Jamming Rusia Sebabkan Banyak Senjata Ukraina Pasokan AS Tak Efektif

Senin, 27 Mei 2024 - 11:14 WIB
Teknologi jamming Rusia sebabkan banyak senjata Ukraina pasokan AS menjadi tak efektif. Foto/REUTERS
KYIV - Banyak senjata Ukraina pasokan Amerika Serikat (AS) yang mengandalkan panduan satelit telah dibuat tak efektif oleh teknologi jamming Rusia.

Kondisi tersebut diungkap Washington Post, yang melaporkan bahwa Angkatan Bersenjata Ukraina terpaksa berhenti menggunakan sebagian dari persenjataan Amerika karena kemampuan perang elektronik Rusia yang mumpuni.

Senjata yang terkena dampak, menurut laporan tersebut, termasuk peluru artileri berpemandu GPS Excalibur, roket untuk sistem peluncuran roket ganda HIMARS, dan bom yang dijatuhkan oleh pesawat JDAM.





AS sepenuhnya menghentikan pengiriman peluru Excalibur setengah tahun yang lalu setelah Ukraina melaporkan bahwa peluru tersebut dianggap tidak efektif, kata pejabat Ukraina yang tidak disebutkan namanya kepada Washington Post, Minggu (26/5/2024).

Surat kabar tersebut mengatakan bahwa mereka juga telah meninjau penilaian internal Kyiv, yang menyatakan bahwa tingkat keberhasilan amunisi tersebut turun menjadi hanya 10 persen dalam beberapa bulan.

“Teknologi Excalibur dalam versi yang ada telah kehilangan potensinya,” lanjut laporan Washington Post, seraya menambahkan bahwa konfrontasi dengan jamming Rusia telah menyangkal reputasinya sebagai senjata “satu tembakan, satu sasaran”.

Sistem HIMARS pernah menjadi berita utama setelah diberikan Washington kepada Kyiv pada tahun 2022. “Namun pada tahun berikutnya, semuanya berakhir: Rusia mengerahkan peperangan elektronik, sinyal satelit dinonaktifkan, dan HIMARS menjadi sama sekali tidak efektif,” keluh seorang pejabat senior militer Ukraina, yang menolak disebutkan namanya.

“Oleh karena itu, Kyiv terpaksa menggunakan peluru yang sangat mahal untuk menyerang target-target dengan prioritas lebih rendah,” katanya.

Tingkat keberhasilan JDAM juga turun secara signifikan hanya beberapa minggu setelah pertama kali diberikan kepada Kyiv pada bulan Februari 2023 karena “ketidaktahanan” mereka terhadap jamming Rusia terungkap, demikian penilaian internal Ukraina menekankan.

Menurut penilaian tersebut, selama periode itu, bom buatan AS tersebut meleset dari sasarannya antara 200 meter hingga 1,2 km.

Para pejabat Ukraina mengatakan kepada Washington Post bahwa mendapatkan penyesuaian yang diperlukan terhadap “persenjataan yang gagal” sangatlah sulit karena “proses yang terlalu birokratis” di Washington.

“Namun, dalam kasus JDAM, pabrikan mampu menyediakan patch dan amunisi tersebut masih digunakan oleh Kyiv,” kata salah satu sumber Ukraina.

Pada hari Sabtu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa sejak dimulainya konflik antara Moskow dan Kyiv pada Februari 2022, produksi peralatan peperangan elektronik Moskow telah meningkat 15 kali lipat.

Rusia telah berulang kali memperingatkan bahwa pengiriman sistem senjata ke Kyiv oleh AS dan sekutunya tidak akan menghalangi Moskow mencapai tujuan militernya, dan menambahkan bahwa hal itu hanya akan memperpanjang pertempuran dan dapat meningkatkan risiko konfrontasi langsung antara Rusia dan NATO.

Menurut para pejabat di Moskow, penyediaan senjata, pembagian intelijen, dan pelatihan pasukan Ukraina berarti bahwa negara-negara Barat secara de facto telah menjadi pihak dalam konflik tersebut.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More