KBRI Australia Sangkal Berita Soal Pembawa Virus di Indonesia

Jum'at, 21 Agustus 2020 - 18:01 WIB
Komuter berjalan di Sydney, Australia. Foto/REUTERS
CANBERRA - Kedutaan Besar RI ( KBRI ) di Canberra sangat menyesalkan sejumlah artikel yang ditulis James Massola dan dirilis Sydney Morning Herald (SMH) yang mendorong spekulasi tentang jumlah pembawa virus corona tanpa gejala di Indonesia.

KBRI juga menyesalkan artikel lain yang menyudutkan strategi pemerintah RI dalam penanganan Covid-19. “Penulis lebih mendasarkan artikelnya pada desas-desus dan asumsi yang tidak berdasar daripada penelitian yang cerman tentang isu yang sangat sensitif,” papar pernyataan KBRI Canberra.

Menurut KBRI Canberra, meski kebebasan pers tetap harus dijunjung, KBRI menyarankan pada penulis jika yang bersangkutan mampu, untuk mencoba mencapai standar pelaporan yang lebih baik, demi kredibilitas media yang diwakilinya.

“KBRI Canberra telah beberapa kali mengirimkan surat menyampaikan keprihatinan pemerintah Indonesia, tapi editor SMH cenderung mengabaikannya,” ungkap KBRI Canberra.

Sebagaimana Covid-19 telah menyebar secara global, menurut KBRI, pemerintah masih terus belajar tentang dampak yang ditimbulkannya.



“Meski kebijakan konvensional telah menunjukkan pentingnya lockdown untuk memperlambat penularan virus, namun lonjakan second wave di beberapa negara saat ini, menunjukkan kebijakan lockdown mungkin hanya menjadi jawaban untuk sebagian masalah,” papar KBRI Canberra.

KBRI menambahkan, sejumlah negara lainnya telah memilih kebijakan yang berbeda dan penurunan kasus akhir-akhir ini dapat membenarkan pendekatan tersebut seiring waktu.

“Dalam kasus Indonesia, sangatlah penting menjaga kesejahteraan ekonomi dan sosial sambil mendorong dilaksanakannya protokol kesehatan,” ujar KBRI Canberra.

KBRU menjelaskan, setiap negara memiliki pendekatan masing-masing dan tidak ada strategi yang sama untuk semua dalam penanganan wabah tersebut.

“Pemerintah Indonesia terus bekerja keras dalam memitigasi dampak virus ini, seraya menjaga hajat hidup rakyat banyak,” papar KBRI Canberra. (Baca Juga: Turki Temukan Gas di Laut Hitam dalam Jumlah Sangat Besar)

KBRI menyatakan, “Melalui tulisannya mengenai kemungkinan satu juga pembawa virus asimtomatik di Indonesia, apakah penulis mengusulkan agar mereka semua diisolasi, dalam bentuk pengurungan atau kamp konsentrasi? Ataukah tujuan artikel tersebut untuk menyoroti bahaya yang dihadapi warga Australia yang hidup berdampingan dengan Indonesia negara tetangga mereka?” (Baca Infografis: Amunisi Anyar China; Meratakan Area Luas dengan sekali Tembakan)

Menurut KBRI, masalah dalam pelaporan yang dicontohkan James Massola adalah pelaporan justru dapat menimbulkan spekulasi, alih-alih menyampaikan tujuan sebenarnya. (Lihat Video: Republik Kopi di Pegunungan Ijen)
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(sya)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More