4 Alasan Israel Mengalami Kekalahan pada Perang Gaza

Sabtu, 06 Juli 2024 - 23:23 WIB
UEA “menolak untuk terlibat dalam rencana apa pun yang bertujuan untuk menutupi kehadiran Israel di Jalur Gaza”, Menteri Luar Negeri UEA Abdullah bin Zayed mentweet pada bulan Mei. Dia juga mengatakan UEA tidak bersedia “berpartisipasi dalam pemerintahan sipil di Jalur Gaza, yang berada di bawah pendudukan Israel”.

Namun bahkan jika Netanyahu menyerah pada kebencian internal yang sudah lama membara terhadapnya, tidak ada jaminan akan adanya perubahan dalam kebijakan negara Israel.

“Sikap ini tidak terbatas pada koalisi Netanyahu tetapi mewakili posisi seluruh pihak Israel, khususnya tentara,” kata Awad.

Para analis mengatakan ambisi Netanyahu tercermin dalam arus utama politik Israel, termasuk penantang politik utamanya, Benny Gantz, dan menteri pertahanannya, Yoav Gallant, yang baru-baru ini bertemu dengan para pejabat AS selama kunjungan ke Washington.

“Bahkan jika pemerintahan Netanyahu hilang dan digantikan, Israel menghadapi dilema bahwa Israel tidak dapat melepaskan diri secara militer dari Jalur Gaza karena keengganan atau ketidakmampuannya untuk bergulat dengan konteks politik Palestina,” kata Rahman.

Israel dan komunitas internasional tidak ingin “menyerahkan pemerintahan atau kendali kembali kepada Hamas, namun pada saat yang sama mengapa negara-negara Arab dan komunitas internasional harus membangun kembali, memerintah dan mengawasi [Gaza] atas nama Israel setelah apa yang mereka lakukan dan tanpa jangka waktu yang lama. -istilah resolusi politik?”

4. Memilih Perang Melawan Hizbullah

Media Israel baru-baru ini mengumumkan bahwa militer sedang memindahkan pasukan menuju perbatasan dengan Lebanon untuk mengantisipasi perluasan perang di sana.

Namun belum ada tanda-tanda penarikan total militer, sesuatu yang mungkin memerlukan peristiwa luar biasa.

“Upaya militer Israel bertujuan untuk menjadikan pangkalan-pangkalan ini permanen, yang menyiratkan bahwa perang akan terus berlanjut sampai Israel dikalahkan secara militer atau dipaksa oleh AS untuk mundur,” kata Awad.

“Kemungkinan skenario mana pun tidak pasti dan sangat bergantung pada hasil pemilu AS dan kesediaan presiden Amerika berikutnya untuk mengambil tindakan.”

Jika tidak ada perubahan dramatis dalam kebijakan AS atau kekalahan telak yang tidak terduga di Gaza, kehadiran militer Israel di Gaza akan terus berlanjut. Perang belum terlihat akan berakhir.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More