6 Negara Timur Tengah yang Pernah Perang Melawan Israel dengan Militer Terkuat
Jum'at, 21 Juni 2024 - 18:45 WIB
KAIRO - Wilayah Timur Tengah telah menjadi panggung konflik yang kompleks selama beberapa dekade. Negara-negara di sana memiliki sejarah panjang perang dan ketegangan, terutama dengan Israel.
Berikut ini kita akan menjelajahi sejumlah negara yang pernah berperang melawan Israel.
Mesir memiliki salah satu militer terbesar di wilayah ini. Angkatan Darat Mesir memiliki tank, artileri, dan pasukan infanteri yang kuat.
Angkatan Udara Mesir memiliki pesawat tempur canggih dan rudal udara-ke-udara. Mesir juga memiliki angkatan laut yang signifikan.
Saat Perang Arab-Israel 1948, Mesir berpartisipasi dalam invasi bersama oleh negara-negara Arab melawan Israel setelah pendirian negara Israel pada tahun 1948.
Mesir mengirim pasukan untuk menguasai wilayah Palestina, tetapi Israel berhasil mempertahankan sebagian besar wilayah yang dijajah.
Saat Perang Suez 1956, Mesir melawan invasi bersama oleh Inggris dan Prancis terhadap Semenanjung Sinai setelah nasionalisasi Terusan Suez oleh Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser.
Israel juga ikut serta dalam invasi menyerang Mesir. Mesir berhasil merebut kembali Semenanjung Sinai, dan tekanan internasional memaksa pasukan asing untuk mundur dari wilayah Mesir.
Saat Perang Enam Hari 1967, Mesir berpartisipasi dalam perang melawan Israel, bersama negara-negara Arab lainnya.
Israel berhasil merebut Semenanjung Sinai, Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur dari Mesir selama perang ini.
Saat Perang Yom Kippur 1973, Mesir dan Suriah melancarkan serangan mendadak terhadap Israel selama hari raya Yom Kippur. Mesir berhasil merebut kembali sebagian wilayah Sinai selama perang ini.
Meskipun perang saudara telah mengurangi kekuatan militer Suriah, mereka masih memiliki pasukan yang terlatih. Angkatan Darat Suriah memiliki tank dan artileri yang kuat. Angkatan Udara Suriah memiliki pesawat tempur dan sistem pertahanan udara.
Saat Perang Arab-Israel 1948, Suriah berpartisipasi dalam invasi bersama negara-negara Arab terhadap Israel setelah pendirian negara Israel pada tahun 1948.
Meskipun berhasil merebut beberapa wilayah, Israel juga mempertahankan sebagian besar wilayah yang dijajah dari Palestina.
Pada Perang Enam Hari 1967, Suriah berpartisipasi dalam perang melawan Israel bersama negara-negara Arab lainnya. Israel berhasil merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah selama perang ini.
Meskipun ukurannya kecil, Lebanon memiliki militer yang relatif kuat. Angkatan Darat Lebanon memiliki pasukan infanteri dan artileri.
Lebanon juga memiliki kelompok paramiliter seperti Hizbullah yang memiliki pengaruh besar di wilayah selatan negara ini.
Saat Perang Arab-Israel 1948, Lebanon berpartisipasi dalam invasi bersama oleh negara-negara Arab terhadap Israel setelah pendirian negara Israel pada tahun 1948.
Meskipun berhasil merebut beberapa wilayah, Israel juga mempertahankan sebagian besar wilayah yang dikuasai.
Pada Perang Enam Hari 1967, Lebanon juga terlibat dalam perang melawan Israel bersama negara-negara Arab lainnya. Israel berhasil merebut sejumlah wilayah perbatasan Lebanon selama perang ini.
Yordania memiliki militer yang terlatih dengan baik. Angkatan Darat Yordania memiliki pasukan infanteri dan kendaraan tempur. Yordania juga memiliki angkatan udara dan angkatan laut yang cukup kuat.
Militer Yordania berpartisipasi dalam beberapa perang melawan Israel. Saat Perang Arab-Israel 1948, Yordania ikut serta dalam invasi bersama negara-negara Arab terhadap Israel setelah pendirian negara Israel pada tahun 1948.
