3 Kekejaman Israel di Rafah, Termasuk Bakar Hidup-hidup Warga Sipil Palestina
Kamis, 30 Mei 2024 - 15:11 WIB
Seorang saksi dari lembaga pengecekan fakta Al Jazeera, Sanad, mengatakan bahwa kamp yang melindungi warga sipil di wilayah Tal as-Sultan di Rafah sengaja menjadi sasaran Israel. Bukan militan Hamas, mereka seakan-akan memang ingin menghabisi warga sipil yang berada di kamp.
Militer Israel menyebut serangan ke Rafah sudah didasarkan pada “intelijen yang tepat”. Tujuannya untuk menyingkirkan kepala staf Hamas dan pejabat lain di balik serangan mematikan terhadap warga Israel pada 7 Oktober.
Namun, faktanya Israel memilih sasaran berupa tenda-tenda yang dihuni pengungsi Palestina. Akibatnya, korban tak bersalah pun mulai berjatuhan, yang didominasi anak-anak dan perempuan.
Setelah serangan itu, tenda-tenda di kamp Rafah hanya tersisa puing-puing yang berasap. Barang-barang di dalamnya hangus, sementara di sampingnya ada warga Palestina yang saling menangis dan di samping jenazah keluarganya yang menjadi korban.
Saat rudal Israel menghantam kamp-kamp pengungsi pada malam hari, api menyebar dengan cepat dan langsung meratakan pengungsian. Tak hanya tenda-tenda yang terbakar, pengungsi yang berada di dalamnya pun ikut menjadi korban.
Pada momen itu, keluarga-keluarga Palestina sedang berada di dalam tenda-tenda pengungsian, sehingga tidak memiliki kesempatan untuk lari atau mengelak dari serangan rudal tentara Israel.
Menurut laporan Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), banyak orang di dalam tenda yang “dibakar hidup-hidup”. Tentara Israel seakan tidak memberi kesempatan bagi pengungsi untuk menyelamatkan diri.
Salah satu warga selamat yang tiba di Rumah Sakit Kuwait di Rafah mengatakan “tenda meleleh dan jenazah korban juga meleleh” setelah serangan tersebut.
2. Tenda Pengungsi Dibakar
Militer Israel menyebut serangan ke Rafah sudah didasarkan pada “intelijen yang tepat”. Tujuannya untuk menyingkirkan kepala staf Hamas dan pejabat lain di balik serangan mematikan terhadap warga Israel pada 7 Oktober.
Namun, faktanya Israel memilih sasaran berupa tenda-tenda yang dihuni pengungsi Palestina. Akibatnya, korban tak bersalah pun mulai berjatuhan, yang didominasi anak-anak dan perempuan.
Setelah serangan itu, tenda-tenda di kamp Rafah hanya tersisa puing-puing yang berasap. Barang-barang di dalamnya hangus, sementara di sampingnya ada warga Palestina yang saling menangis dan di samping jenazah keluarganya yang menjadi korban.
3. Warga Sipil Dibakar Hidup-hidup
Saat rudal Israel menghantam kamp-kamp pengungsi pada malam hari, api menyebar dengan cepat dan langsung meratakan pengungsian. Tak hanya tenda-tenda yang terbakar, pengungsi yang berada di dalamnya pun ikut menjadi korban.
Pada momen itu, keluarga-keluarga Palestina sedang berada di dalam tenda-tenda pengungsian, sehingga tidak memiliki kesempatan untuk lari atau mengelak dari serangan rudal tentara Israel.
Menurut laporan Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), banyak orang di dalam tenda yang “dibakar hidup-hidup”. Tentara Israel seakan tidak memberi kesempatan bagi pengungsi untuk menyelamatkan diri.
Salah satu warga selamat yang tiba di Rumah Sakit Kuwait di Rafah mengatakan “tenda meleleh dan jenazah korban juga meleleh” setelah serangan tersebut.
tulis komentar anda