Presiden Polandia Andrzej Duda Serukan Dekolonisasi Rusia

Senin, 17 Juni 2024 - 13:13 WIB
Presiden Polandia Andrzej Duda serukan dekolonisasi Rusia. Foto/REUTERS
ZURICH - Presiden Polandia Andrzej Duda menyerukan “proses dekolonisasi” Rusia dengan alasan konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.

Dia mengisyaratkan bahwa etnis minoritas harus melepaskan diri dari kekuasaan Moskow dan membentuk negara mereka sendiri.

Rusia adalah salah satu negara paling beragam di dunia dengan lebih dari 190 kelompok etnis yang berbicara dalam lebih dari 270 bahasa dan dialek, menurut data pemerintah.



Berbicara pada konferensi “Perdamaian untuk Ukraina” di Swiss pada hari Minggu, Duda menggambarkan Rusia sebagai “penjara negara”.



“Negara ini adalah rumah bagi hampir 200 kelompok etnis, yang menjadi penduduk Rusia sebagai akibat dari metode yang digunakan di Ukraina saat ini,” klaim presiden negara NATO tersebut.

“Rusia tetap menjadi kerajaan kolonial terbesar di dunia, yang, tidak seperti negara-negara Eropa, tidak pernah mengalami proses dekolonisasi dan tidak pernah mampu menghadapi setan di masa lalu,” kata Duda, seperti dikutip Russia Today, Senin (17/6/2024).

“Sebagai anggota komunitas internasional, pada akhirnya kami harus mengatakan—tidak ada [ruang] untuk kolonialisme di dunia modern.”

Sejak Rusia melancarkan operasi militernya di negara tetangganya; Ukraina, Polandia telah menjadi salah satu pendukung bantuan yang paling vokal kepada Kyiv.

Menurut media Polandia, misi utama Duda di Swiss adalah untuk “menyoroti skala ancaman Rusia.”

Awal tahun ini, Perdana Menteri Polandia Donald Tusk menyatakan kesiapannya untuk berpotensi menjadi tuan rumah senjata nuklir AS, yang oleh Moskow disebut sebagai provokasi dan kebijakan yang sangat bermusuhan.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah berulang kali menyatakan bahwa Moskow tidak berniat menyerang anggota NATO dan menolak klaim sebaliknya sebagai taktik menakut-nakuti.

Pada Agustus 2023, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menulis opini untuk surat kabar Izvestia, mengutuk “kejahatan kolonialisme” yang dilakukan oleh Barat dan berargumen bahwa kepemilikan negara-negara Barat di luar negeri, seperti Kaledonia Baru milik Prancis, Gibraltar milik Inggris, dan Guam milik As adalah “koloni” zaman modern.

Dia menulis bahwa dunia bebas pasti akan menang, dan proses dekolonisasi akan selesai.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More