Rusia Kutuk Serangan Tak Berguna AS dan Inggris di Negara Berdaulat Yaman
Sabtu, 15 Juni 2024 - 00:01 WIB
MOSKOW - Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia menegaskan Rusia mengecam serangan Amerika Serikat (AS) dan Inggris di Laut Merah dan menganggapnya "tidak ada gunanya".
"Kami mengecam serangan oleh koalisi pimpinan AS dan Inggris yang menargetkan wilayah kedaulatan Yaman. Agresi ini dilakukan dengan melanggar Piagam PBB. Tidak ada gunanya sejauh tidak dapat menghentikan serangan di Laut Merah," tegas Nebenzia dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang situasi yang menyangkut Yaman.
Nebenzia mengatakan "insiden sembrono" penggunaan kekuatan oleh negara-negara NATO ini meninggalkan noda darah.
Pada tanggal 7 Juni, juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan gerakan Allah Ansar di Yaman yang dikenal sebagai Houthi, telah menahan 11 personel PBB.
Tiga hari kemudian, Houthi mengatakan mereka menahan mata-mata yang terkait dengan Badan Intelijen Pusat AS karena diduga melakukan kegiatan intelijen dan sabotase di Yaman.
Pada November 2023, Houthi bersumpah menyerang kapal mana pun yang terkait dengan Israel hingga Israel menghentikan aksi militer di Jalur Gaza.
Serangan tersebut mendorong Amerika Serikat untuk membentuk koalisi multinasional guna melindungi pelayaran di Laut Merah serta menyerang target-target Houthi di darat.
Houthi menyerang kapal-kapal terkait Israel karena negara Zionis itu terus melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza.
"Kami mengecam serangan oleh koalisi pimpinan AS dan Inggris yang menargetkan wilayah kedaulatan Yaman. Agresi ini dilakukan dengan melanggar Piagam PBB. Tidak ada gunanya sejauh tidak dapat menghentikan serangan di Laut Merah," tegas Nebenzia dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang situasi yang menyangkut Yaman.
Nebenzia mengatakan "insiden sembrono" penggunaan kekuatan oleh negara-negara NATO ini meninggalkan noda darah.
Pada tanggal 7 Juni, juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan gerakan Allah Ansar di Yaman yang dikenal sebagai Houthi, telah menahan 11 personel PBB.
Tiga hari kemudian, Houthi mengatakan mereka menahan mata-mata yang terkait dengan Badan Intelijen Pusat AS karena diduga melakukan kegiatan intelijen dan sabotase di Yaman.
Pada November 2023, Houthi bersumpah menyerang kapal mana pun yang terkait dengan Israel hingga Israel menghentikan aksi militer di Jalur Gaza.
Serangan tersebut mendorong Amerika Serikat untuk membentuk koalisi multinasional guna melindungi pelayaran di Laut Merah serta menyerang target-target Houthi di darat.
Houthi menyerang kapal-kapal terkait Israel karena negara Zionis itu terus melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza.
(sya)
tulis komentar anda