Mesir Bantah Klaim Israel soal Terowongan di Perbatasan dengan Gaza
Kamis, 30 Mei 2024 - 21:05 WIB
KAIRO - Mesir membantah klaim Israel mengenai keberadaan terowongan di sepanjang perbatasannya dengan Gaza.
Seorang pejabat senior Mesir mengatakan Israel belum mengkomunikasikan klaim tersebut ke Kairo.
Dia menambahkan Tel Aviv menggunakan klaim ini untuk membenarkan kelanjutan operasinya di Rafah dan memperpanjang perang karena alasan politik.
Pasukan penjajah Israel menyerbu Penyeberangan Rafah pada awal Mei, mengambil kendali dan mengibarkan bendera Israel.
Sejak saat itu, bantuan kemanusiaan dan pasokan penting tidak diizinkan melewati penyeberangan tersebut, sehingga membuat warga Palestina di Gaza berjuang di bawah pengepungan yang semakin ketat dan meningkatnya kelaparan.
Militer Israel mengklaim telah menemukan dan menghancurkan terowongan sepanjang 1,5 kilometer yang terletak 100 meter dari penyeberangan Rafah.
Situs berita Israel Nziv juga menuduh adanya hubungan antara terowongan Gaza dan militer Mesir.
Sementara itu, sejumlah sumber mengatakan negosiasi menemui jalan buntu, setelah kegagalan putaran terakhir di Kairo dan Doha.
Sumber itu mengatakan perundingan setelah serangan Israel di Rafah kini "menemui jalan buntu" dan Amerika Serikat (AS) perlu mengatasi masalah dengan Israel mengenai gencatan senjata permanen.
“Bagi Hamas, jelas bahwa AS harus menghadapi negosiasi ini. Mereka (Israel) harus menghormati dokumen yang diterima Hamas, tanpa melakukan permainan konyol dan mencoba mengabaikan tuntutan dasar Hamas,” tegas dia.
Awal bulan ini, Hamas secara terbuka menyatakan penerimaannya terhadap perjanjian gencatan senjata yang diajukan mediator Qatar dan Mesir, namun Israel mengatakan usulan tersebut tidak memenuhi tuntutan mereka.
Setelah gagalnya perundingan di Kairo, sumber-sumber AS menyalahkan Mesir karena mengubah tawaran kepada Hamas agar menguntungkan Mesir. Klaim tersebut disambut dengan kemarahan di Kairo.
Sumber Palestina mendukung versi Mesir mengenai kejadian tersebut. Dia mengatakan Mesir belum mengubah dokumen tersebut dan AS sepenuhnya mengetahui setiap dan semua amandemen tersebut, karena Kepala CIA Bill Burns hadir di Kairo dan Doha di mana dokumen tersebut sedang dibahas.
“Hamas mengumumkan amandemennya dan diterima para perunding,” papar sumber itu. “Pihak Amerika telah diberitahu dan menerima dokumen tersebut. Itu bukan kesalahan Mesir.”
“Israel menarik diri dari perjanjian itu dan AS tidak memaksa mereka menerima sesuatu yang menguntungkan mereka,” ungkap dia.
Seorang pejabat senior Mesir mengatakan Israel belum mengkomunikasikan klaim tersebut ke Kairo.
Dia menambahkan Tel Aviv menggunakan klaim ini untuk membenarkan kelanjutan operasinya di Rafah dan memperpanjang perang karena alasan politik.
Pasukan penjajah Israel menyerbu Penyeberangan Rafah pada awal Mei, mengambil kendali dan mengibarkan bendera Israel.
Sejak saat itu, bantuan kemanusiaan dan pasokan penting tidak diizinkan melewati penyeberangan tersebut, sehingga membuat warga Palestina di Gaza berjuang di bawah pengepungan yang semakin ketat dan meningkatnya kelaparan.
Militer Israel mengklaim telah menemukan dan menghancurkan terowongan sepanjang 1,5 kilometer yang terletak 100 meter dari penyeberangan Rafah.
Situs berita Israel Nziv juga menuduh adanya hubungan antara terowongan Gaza dan militer Mesir.
Sementara itu, sejumlah sumber mengatakan negosiasi menemui jalan buntu, setelah kegagalan putaran terakhir di Kairo dan Doha.
Sumber itu mengatakan perundingan setelah serangan Israel di Rafah kini "menemui jalan buntu" dan Amerika Serikat (AS) perlu mengatasi masalah dengan Israel mengenai gencatan senjata permanen.
“Bagi Hamas, jelas bahwa AS harus menghadapi negosiasi ini. Mereka (Israel) harus menghormati dokumen yang diterima Hamas, tanpa melakukan permainan konyol dan mencoba mengabaikan tuntutan dasar Hamas,” tegas dia.
Awal bulan ini, Hamas secara terbuka menyatakan penerimaannya terhadap perjanjian gencatan senjata yang diajukan mediator Qatar dan Mesir, namun Israel mengatakan usulan tersebut tidak memenuhi tuntutan mereka.
Setelah gagalnya perundingan di Kairo, sumber-sumber AS menyalahkan Mesir karena mengubah tawaran kepada Hamas agar menguntungkan Mesir. Klaim tersebut disambut dengan kemarahan di Kairo.
Sumber Palestina mendukung versi Mesir mengenai kejadian tersebut. Dia mengatakan Mesir belum mengubah dokumen tersebut dan AS sepenuhnya mengetahui setiap dan semua amandemen tersebut, karena Kepala CIA Bill Burns hadir di Kairo dan Doha di mana dokumen tersebut sedang dibahas.
“Hamas mengumumkan amandemennya dan diterima para perunding,” papar sumber itu. “Pihak Amerika telah diberitahu dan menerima dokumen tersebut. Itu bukan kesalahan Mesir.”
“Israel menarik diri dari perjanjian itu dan AS tidak memaksa mereka menerima sesuatu yang menguntungkan mereka,” ungkap dia.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda