3 Pelanggaran HAM yang Dilakukan China kepada Warga Muslim Uighur

Kamis, 20 Juni 2024 - 11:58 WIB
Warga Muslim Uighur menjadi korban pelanggaran HAM yang dilakukan Pemerintah China. Foto/AP
BEIJING - China dituding “secara sistematis” telah mengubah nama ratusan desa yang memiliki makna agama, sejarah, atau budaya bagi warga Uighur menjadi nama yang selaras dengan ideologi Partai Komunis China. Itu terungkap dalam laporan baru dari Human Rights Watch.

Itu menjadi pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang dilakukan Pemerintah China. Namun, hanya Barat saja yang masih bersuara mengenai hal tersebut. Sedangkan negara-negara Asia dan Muslim lainnya masih berdiam diri.

3 Pelanggaran HAM yang Dilakukan China kepada Warga Muslim Uighur

1. Mengubah Ratusan Nama Desa di Xinjiang



Foto/AP



Kelompok hak asasi manusia tersebut, yang bekerja sama dengan organisasi advokasi Norwegia Uyghur Hjelp, mengatakan bahwa mereka mengidentifikasi 630 desa di wilayah barat jauh Xinjiang yang namanya telah diubah dengan cara ini dengan mengambil data dari tahun 2009 hingga 2023 di situs web Biro Statistik Nasional China. Pengganti yang paling umum adalah Happiness, Unity, dan Harmony.

“Pihak berwenang China telah mengubah ratusan nama desa di Xinjiang dari nama yang bermakna bagi Uighur menjadi nama yang mencerminkan propaganda pemerintah,” Maya Wang, penjabat direktur China di Human Rights Watch.

Dia mengatakan dalam sebuah pernyataan yang menyertai laporan tersebut pada hari Rabu. “Perubahan nama ini tampaknya merupakan bagian dari upaya pemerintah Tiongkok untuk menghapus ekspresi budaya dan agama orang Uighur.”

Laporan terbaru Human Rights Watch mengatakan sebagian besar perubahan nama desa terjadi antara tahun 2017 dan 2019 – puncak tindakan keras – dan memastikan referensi ke sejarah Uighur, termasuk nama kerajaan, republik, dan pemimpin lokal sebelum Republik Rakyat Tiongkok. didirikan pada tahun 1949, telah dihapus. Nama desa juga diubah jika mengandung istilah yang merujuk pada praktik budaya Uighur, seperti mazar (kuil), dan dutar (kecapi berdawai dua).

Salah satu contoh dalam laporan tersebut adalah desa Qutpidin Mazar di Kashgar, yang awalnya dinamai berdasarkan nama kuil polimatik dan penyair Persia abad ke-13, Qutb al-Din al-Shirazi, namun kemudian dikenal sebagai desa Bunga Mawar pada tahun 2018. Sementara itu, Desa Dutar di Kabupaten Karakax diubah namanya menjadi desa Bendera Merah pada tahun 2022.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More