Pasukan Yordania berhasil merebut wilayah Tepi Barat dan Yerusalem Timur selama perang ini. Namun, Israel memperoleh kembali wilayah tersebut selama Perang Enam Hari pada tahun 1967.
Saat Perang Yom Kippur 1973, Yordania berpartisipasi dalam perang melawan Israel bersama negara-negara Arab lainnya.
Meskipun perang ini tidak melibatkan Yordania secara langsung, konflik ini mempengaruhi stabilitas wilayah.
Irak memiliki sejarah konflik dengan Israel sebelum invasi Amerika Serikat (AS) pada tahun 2003. Meskipun mengalami ketidakstabilan, militer Irak memiliki potensi besar.
Angkatan Darat Irak memiliki tank dan pasukan infanteri. Irak juga memiliki angkatan udara dan rudal balistik.
Irak berpartisipasi dalam beberapa perang melawan Israel. Saat Perang Arab-Israel 1948, Irak ikut serta dalam invasi bersama oleh negara-negara Arab terhadap Israel setelah pendirian negara Israel pada tahun 1948.
Meskipun negara-negara Arab berhasil merebut beberapa wilayah, Israel juga mempertahankan sebagian besar wilayah yang dikuasai.
Pada Perang Enam Hari 1967, Irak juga terlibat dalam perang melawan Israel bersama negara-negara Arab lainnya.
Israel berhasil merebut wilayah Dataran Tinggi Golan dari Suriah dan wilayah Tepi Barat dari Yordania selama perang ini.
Iran memiliki salah satu militer terbesar di Timur Tengah. Angkatan Darat Iran memiliki pasukan infanteri dan tank. Angkatan Udara Iran memiliki pesawat tempur dan rudal.
Iran juga memiliki pasukan paramiliter seperti Pasukan Garda Revolusi Islam dan kehadiran di wilayah regional.
Iran tidak secara langsung terlibat dalam perang melawan Israel, tetapi memiliki pengaruh besar di wilayah Timur Tengah.
Hubungan antara Iran dan Israel tegang karena perbedaan ideologi, dukungan terhadap kelompok pejuang, dan program nuklir Iran.
Berikut ini kita akan menjelajahi sejumlah negara yang pernah berperang melawan Israel.
1. Mesir
Mesir memiliki salah satu militer terbesar di wilayah ini. Angkatan Darat Mesir memiliki tank, artileri, dan pasukan infanteri yang kuat.
Angkatan Udara Mesir memiliki pesawat tempur canggih dan rudal udara-ke-udara. Mesir juga memiliki angkatan laut yang signifikan.
Saat Perang Arab-Israel 1948, Mesir berpartisipasi dalam invasi bersama oleh negara-negara Arab melawan Israel setelah pendirian negara Israel pada tahun 1948.
Mesir mengirim pasukan untuk menguasai wilayah Palestina, tetapi Israel berhasil mempertahankan sebagian besar wilayah yang dijajah.
Saat Perang Suez 1956, Mesir melawan invasi bersama oleh Inggris dan Prancis terhadap Semenanjung Sinai setelah nasionalisasi Terusan Suez oleh Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser.
Israel juga ikut serta dalam invasi menyerang Mesir. Mesir berhasil merebut kembali Semenanjung Sinai, dan tekanan internasional memaksa pasukan asing untuk mundur dari wilayah Mesir.
Saat Perang Enam Hari 1967, Mesir berpartisipasi dalam perang melawan Israel, bersama negara-negara Arab lainnya.
Israel berhasil merebut Semenanjung Sinai, Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur dari Mesir selama perang ini.
Saat Perang Yom Kippur 1973, Mesir dan Suriah melancarkan serangan mendadak terhadap Israel selama hari raya Yom Kippur. Mesir berhasil merebut kembali sebagian wilayah Sinai selama perang ini.
2. Suriah
Meskipun perang saudara telah mengurangi kekuatan militer Suriah, mereka masih memiliki pasukan yang terlatih. Angkatan Darat Suriah memiliki tank dan artileri yang kuat. Angkatan Udara Suriah memiliki pesawat tempur dan sistem pertahanan udara.
