Hampir Seluruh Warga Gaza Didera Kelaparan Ekstrem karena Blokade Israel
Rabu, 26 Juni 2024 - 07:44 WIB
GAZA - Risiko tinggi kelaparan terus berlanjut di Jalur Gaza karena hampir seluruh penduduk menghadapi tingkat kerawanan pangan akut yang tinggi atau lebih buruk lagi, termasuk setengah juta orang yang menderita kelaparan, menurut pemantau kelaparan global.
Laporan oleh Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC) yang diterbitkan pada Selasa (25/6/2024) menemukan lebih dari 20% dari 2,2 juta rumah tangga penduduk Gaza tidak makan sepanjang hari dan malam, di tengah perang dan pengepungan Israel selama delapan bulan di Gaza.
“Lebih dari separuh rumah tangga Palestina telah menukar pakaian mereka dengan uang untuk membeli makanan, sementara sepertiganya harus memungut sampah untuk dijual,” ungkap laporan yang didukung PBB tersebut.
Pada Maret, IPC memperingatkan kelaparan akan segera terjadi di Gaza, memproyeksikan hal itu dapat terjadi pada akhir bulan Mei.
Laporan tersebut menambah tekanan pada Israel, yang selama berbulan-bulan telah memberlakukan pengepungan ketat di daerah kantong Palestina tersebut dengan menghalangi pengiriman makanan pokok yang menyelamatkan nyawa dan barang-barang medis.
Penyelidik independen PBB mengatakan Israel menggunakan kelaparan penduduk Palestina sebagai senjata perang sebagai bagian dari kebijakan yang merupakan hukuman kolektif bagi warga sipil.
Di tengah kemarahan internasional, otoritas Israel "sedikit" memperbaiki akses pangan di beberapa daerah, mengurangi ancaman kelaparan yang akan segera terjadi yang diproyeksikan terjadi pada Maret, menurut IPC.
Namun, situasi telah memburuk dalam beberapa pekan terakhir dengan warga mengatakan pembatasan ketat Israel kembali diberlakukan, yang meningkatkan krisis kelaparan lagi.
Invasi darat Israel ke Rafah, di Gaza selatan, termasuk perebutan penyeberangan Rafah, telah menutup beberapa rute ke daerah kantong itu untuk truk bantuan kemanusiaan.
Laporan oleh Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC) yang diterbitkan pada Selasa (25/6/2024) menemukan lebih dari 20% dari 2,2 juta rumah tangga penduduk Gaza tidak makan sepanjang hari dan malam, di tengah perang dan pengepungan Israel selama delapan bulan di Gaza.
“Lebih dari separuh rumah tangga Palestina telah menukar pakaian mereka dengan uang untuk membeli makanan, sementara sepertiganya harus memungut sampah untuk dijual,” ungkap laporan yang didukung PBB tersebut.
Pada Maret, IPC memperingatkan kelaparan akan segera terjadi di Gaza, memproyeksikan hal itu dapat terjadi pada akhir bulan Mei.
Laporan tersebut menambah tekanan pada Israel, yang selama berbulan-bulan telah memberlakukan pengepungan ketat di daerah kantong Palestina tersebut dengan menghalangi pengiriman makanan pokok yang menyelamatkan nyawa dan barang-barang medis.
Penyelidik independen PBB mengatakan Israel menggunakan kelaparan penduduk Palestina sebagai senjata perang sebagai bagian dari kebijakan yang merupakan hukuman kolektif bagi warga sipil.
Di tengah kemarahan internasional, otoritas Israel "sedikit" memperbaiki akses pangan di beberapa daerah, mengurangi ancaman kelaparan yang akan segera terjadi yang diproyeksikan terjadi pada Maret, menurut IPC.
Namun, situasi telah memburuk dalam beberapa pekan terakhir dengan warga mengatakan pembatasan ketat Israel kembali diberlakukan, yang meningkatkan krisis kelaparan lagi.
Invasi darat Israel ke Rafah, di Gaza selatan, termasuk perebutan penyeberangan Rafah, telah menutup beberapa rute ke daerah kantong itu untuk truk bantuan kemanusiaan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda