Profil Mahmoud Ahmadinejad, dari Putra Seorang Pandai Besi hingga Jadi Presiden Iran
Senin, 03 Juni 2024 - 19:09 WIB
Sempat menjadi dosen, namanya tidak cukup terkenal hingga diangkat menjadi wali kota Teheran pada 2003. Saat menjalankan tugasnya, Ahmadinejad mengurangi kebebasan sosial dan membatasi banyak reformasi yang sebelumnya diperkenalkan para pendahulunya.
Pada 2005, Ahmadinejad mengejutkan komunitas internasional ketika mendapat kemenangan telak dalam pemilihan presiden (Pilpres) Iran. Di luar dugaan, ia mampu mengalahkan petahana Ali Akbar Hashemi Rafsanjani.
Sebelum terpilih sebagai presiden, Ahmadinejad dilaporkan tidak mengeluarkan uang untuk kampanye. Sebagai gantinya, ia mendapat dukungan dari berbagai kelompok konservatif kuat karena gaya kampanye yang berfokus pada kemiskinan, keadilan sosial dan distribusi kekayaan di Iran.
Dikenal luas sebagai populis garis keras, Ahmadinejad sering memunculkan kontroversi sejak memimpin Iran.
Pada masa jabatan pertamanya, ia sudah membuat marah komunitas internasional dengan retorikanya yang keras terhadap Amerika Serikat dan Israel, pendiriannya tentang program nuklir Iran hingga menolak kejadian Holocaust.
Pada Oktober 2005, Ahmadinejad membuat pernyataan mengejutkan tentang gambaran penggantian Israel dengan negara Palestina. Mengutip perkataan Ayatollah Khomeini, kata-katanya diterjemahkan secara luas sebagai seruan agar Israel "dihapus dari peta".
Pernyataan tersebut dengan cepat ditafsirkan oleh kantor-kantor berita Barat sebagai ancaman tidak langsung terhadap Israel. Namun, Ahmadinejad sendiri menolak klaim tersebut dan menganggap pidatonya disalahartikan.
Terbaru, Ahmadinejad disebutkan telah mendaftarkan diri sebagai calon presiden (capres) Iran. Sekali lagi, ia ingin berkuasa setelah sebelumnya Teheran ditinggal Ebrahim Raisi yang wafat karena kecelakaan helikopter.
Demikian ulasan mengenai profil Mahmoud Ahmadinejad, sosok pembenci Israel yang kembali mencalonkan diri jadi Presiden Iran.
Pada 2005, Ahmadinejad mengejutkan komunitas internasional ketika mendapat kemenangan telak dalam pemilihan presiden (Pilpres) Iran. Di luar dugaan, ia mampu mengalahkan petahana Ali Akbar Hashemi Rafsanjani.
Sebelum terpilih sebagai presiden, Ahmadinejad dilaporkan tidak mengeluarkan uang untuk kampanye. Sebagai gantinya, ia mendapat dukungan dari berbagai kelompok konservatif kuat karena gaya kampanye yang berfokus pada kemiskinan, keadilan sosial dan distribusi kekayaan di Iran.
Dikenal luas sebagai populis garis keras, Ahmadinejad sering memunculkan kontroversi sejak memimpin Iran.
Pada masa jabatan pertamanya, ia sudah membuat marah komunitas internasional dengan retorikanya yang keras terhadap Amerika Serikat dan Israel, pendiriannya tentang program nuklir Iran hingga menolak kejadian Holocaust.
Pada Oktober 2005, Ahmadinejad membuat pernyataan mengejutkan tentang gambaran penggantian Israel dengan negara Palestina. Mengutip perkataan Ayatollah Khomeini, kata-katanya diterjemahkan secara luas sebagai seruan agar Israel "dihapus dari peta".
Pernyataan tersebut dengan cepat ditafsirkan oleh kantor-kantor berita Barat sebagai ancaman tidak langsung terhadap Israel. Namun, Ahmadinejad sendiri menolak klaim tersebut dan menganggap pidatonya disalahartikan.
Terbaru, Ahmadinejad disebutkan telah mendaftarkan diri sebagai calon presiden (capres) Iran. Sekali lagi, ia ingin berkuasa setelah sebelumnya Teheran ditinggal Ebrahim Raisi yang wafat karena kecelakaan helikopter.
Demikian ulasan mengenai profil Mahmoud Ahmadinejad, sosok pembenci Israel yang kembali mencalonkan diri jadi Presiden Iran.
(ahm)
tulis komentar anda