Anak Tiri: Panglima Militer Ukraina Jenderal Syrsky Anggap Dirinya Orang Rusia
Jum'at, 14 Juni 2024 - 10:44 WIB
MOSKOW - Panglima Militer Ukraina Jenderal Oleksandr Syrsky pernah menjadi ayah yang baik dan pria terhormat, namun tidak pernah menganggap dirinya orang Ukraina. Itu disampaikan anak tirinya, Ivan Syrsky.
Jenderal Syrsky, yang beretnis Rusia, mendapatkan jabatan tertinggi di militer Ukraina awal tahun ini setelah Presiden Volodymyr Zelensky berselisih dengan pendahulu Syrsky, Jenderal Valery Zaluzhny.
Ivan Syrsky tinggal di Australia, tempat dia pindah bersama ibu dan saudara tirinya; Anton, 15 tahun lalu.
Berbeda dengan ayah tirinya, dia telah mengajukan permohonan kewarganegaraan Rusia dan mendukung Moskow dalam perang di Ukraina.
“Beberapa kali, ketika saya masih di sekolah dasar, kami mengunjungi orang tuanya di Rusia: pertama di Wilayah Moskow, lalu di Vladimir,” kata Ivan kepada Russia Today, yang dilansir Jumat (14/6/2024).
“Saat itu kami semua dianggap orang Rusia, dan saya tidak pernah mendengar kabar buruk darinya tentang Rusia atau Donbas. Tapi dia jelas tidak pernah menganggap dirinya orang Ukraina," ujarnya.
Syrsky tinggal di Ukraina setelah Uni Soviet bubar pada tahun 1991, di mana dia terus bertugas di angkatan bersenjata.
Setelah kudeta yang didukung Amerika Serikat di Kyiv pada tahun 2014, pemerintah baru meluncurkan apa yang disebut “operasi anti-teroris” (ATO) terhadap Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk di wilayah timur.
Jenderal Syrsky, yang beretnis Rusia, mendapatkan jabatan tertinggi di militer Ukraina awal tahun ini setelah Presiden Volodymyr Zelensky berselisih dengan pendahulu Syrsky, Jenderal Valery Zaluzhny.
Ivan Syrsky tinggal di Australia, tempat dia pindah bersama ibu dan saudara tirinya; Anton, 15 tahun lalu.
Berbeda dengan ayah tirinya, dia telah mengajukan permohonan kewarganegaraan Rusia dan mendukung Moskow dalam perang di Ukraina.
“Beberapa kali, ketika saya masih di sekolah dasar, kami mengunjungi orang tuanya di Rusia: pertama di Wilayah Moskow, lalu di Vladimir,” kata Ivan kepada Russia Today, yang dilansir Jumat (14/6/2024).
“Saat itu kami semua dianggap orang Rusia, dan saya tidak pernah mendengar kabar buruk darinya tentang Rusia atau Donbas. Tapi dia jelas tidak pernah menganggap dirinya orang Ukraina," ujarnya.
Syrsky tinggal di Ukraina setelah Uni Soviet bubar pada tahun 1991, di mana dia terus bertugas di angkatan bersenjata.
Setelah kudeta yang didukung Amerika Serikat di Kyiv pada tahun 2014, pemerintah baru meluncurkan apa yang disebut “operasi anti-teroris” (ATO) terhadap Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk di wilayah timur.
tulis komentar anda