Putin Yakin Usulan Rusia Dapat Akhiri Perang Ukraina
Rabu, 26 Juni 2024 - 09:15 WIB
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin menyatakan tawaran Rusia untuk penyelesaian damai konflik Ukraina merupakan cara realistis untuk mengakhiri permusuhan, tetapi Barat mengabaikannya begitu saja.
Dalam pidato utama kebijakan luar negeri awal bulan ini, pemimpin Rusia berjanji memerintahkan gencatan senjata jika Ukraina bersumpah tidak mencari keanggotaan di NATO dan menarik pasukannya dari semua wilayah yang diklaim Rusia. Kiev langsung menolak usulan tersebut.
Dalam pidatonya di forum internasional yang diselenggarakan Rusia pekan ini, Putin mengatakan tawarannya harus dipertimbangkan dengan saksama oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
"Tidak seperti banyak politisi Barat yang bahkan tidak mau repot-repot membahas inti dari inisiatif yang kami usulkan, para peserta forum ini, saya harap, akan mempelajarinya dengan saksama dan rasional serta akan melihat bahwa hal itu memberikan peluang nyata untuk menghentikan konflik dan bergerak menuju penyelesaian politik-diplomatiknya," ungkap pesan sambutan tertulis dari Putin, sebagaimana dibacakan pada Selasa (25/6/2024) oleh ajudan kebijakan luar negerinya, Yury Ushakov.
Ushakov melanjutkan dengan mengatakan, “Moskow menawarkan kesempatan untuk segera menghentikan penyelesaian perbedaan kita di medan perang dan hilangnya nyawa, namun Barat ingin terus memerangi Rusia sampai warga Ukraina terakhir."
"Untuk saat ini, kegilaan militer yang dipicu Barat tidak mereda,” keluhnya, mengutip serangan rudal Ukraina Minggu lalu yang melukai lebih dari 150 warga sipil dan menewaskan empat orang di wilayah pantai di Sevastopol, Krimea.
Moskow mengklaim Washington turut bertanggung jawab atas serangan itu, karena Ukraina menggunakan rudal ATACMS yang dipasok Amerika Serikat (AS) dengan hulu ledak munisi tandan.
Beberapa pejabat Rusia berpendapat spesialis militer Amerika pasti terlibat langsung dalam penggunaan senjata canggih itu.
Dalam pidato utama kebijakan luar negeri awal bulan ini, pemimpin Rusia berjanji memerintahkan gencatan senjata jika Ukraina bersumpah tidak mencari keanggotaan di NATO dan menarik pasukannya dari semua wilayah yang diklaim Rusia. Kiev langsung menolak usulan tersebut.
Dalam pidatonya di forum internasional yang diselenggarakan Rusia pekan ini, Putin mengatakan tawarannya harus dipertimbangkan dengan saksama oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
"Tidak seperti banyak politisi Barat yang bahkan tidak mau repot-repot membahas inti dari inisiatif yang kami usulkan, para peserta forum ini, saya harap, akan mempelajarinya dengan saksama dan rasional serta akan melihat bahwa hal itu memberikan peluang nyata untuk menghentikan konflik dan bergerak menuju penyelesaian politik-diplomatiknya," ungkap pesan sambutan tertulis dari Putin, sebagaimana dibacakan pada Selasa (25/6/2024) oleh ajudan kebijakan luar negerinya, Yury Ushakov.
Ushakov melanjutkan dengan mengatakan, “Moskow menawarkan kesempatan untuk segera menghentikan penyelesaian perbedaan kita di medan perang dan hilangnya nyawa, namun Barat ingin terus memerangi Rusia sampai warga Ukraina terakhir."
"Untuk saat ini, kegilaan militer yang dipicu Barat tidak mereda,” keluhnya, mengutip serangan rudal Ukraina Minggu lalu yang melukai lebih dari 150 warga sipil dan menewaskan empat orang di wilayah pantai di Sevastopol, Krimea.
Moskow mengklaim Washington turut bertanggung jawab atas serangan itu, karena Ukraina menggunakan rudal ATACMS yang dipasok Amerika Serikat (AS) dengan hulu ledak munisi tandan.
Beberapa pejabat Rusia berpendapat spesialis militer Amerika pasti terlibat langsung dalam penggunaan senjata canggih itu.
tulis komentar anda