Saingi AS, Rusia Ingin Bikin Kapal Induk Super yang Dipersenjatai Jet Siluman Su-57

Minggu, 30 Juni 2024 - 19:52 WIB
Rusia ingin bikin kapal induk super yang dipersenjatai jet tempur siluman Su-57 untuk saingi AS. Foto/REUTERS
MOSKOW - Rusia berencana membangun kapal induk super yang dipersenjatai jet tempur siluman Su-57. Rencana ini sebagai langkah untuk menyaingi kekuatan Angkatan Laut Amerika Serikat (AS).

Angkatan Laut Rusia berada di belakang AS dan China, dua kekuatan Angkatan Laut terbesar di dunia saat ini.

Mantan Wakil Kepala Staf Utama Angkatan Laut Rusia, pensiunan Wakil Laksamana Vladimir Pepelyaev, mengatakan Angkatan Laut Rusia harus mampu membangun kapal induk yang menjanjikan dengan bobot 70.000 hingga 90.000 ton dan menempatkan varian Angkatan Laut jet tempur Su-57 di atasnya.

Setelah pensiun dari jabatan sebelumnya, dia ditugaskan mengembangkan kapal induk di Institut Penelitian Krylov.

Dengan nada optimistis, dia mengatakan kepada kantor berita RIA: “Kapal induk kami yang menjanjikan harus memiliki bobot 70 hingga 90.000 ton, namun yang paling penting bukanlah bobotnya, bukan drone udara, melainkan pesawat terbang. Saat ini, kami memiliki Su-33 dan MiG-29K/Cube. Di masa depan, kapal induk kami harus dipersenjatai dengan Su-57.”





Komentar tersebut muncul di tengah Armada Laut Hitam (BSF) Rusia yang menerima pukulan telak akibat serangan terus-menerus dari Ukraina. Lebih dari dua tahun setelah perang, BSF telah kehilangan beberapa kapal paling canggih dan tertua akibat serangan Kendaraan Udara Tak Berawak (UAV) dan Kapal Permukaan Tak Berawak (USV) Ukraina.

Kebutuhan akan kapal induk melebihi jumlah kapal lain yang dimiliki Angkatan Laut Rusia. Sebagai salah satu kekuatan militer terbesar dan terkuat di dunia, Rusia hanya memiliki satu kapal induk yang kurang bisa diandalkan, Admiral Kuznetsov. Sebaliknya, Amerika Serikat memiliki 11 unit dan China memiliki tiga unit.

Pepelyaev sangat vokal tentang perlunya kapal induk untuk memerangi ancaman di laut. Dia sebelumnya menegaskan perlunya Rusia mempertahankan kehadiran Angkatan Laut yang kuat di wilayah-wilayah utama dan memproyeksikan kekuatan secara global.

Dia juga berpendapat bahwa kapal induk sangat penting untuk proyeksi kekuatan dan memastikan keamanan nasional dalam lanskap geopolitik yang semakin kompleks.

Ketika ditanya tentang jumlah kapal induk yang dibutuhkan Angkatan Laut Rusia, mantan wakil laksamana tersebut menyatakan bahwa setidaknya dibutuhkan empat kapal induk: dua untuk Armada Pasifik dan dua untuk Armada Utara.

Pada bulan Januari tahun ini, Panglima Angkatan Laut Rusia Laksamana Nikolay Yevmenov mengatakan bahwa masalah kelayakan pembuatan kapal induk prospektif telah diatasi. Keterlibatannya akan meningkatkan efektivitas berbagai tugas operasional.

Namun, mimpi tersebut nampaknya tidak masuk akal karena industri pertahanan Rusia masih terpuruk dalam ekonomi perang dan terpuruk akibat sanksi internasional.

Sebuah proyek kapal induk yang ambisius terungkap pada tahun 2017, namun belum ada kemajuan yang berarti, dan jika ada laporan yang bisa dijadikan acuan, maka proyek tersebut masih dalam proses.

Impian Kapal Induk Super Rusia Melambat?



Rusia memiliki satu kapal induk, Admiral Kuznetsov, yang mulai beroperasi sejak tahun 1991. Sepanjang sejarah operasionalnya, kapal induk tersebut telah menghadapi banyak masalah.

Bahkan jika kapal Kuznetsov selamat dari uji coba laut yang dijadwalkan, melengkapi kapal dengan sayap udara yang beroperasi penuh kemungkinan akan tetap menjadi tugas besar bagi Rusia. Kapal induk ini hanya melakukan satu pengerahan tempur dalam jangka waktu hampir 30 tahun.

Kembalinya satu-satunya kapal induk Rusia akan menjadi sebuah tonggak sejarah. Juli lalu, laporan mengindikasikan bahwa kapal Kuznetsov dapat memulai uji coba laut pada musim semi tahun 2024 dan mulai beroperasi pada akhir tahun. Namun, jadwal tersebut tampaknya telah diundur lebih jauh.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More