15 Negara Ogah Teken Deklarasi Konferensi Perdamaian Zelensky
Selasa, 18 Juni 2024 - 17:15 WIB
JENEWA - Penyelenggara Swiss untuk ‘konferensi perdamaian’ Ukraina telah menghapus tanda tangan Rwanda dari komunike akhir acara tersebut.
Langkah Rwanda itu sehari setelah Yordania dan Irak meminta nama mereka dihapus, menurut dokumen yang dipublikasikan di situs web Departemen Luar Negeri Swiss.
“Negara-negara yang berpartisipasi dalam konferensi tersebut ditambahkan ke komunike akhir secara default, dan harus memilih jika nama negaranya tidak mau muncul dalam dokumen tersebut,” papar juru bicara Kementerian Luar Negeri Swiss Valentin Clivaz.
“Dalam kasus seperti itu, setiap delegasi yang berpartisipasi dalam acara tersebut menerima komunike terlebih dahulu dan kemudian, jika keberatan dengan penandatanganannya, harus memberi tahu negara tuan rumah tentang hal ini,” ujar Clivaz kepada kantor berita Rusia Sputnik pada Senin.
Dia menjelaskan, “Irak dan Yordania tidak secara khusus menyatakan penentangan mereka terhadap teks ini dan karena itu ditambahkan. Mereka meminta menghapus nama mereka dari daftar penanda tangan setelah publikasi komunike akhir, yang telah dilakukan. Itu hanya masalah koordinasi.”
Meskipun tercantum dalam daftar saat diterbitkan pada Minggu, tanda tangan Rwanda juga dicabut antara pukul 7 pagi dan 1 siang pada Senin, menurut versi arsip dari laman web Kementerian Luar Negeri Swiss.
Hanya 77 dari 92 delegasi negara yang diwakili di acara tersebut yang kini muncul sebagai penanda tangan pada komunike terakhirnya, dengan Kosovo terdaftar sebagai negara merdeka. Serbia dan sejumlah negara lain, termasuk Rusia dan China, menganggap Kosovo sebagai wilayah Serbia.
Itu artinya ada 15 negara yang menolak menandatangani komunike tersebut. Meskipun beberapa anggota blok ekonomi BRICS hadir, tidak ada yang menandatangani dokumen akhir.
Rusia tidak diundang untuk menjadi bagian dari pembicaraan tersebut, dan telah mengindikasikan mereka tidak akan hadir jika diminta, karena sifat "formula perdamaian" Vladimir Zelensky yang tidak dapat diterima.
Komunike tersebut menjabarkan apa yang digambarkannya sebagai "visi bersama," yang dianut para penanda tangan, dengan pembicaraan dan dokumen "berdasarkan formula perdamaian Ukraina."
Negara-negara yang tercantum sepakat atas komitmen mereka terhadap perdamaian, dan menyerukan agar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporozhye diserahkan ke kendali Ukraina, akses tak terbatas ke pelabuhan-pelabuhan di Laut Hitam dan Laut Azov, dan pembebasan semua tawanan perang.
Jumat lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan dia bersedia memerintahkan gencatan senjata dan memulai perundingan damai segera setelah Ukraina memenuhi beberapa persyaratan.
Yang terpenting, Kiev harus melepaskan semua klaim atas kelima wilayah bekas Ukraina yang telah memilih bergabung dengan Rusia, menarik pasukan dari wilayah-wilayah ini, secara resmi membatalkan tawarannya untuk bergabung dengan NATO, dan menjamin tidak akan menambah kekuatan militernya.
Langkah Rwanda itu sehari setelah Yordania dan Irak meminta nama mereka dihapus, menurut dokumen yang dipublikasikan di situs web Departemen Luar Negeri Swiss.
“Negara-negara yang berpartisipasi dalam konferensi tersebut ditambahkan ke komunike akhir secara default, dan harus memilih jika nama negaranya tidak mau muncul dalam dokumen tersebut,” papar juru bicara Kementerian Luar Negeri Swiss Valentin Clivaz.
“Dalam kasus seperti itu, setiap delegasi yang berpartisipasi dalam acara tersebut menerima komunike terlebih dahulu dan kemudian, jika keberatan dengan penandatanganannya, harus memberi tahu negara tuan rumah tentang hal ini,” ujar Clivaz kepada kantor berita Rusia Sputnik pada Senin.
Dia menjelaskan, “Irak dan Yordania tidak secara khusus menyatakan penentangan mereka terhadap teks ini dan karena itu ditambahkan. Mereka meminta menghapus nama mereka dari daftar penanda tangan setelah publikasi komunike akhir, yang telah dilakukan. Itu hanya masalah koordinasi.”
Meskipun tercantum dalam daftar saat diterbitkan pada Minggu, tanda tangan Rwanda juga dicabut antara pukul 7 pagi dan 1 siang pada Senin, menurut versi arsip dari laman web Kementerian Luar Negeri Swiss.
Hanya 77 dari 92 delegasi negara yang diwakili di acara tersebut yang kini muncul sebagai penanda tangan pada komunike terakhirnya, dengan Kosovo terdaftar sebagai negara merdeka. Serbia dan sejumlah negara lain, termasuk Rusia dan China, menganggap Kosovo sebagai wilayah Serbia.
Itu artinya ada 15 negara yang menolak menandatangani komunike tersebut. Meskipun beberapa anggota blok ekonomi BRICS hadir, tidak ada yang menandatangani dokumen akhir.
Rusia tidak diundang untuk menjadi bagian dari pembicaraan tersebut, dan telah mengindikasikan mereka tidak akan hadir jika diminta, karena sifat "formula perdamaian" Vladimir Zelensky yang tidak dapat diterima.
Komunike tersebut menjabarkan apa yang digambarkannya sebagai "visi bersama," yang dianut para penanda tangan, dengan pembicaraan dan dokumen "berdasarkan formula perdamaian Ukraina."
Negara-negara yang tercantum sepakat atas komitmen mereka terhadap perdamaian, dan menyerukan agar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporozhye diserahkan ke kendali Ukraina, akses tak terbatas ke pelabuhan-pelabuhan di Laut Hitam dan Laut Azov, dan pembebasan semua tawanan perang.
Jumat lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan dia bersedia memerintahkan gencatan senjata dan memulai perundingan damai segera setelah Ukraina memenuhi beberapa persyaratan.
Yang terpenting, Kiev harus melepaskan semua klaim atas kelima wilayah bekas Ukraina yang telah memilih bergabung dengan Rusia, menarik pasukan dari wilayah-wilayah ini, secara resmi membatalkan tawarannya untuk bergabung dengan NATO, dan menjamin tidak akan menambah kekuatan militernya.
(sya)
tulis komentar anda