Laporan Kongres AS: Kim Yo-jong Kandidat Pengganti Kim Jong-un
Jum'at, 01 Mei 2020 - 16:06 WIB
WASHINGTON - Kim Yo-jong adalah di antara kandidat yang paling mungkin untuk menggantikan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un jika pemimpin tersebut meninggal atau tidak dapat lagi memerintah negara.
Penilaian itu merupakan laporan US Congressional Research Service (CRS) atau Layanan Riset Kongres Amerika Serikat (AS) yang dikutip kantor berita Korea Selatan, Yonhap, Jumat (1/5/2020). Kim Yo-jong adalah adik perempuan Kim Jong-un dan anggota Partai Buruh Korea yang menonjol.
Dokumen CRS itu keluar di tengah spekulasi negatif yang meluas tentang keberadaan dan kondisi kesehatan Kim Jong-un. Laporan itu pada dasarnya mendukung laporan media dan para analis baru-baru ini tentang kemungkinan Kim Yo-jong menggantikan kakaknya jika terjadi sesuatu yang serius.
"Kim (Jong-un) yang berusia 36 tahun, gemuk dan perokok berat, diyakini menderita berbagai masalah kesehatan selama bertahun-tahun," bunyi laporan terbaru CRS tentang hubungan AS-Korea Utara.
Laporan riset berlanjut ke detail beberapa aspek keluarga Kim, dengan mengatakan bahwa diktator muda yang sekarang menghilang dari radar internasional memiliki tiga anak berusia di bawah 10 tahun, tetapi tidak ada pewaris kekuasaan yang jelas.
"Jika dia meninggal atau menjadi lumpuh, tidak pasti siapa yang akan menggantikannya," lanjut dokumen CRS, yang menambahkan bahwa peluang tinggi ada pada saudara perempuan dan orang kepercayaan sang diktator; Kim Yo-jong, untuk mengambil alih kekuasaan dalam peristiwa semacam itu.
Karier politik Kim Yo-jong telah meroket melalui Partai Buruh Korea, partai yang berkuasa selama beberapa tahun terakhir di Korut. Adik Kim itu telah memainkan peran penting dalam diplomasi sang kakak yang berada di sisinya pada pertemuan-pertemuan penting negara, seperti pertemuan puncaknya dengan Presiden AS Donald Trump di Singapura dan Vietnam tahun lalu.
Namun, laporan CRS itu juga mempertimbangkan penilaian para analis yang bertanya-tanya apakah seorang perempuan dapat mengambil kendali negara, terutama tanpa diberkati secara eksplisit oleh kakaknya.
CRS melangkah lebih jauh untuk mencatat bahwa setiap perebutan kekuasaan dapat memiliki implikasi besar bagi Amerika Serikat, termasuk pada masalah penting seperti persenjataan nuklir Korea Utara dan kemungkinan konfrontasi dengan China yang dapat mengubah struktur keamanan mendasar kawasan dan lain-lain.
Laporan CRS juga mencermati hal-hal yang tenang dari perspektif ekonomi, di mana Korea Utara telah menunjukkan beberapa tanda kesulitan ekonomi parah yang dapat memicu keruntuhan sistemik.
Laporan itu mengutip para ahli yang meragukan statistik resmi Korea Utara mengenai tidak ada kasus COVID-19 yang dikonfirmasi, meskipun negara itu berbagi perbatasan dengan China dan Korea Selatan. Apa pun masalahnya, sistem kesehatan negara itu terlihat tidak kewalahan, karena penutupan perbatasannya dan tindakan tegas lainnya yang diambil dengan cepat.
Dalam penjelasan terakhir tentang absennya Kim Jong-un di hadapan publik selama 20 hari, para pejabat Korea Selatan dan AS berasumsi bahwa Kim Jong-un sama sekali tidak sakit dan dugaan terkuatnya adalah dia sedang berlindung dari krisis virus corona baru, COVID-19.
Menteri Unifikasi Korea Selatan Kim Yeon-chul menyatakan bahwa situasinya memang ada hubungannya dengan krisis COVID-19 dan ketidakhadiran pemimpin itu hampir tidak biasa. Sedangkan Presiden Trump sebelumnya menekankan bahwa semua laporan tentang kesehatan Kim yang buruk adalah belum terbukti.
Berbagai laporan media menduga Kim Jong-un berada di Wonsan, kawasan resor elite bersejarah di pantai timur Korea Utara. Dugaan itu diperkuat dengan citra satelit yang menunjukkan pergerakan kapal mewah yang biasa digunakan oleh Kim Jong-un dan kereta pribadinya.
