Armenia Resmi Akui Negara Palestina, Israel Terpukul
Sabtu, 22 Juni 2024 - 09:46 WIB
Kemlu Israel mengatakan pihaknya memanggil duta besar Armenia di Israel untuk "teguran keras".
Armenia termasuk di antara 121 negara yang mendukung resolusi di Majelis Umum PBB pada 27 Oktober yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza, tempat genosida Israel kini telah menewaskan lebih dari 37.400 warga Palestina dan melukai 85.000 orang lainnya.
Pada tahun 2016, Serzh Sargsyan, presiden Armenia saat itu, mengatakan dia mendukung hak Palestina untuk menentukan nasib sendiri dalam wawancara dengan saluran berita Lebanon, Al Mayadeen TV.
Dia menegaskan dirinya tidak pernah melakukan kunjungan resmi ke Israel.
“Banyak hal yang menghubungkan kami dengan rakyat Palestina. Saya tidak ingin mendalami sejarahnya, tetapi kami memiliki sikap yang sangat positif terhadap mereka," ungkap dia.
Hubungan Armenia-Palestina yang kuat memiliki sejarah yang panjang. Kehadiran Armenia di Yerusalem dimulai sejak abad ke-4 dan dianggap sebagai komunitas diaspora tertua yang masih hidup di luar Armenia.
Sejak tahun 1915 dan seterusnya, ketika 1,5 juta etnis Armenia dibantai di seluruh semenanjung Anatolia, komunitas tersebut membengkak karena ribuan korban melarikan diri dan bermukim kembali di kawasan Armenia di Yerusalem.
Namun populasinya telah menurun di tengah penganiayaan Israel dan ketidakstabilan ekonomi. Saat ini, ada 4.500 orang Armenia yang tinggal di Palestina, dibandingkan dengan 15.000 orang pada tahun 1948.
Pengumuman Armenia mengikuti langkah serupa dari Spanyol, Irlandia, dan Norwegia, yang bulan lalu secara resmi mengakui negara Palestina.
Armenia termasuk di antara 121 negara yang mendukung resolusi di Majelis Umum PBB pada 27 Oktober yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza, tempat genosida Israel kini telah menewaskan lebih dari 37.400 warga Palestina dan melukai 85.000 orang lainnya.
Pada tahun 2016, Serzh Sargsyan, presiden Armenia saat itu, mengatakan dia mendukung hak Palestina untuk menentukan nasib sendiri dalam wawancara dengan saluran berita Lebanon, Al Mayadeen TV.
Dia menegaskan dirinya tidak pernah melakukan kunjungan resmi ke Israel.
“Banyak hal yang menghubungkan kami dengan rakyat Palestina. Saya tidak ingin mendalami sejarahnya, tetapi kami memiliki sikap yang sangat positif terhadap mereka," ungkap dia.
Hubungan Armenia-Palestina yang kuat memiliki sejarah yang panjang. Kehadiran Armenia di Yerusalem dimulai sejak abad ke-4 dan dianggap sebagai komunitas diaspora tertua yang masih hidup di luar Armenia.
Sejak tahun 1915 dan seterusnya, ketika 1,5 juta etnis Armenia dibantai di seluruh semenanjung Anatolia, komunitas tersebut membengkak karena ribuan korban melarikan diri dan bermukim kembali di kawasan Armenia di Yerusalem.
Namun populasinya telah menurun di tengah penganiayaan Israel dan ketidakstabilan ekonomi. Saat ini, ada 4.500 orang Armenia yang tinggal di Palestina, dibandingkan dengan 15.000 orang pada tahun 1948.
Masalah Keadilan Sejarah
Pengumuman Armenia mengikuti langkah serupa dari Spanyol, Irlandia, dan Norwegia, yang bulan lalu secara resmi mengakui negara Palestina.
Lihat Juga :
tulis komentar anda