Eropa kepada Ynet.
Laporan itu belum bisa diverifikasi secara independen, dan pemerintah Suriah tidak berkomentar banyak atas kematian al-Shibl.
Kematian al-Shibl tersebut terjadi pada saat Suriah sedang mengalami krisis ekonomi yang parah sehingga militernya terpaksa mengumumkan reformasi.
Awal bulan ini, Damaskus mengumumkan perubahan dalam struktur militer Suriah, dengan melepaskan puluhan ribu tentara dari cadangan.
Langkah ini disebut-sebut sebagai langkah penghematan biaya. Langkah lainnya adalah keputusan rezim Assad untuk menggabungkan beberapa korps yang memiliki fungsi atau misi serupa, seperti Direktorat Perhubungan dan Direktorat Kendaraan.
(mas)
tulis komentar anda