Saat Perang Arab-Israel 1948, Suriah berpartisipasi dalam invasi bersama negara-negara Arab terhadap Israel setelah pendirian negara Israel pada tahun 1948.
Meskipun berhasil merebut beberapa wilayah, Israel juga mempertahankan sebagian besar wilayah yang dijajah dari Palestina.
Pada Perang Enam Hari 1967, Suriah berpartisipasi dalam perang melawan Israel bersama negara-negara Arab lainnya. Israel berhasil merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah selama perang ini.
3. Lebanon
Meskipun ukurannya kecil, Lebanon memiliki militer yang relatif kuat. Angkatan Darat Lebanon memiliki pasukan infanteri dan artileri.
Lebanon juga memiliki kelompok paramiliter seperti Hizbullah yang memiliki pengaruh besar di wilayah selatan negara ini.
Saat Perang Arab-Israel 1948, Lebanon berpartisipasi dalam invasi bersama oleh negara-negara Arab terhadap Israel setelah pendirian negara Israel pada tahun 1948.
Meskipun berhasil merebut beberapa wilayah, Israel juga mempertahankan sebagian besar wilayah yang dikuasai.
Pada Perang Enam Hari 1967, Lebanon juga terlibat dalam perang melawan Israel bersama negara-negara Arab lainnya. Israel berhasil merebut sejumlah wilayah perbatasan Lebanon selama perang ini.
4. Yordania
Yordania memiliki militer yang terlatih dengan baik. Angkatan Darat Yordania memiliki pasukan infanteri dan kendaraan tempur. Yordania juga memiliki angkatan udara dan angkatan laut yang cukup kuat.
Militer Yordania berpartisipasi dalam beberapa perang melawan Israel. Saat Perang Arab-Israel 1948, Yordania ikut serta dalam invasi bersama negara-negara Arab terhadap Israel setelah pendirian negara Israel pada tahun 1948.
Pasukan Yordania berhasil merebut wilayah Tepi Barat dan Yerusalem Timur selama perang ini. Namun, Israel memperoleh kembali wilayah tersebut selama Perang Enam Hari pada tahun 1967.
Saat Perang Yom Kippur 1973, Yordania berpartisipasi dalam perang melawan Israel bersama negara-negara Arab lainnya.
Meskipun perang ini tidak melibatkan Yordania secara langsung, konflik ini mempengaruhi stabilitas wilayah.
5. Irak
Irak memiliki sejarah konflik dengan Israel sebelum invasi Amerika Serikat (AS) pada tahun 2003. Meskipun mengalami ketidakstabilan, militer Irak memiliki potensi besar.
Angkatan Darat Irak memiliki tank dan pasukan infanteri. Irak juga memiliki angkatan udara dan rudal balistik.
Irak berpartisipasi dalam beberapa perang melawan Israel. Saat Perang Arab-Israel 1948, Irak ikut serta dalam invasi bersama oleh negara-negara Arab terhadap Israel setelah pendirian negara Israel pada tahun 1948.
Meskipun negara-negara Arab berhasil merebut beberapa wilayah, Israel juga mempertahankan sebagian besar wilayah yang dikuasai.
Pada Perang Enam Hari 1967, Irak juga terlibat dalam perang melawan Israel bersama negara-negara Arab lainnya.
Israel berhasil merebut wilayah Dataran Tinggi Golan dari Suriah dan wilayah Tepi Barat dari Yordania selama perang ini.
6. Iran
Iran memiliki salah satu militer terbesar di Timur Tengah. Angkatan Darat Iran memiliki pasukan infanteri dan tank. Angkatan Udara Iran memiliki pesawat tempur dan rudal.
Iran juga memiliki pasukan paramiliter seperti Pasukan Garda Revolusi Islam dan kehadiran di wilayah regional.
Iran tidak secara langsung terlibat dalam perang melawan Israel, tetapi memiliki pengaruh besar di wilayah Timur Tengah.
Hubungan antara Iran dan Israel tegang karena perbedaan ideologi, dukungan terhadap kelompok pejuang, dan program nuklir Iran.
(sya)
tulis komentar anda