Bela Gaza, Maladewa Larang Tempat Wisata Mewahnya Dikunjungi Warga Israel

Senin, 03 Juni 2024 - 08:41 WIB
Maladewa melarang warga Israel kunjungi tempat wisata mewah di negara Samudra Hindia tersebut. Itu sebagai solidaritas dengan Palestina. Foto/Al Jazeera
MALE - Maladewa bersolidaritas dengan Palestina atas penderitaan Gaza yang dibombardir Israel.

Sebagai bentuk solidaritas, pemerintah negara Samudra Hindia itu akan melarang warga Israel mengunjungi tempat wisata mewah di Maladewa.

Larangan itu disampaikan Kantor Kepresidenan Maladewa pada Minggu, saat mengumumkan unjuk rasa nasional dalam solidaritas dengan Palestina.



Maladewa, sebuah republik Islam kecil dengan lebih dari 1.000 pulau karang yang berlokasi strategis, terkenal dengan pantai berpasir putihnya yang terpencil, laguna biru kehijauan yang dangkal, dan tempat liburan bergaya Robinson Crusoe.



"Presiden Mohamed Muizzu telah memutuskan untuk memberlakukan larangan terhadap paspor Israel," kata Kantor Kepresidenan Maladewa dalam sebuah pernyataan, tanpa memberikan rincian kapan aturan itu mulai berlaku.

Muizzu juga mengumumkan kampanye penggalangan dana nasional yang dinamai "Warga Maladewa dalam Solidaritas dengan Palestina".

Maladewa sebelumnya telah mencabut larangan terhadap wisatawan Israel pada awal tahun 1990-an dan berupaya memulihkan hubungan pada tahun 2010.

Namun, upaya normalisasi terhenti setelah tergulingnya Presiden Mohamed Nasheed pada Februari 2012.

Partai-partai oposisi dan sekutu pemerintah di Maladewa telah memberikan tekanan pada Muizzu untuk melarang warga Israel, sebagai tanda protes terhadap perang brutal Israel Gaza.

Data resmi menunjukkan jumlah warga Israel yang mengunjungi Maladewa turun menjadi 528 orang dalam empat bulan pertama tahun ini, turun 88 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Menanggapi larangan tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel mendesak warganya untuk menghindari perjalanan ke Maladewa.

“Bagi warga negara Israel yang tinggal di negara tersebut, disarankan untuk mempertimbangkan untuk pergi, karena jika mereka mengalami kesulitan karena alasan apa pun, akan sulit bagi kami untuk membantu,” kata kementerian tersebut, seperti dikutip AFP, Senin (3/6/2024).

Israel telah membunuh sedikitnya 36.439 orang di Gaza, sebagian besar warga sipil, sejak perang brutalnya melawan Hamas dimulai 7 Oktober 2023.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More