Pasukan Israel Bantai 210 Warga Palestina saat Bebaskan 4 Sandera, Mayat-mayat Bergelimpangan
Minggu, 09 Juni 2024 - 05:56 WIB
GAZA - Pasukan Israel telah membantai lebih dari 200 warga Palestina dalam serangan darat, laut, dan udara selama operasi pembebasan empat sandera dari Nuseirat, Gaza tengah, pada hari Sabtu.
Video yang diambil dari lokasi serangan menunjukkan mayat-mayat bergelimpangan di jalan-jalan Nuseirat. Banyak dari mereka kehilangan anggota tubuh. Anak-anak juga menjadi bagian dari korban.
Ketika jet-jet tempur Israel melancarkan serangan udara di kamp pengungsi Nuseirat yang luas pada Sabtu pagi, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengeluarkan pernyataan singkat yang mengatakan bahwa mereka menargetkan “infrastruktur teror” di daerah tersebut.
Beberapa jam kemudian, IDF mengumumkan bahwa tim polisi dan komando militer telah menyelamatkan empat sandera dari tawanan Hamas di Nuseirat, dan menerima tembakan keras saat masuk dan keluar kamp.
Tak lama setelah para sandera dipulangkan ke Israel, laporan mengenai banyaknya korban warga Palestina mulai bermunculan.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa sejumlah besar orang yang terluka, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, tiba di Rumah Sakit Martir al-Aqsa tak lama setelah serangan tersebut.
Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan bahwa 210 orang tewas dalam serangan IDF di Nuseirat dan daerah sekitarnya. Tidak jelas berapa banyak milisi Hamas yang menjadi korban, karena kelompok tersebut—yang menguasai Gaza—tidak mencantumkan korbannya secara terpisah.
“Sekitar 210 martir dan lebih dari 400 orang terluka dibawa ke Rumah Sakit al-Aqsa akibat pembantaian brutal Israel di kamp Nuseirat,” kata kantor tersebut dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Anadolu, Minggu (9/6/2024).
Kantor tersebut lebih lanjut menyampaikan seruan mendesak kepada komunitas internasional dan organisasi internasional untuk menyelamatkan Rumah Sakit Martir al-Aqsa dan menyediakan kebutuhan medis dan generator untuk memastikan kelangsungan operasinya.
“Rumah Sakit Martir al-Aqsa tidak mampu menampung jumlah syuhada dan korban luka akibat pengeboman Israel,” kantor media Gaza tersebut.
Seorang perwira kontraterorisme Israel terluka parah dalam operasi penyelamatan sandera, dan tewas tak lama setelah tim tersebut kembali ke Israel, kata polisi Zionis Israel dalam sebuah pernyataan.
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengutuk serangan pasukan Israel terhadap Nuseirat sebagai “pembantaian berdarah” dan menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell menggambarkan pemandangan di kamp tersebut sebagai hal yang “mengerikan”, dan meminta Israel untuk menerima rencana gencatan senjata yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pekan lalu.
Hamas menangkap sekitar 250 sebagai sandera selama serangan 7 Oktober 2023 terhadap Israel. Sekitar setengah dari jumlah tersebut dipertukarkan dengan para tahanan Palestina selama gencatan senjata seminggu pada bulan November, dan tujuh orang telah diselamatkan oleh pasukan Israel.
Sekitar 120 sandera masih ditahan oleh Hamas, kata juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari kepada wartawan pada hari Sabtu.
Dalam delapan bulan sejak Israel menyatakan perang terhadap Hamas, pasukan Zionis telah membunuh lebih dari 36.800 warga Palestina dan melukai hampir 84.000 orang, menurut angka terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza.
Video yang diambil dari lokasi serangan menunjukkan mayat-mayat bergelimpangan di jalan-jalan Nuseirat. Banyak dari mereka kehilangan anggota tubuh. Anak-anak juga menjadi bagian dari korban.
Ketika jet-jet tempur Israel melancarkan serangan udara di kamp pengungsi Nuseirat yang luas pada Sabtu pagi, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengeluarkan pernyataan singkat yang mengatakan bahwa mereka menargetkan “infrastruktur teror” di daerah tersebut.
Beberapa jam kemudian, IDF mengumumkan bahwa tim polisi dan komando militer telah menyelamatkan empat sandera dari tawanan Hamas di Nuseirat, dan menerima tembakan keras saat masuk dan keluar kamp.
Tak lama setelah para sandera dipulangkan ke Israel, laporan mengenai banyaknya korban warga Palestina mulai bermunculan.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa sejumlah besar orang yang terluka, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, tiba di Rumah Sakit Martir al-Aqsa tak lama setelah serangan tersebut.
Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan bahwa 210 orang tewas dalam serangan IDF di Nuseirat dan daerah sekitarnya. Tidak jelas berapa banyak milisi Hamas yang menjadi korban, karena kelompok tersebut—yang menguasai Gaza—tidak mencantumkan korbannya secara terpisah.
“Sekitar 210 martir dan lebih dari 400 orang terluka dibawa ke Rumah Sakit al-Aqsa akibat pembantaian brutal Israel di kamp Nuseirat,” kata kantor tersebut dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Anadolu, Minggu (9/6/2024).
Kantor tersebut lebih lanjut menyampaikan seruan mendesak kepada komunitas internasional dan organisasi internasional untuk menyelamatkan Rumah Sakit Martir al-Aqsa dan menyediakan kebutuhan medis dan generator untuk memastikan kelangsungan operasinya.
“Rumah Sakit Martir al-Aqsa tidak mampu menampung jumlah syuhada dan korban luka akibat pengeboman Israel,” kantor media Gaza tersebut.
Seorang perwira kontraterorisme Israel terluka parah dalam operasi penyelamatan sandera, dan tewas tak lama setelah tim tersebut kembali ke Israel, kata polisi Zionis Israel dalam sebuah pernyataan.
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengutuk serangan pasukan Israel terhadap Nuseirat sebagai “pembantaian berdarah” dan menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell menggambarkan pemandangan di kamp tersebut sebagai hal yang “mengerikan”, dan meminta Israel untuk menerima rencana gencatan senjata yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pekan lalu.
Hamas menangkap sekitar 250 sebagai sandera selama serangan 7 Oktober 2023 terhadap Israel. Sekitar setengah dari jumlah tersebut dipertukarkan dengan para tahanan Palestina selama gencatan senjata seminggu pada bulan November, dan tujuh orang telah diselamatkan oleh pasukan Israel.
Sekitar 120 sandera masih ditahan oleh Hamas, kata juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari kepada wartawan pada hari Sabtu.
Dalam delapan bulan sejak Israel menyatakan perang terhadap Hamas, pasukan Zionis telah membunuh lebih dari 36.800 warga Palestina dan melukai hampir 84.000 orang, menurut angka terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza.
(mas)
tulis komentar anda