Kenyataan Pahit, Rakyat Palestina Merasa Dunia Tinggalkan Gaza

Jum'at, 28 Juni 2024 - 17:01 WIB

Akar Penyebab



Sebaliknya, inisiatif yang telah diajukan menyamakan perlawanan Palestina dengan rezim Israel yang melakukan penindasan sistematis, apartheid, dan kolonialisme pemukim.

“Tampaknya dunia mengharapkan warga Palestina untuk menerima kematian mereka yang lambat tanpa bentuk pemberontakan apa pun. Namun, warga Palestina, di Gaza dan di tempat lain, tidak akan menurutinya,” papar dia.

Setiap perjanjian yang tidak mengarah pada gencatan senjata segera, pencabutan blokade Israel yang menghancurkan, dan pembukaan kembali permanen semua penyeberangan perbatasan dengan cara yang memungkinkan masuknya bahan bakar, obat-obatan, dan barang-barang pokok lainnya, tidak akan diterima oleh rakyat Gaza.

Kesepakatan itu juga harus mengatur penarikan pasukan Israel tanpa penundaan.

Perang saat ini tidak dapat dilihat secara terpisah dari akar penyebab situasi di Gaza: usaha kolonial-pemukim Israel, pendudukan, apartheid, dan pembersihan etnis.

“Konflik ini harus ditempatkan dalam tuntutan kita atas hak Palestina untuk kembali ke tanah tempat ratusan ribu orang diusir pada tahun 1948. Dua pertiga penduduk Gaza adalah pengungsi yang memiliki hak ini berdasarkan hukum internasional,” tegas Dr Haidar Eid.

Dia menekankan, “Dari Rafah, ke Nuseirat, ke Jabalia, dan seluruh Gaza, kita telah mencapai momen penting dalam sejarah Palestina. Gaza mendambakan kepemimpinan yang bangkit pada kesempatan itu, mengakui gagasan Palestina dari sungai hingga laut.”

“Upaya untuk memperbaiki kondisi penindasan kita, dan ini pun dianggap terlalu berat bagi kita, mengingat pengorbanan besar yang telah dilakukan, merupakan pengkhianatan terhadap para martir Gaza,” papar dia.

“Kita perlu mulai membahas solusi radikal untuk bergerak melampaui status quo, dan mengadopsi slogan yang jelas: Akhiri pendudukan, akhiri apartheid, dan akhiri kolonialisme pemukim. Jika ini terjadi, semua nyawa yang hilang di Gaza tidak akan hilang sia-sia,” pungkas Dr Haidar Eid.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More