Kim menghilang dari pandangan publik sejak 11 April, tetapi baru beberapa hari kemudian muncul segudang desas-desus tentang kesehatannya ketika dia melewatkan perayaan penting Hari Matahari pada 15 April, sebuah perayaan untuk menandai ulang tahun kakek Kim Jong-un yang juga pendiri Korut;Kim Il-sung.
Penilaian itu merupakan laporan US Congressional Research Service (CRS) atau Layanan Riset Kongres Amerika Serikat (AS) yang dikutip kantor berita Korea Selatan, Yonhap, Jumat (1/5/2020). Kim Yo-jong adalah adik perempuan Kim Jong-un dan anggota Partai Buruh Korea yang menonjol.
Dokumen CRS itu keluar di tengah spekulasi negatif yang meluas tentang keberadaan dan kondisi kesehatan Kim Jong-un. Laporan itu pada dasarnya mendukung laporan media dan para analis baru-baru ini tentang kemungkinan Kim Yo-jong menggantikan kakaknya jika terjadi sesuatu yang serius.
"Kim (Jong-un) yang berusia 36 tahun, gemuk dan perokok berat, diyakini menderita berbagai masalah kesehatan selama bertahun-tahun," bunyi laporan terbaru CRS tentang hubungan AS-Korea Utara.
Laporan riset berlanjut ke detail beberapa aspek keluarga Kim, dengan mengatakan bahwa diktator muda yang sekarang menghilang dari radar internasional memiliki tiga anak berusia di bawah 10 tahun, tetapi tidak ada pewaris kekuasaan yang jelas.
"Jika dia meninggal atau menjadi lumpuh, tidak pasti siapa yang akan menggantikannya," lanjut dokumen CRS, yang menambahkan bahwa peluang tinggi ada pada saudara perempuan dan orang kepercayaan sang diktator; Kim Yo-jong, untuk mengambil alih kekuasaan dalam peristiwa semacam itu.
Karier politik Kim Yo-jong telah meroket melalui Partai Buruh Korea, partai yang berkuasa selama beberapa tahun terakhir di Korut. Adik Kim itu telah memainkan peran penting dalam diplomasi sang kakak yang berada di sisinya pada pertemuan-pertemuan penting negara, seperti pertemuan puncaknya dengan Presiden AS Donald Trump di Singapura dan Vietnam tahun lalu.
Namun, laporan CRS itu juga mempertimbangkan penilaian para analis yang bertanya-tanya apakah seorang perempuan dapat mengambil kendali negara, terutama tanpa diberkati secara eksplisit oleh kakaknya.
CRS melangkah lebih jauh untuk mencatat bahwa setiap perebutan kekuasaan dapat memiliki implikasi besar bagi Amerika Serikat, termasuk pada masalah penting seperti persenjataan nuklir Korea Utara dan kemungkinan konfrontasi dengan China yang dapat mengubah struktur keamanan mendasar kawasan dan lain-lain.
Laporan CRS juga mencermati hal-hal yang tenang dari perspektif ekonomi, di mana Korea Utara telah menunjukkan beberapa tanda kesulitan ekonomi parah yang dapat memicu keruntuhan sistemik.
Laporan itu mengutip para ahli yang meragukan statistik resmi Korea Utara mengenai tidak ada kasus COVID-19 yang dikonfirmasi, meskipun negara itu berbagi perbatasan dengan China dan Korea Selatan. Apa pun masalahnya, sistem kesehatan negara itu terlihat tidak kewalahan, karena penutupan perbatasannya dan tindakan tegas lainnya yang diambil dengan cepat.
Dalam penjelasan terakhir tentang absennya Kim Jong-un di hadapan publik selama 20 hari, para pejabat Korea Selatan dan AS berasumsi bahwa Kim Jong-un sama sekali tidak sakit dan dugaan terkuatnya adalah dia sedang berlindung dari krisis virus corona baru, COVID-19.
Menteri Unifikasi Korea Selatan Kim Yeon-chul menyatakan bahwa situasinya memang ada hubungannya dengan krisis COVID-19 dan ketidakhadiran pemimpin itu hampir tidak biasa. Sedangkan Presiden Trump sebelumnya menekankan bahwa semua laporan tentang kesehatan Kim yang buruk adalah belum terbukti.
Berbagai laporan media menduga Kim Jong-un berada di Wonsan, kawasan resor elite bersejarah di pantai timur Korea Utara. Dugaan itu diperkuat dengan citra satelit yang menunjukkan pergerakan kapal mewah yang biasa digunakan oleh Kim Jong-un dan kereta pribadinya.
Kim menghilang dari pandangan publik sejak 11 April, tetapi baru beberapa hari kemudian muncul segudang desas-desus tentang kesehatannya ketika dia melewatkan perayaan penting Hari Matahari pada 15 April, sebuah perayaan untuk menandai ulang tahun kakek Kim Jong-un yang juga pendiri Korut;Kim Il-sung.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda