Menlu Israel Pamer Kebodohan saat Kecam Pemerintahan Islam di Andalusia

Minggu, 26 Mei 2024 - 12:16 WIB
Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel Israel Katz. Foto/REUTERS
TEL AVIV - Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel Israel Katz diejek dan dianggap tidak tahu apa-apa tentang sejarah setelah dia menghina Wakil Perdana Menteri Spanyol yang dia sebut bodoh.

Dalam postingan di akun X-nya, Katz membuat pembenaran atas keputusannya mencegah Konsulat Jenderal Spanyol di Yerusalem memberikan layanannya kepada warga Palestina.

Katz menulis, “Sebagai tanggapan terhadap pengakuan Spanyol atas negara Palestina dan seruan antisemit dari Wakil Perdana Menteri Spanyol untuk tidak hanya mengakui negara Palestina tetapi juga 'membebaskan Palestina dari sungai ke laut,' saya telah memutuskan hubungan antara Perwakilan Spanyol di Israel dan Palestina, dan melarang konsulat Spanyol di Yerusalem memberikan layanan kepada warga Palestina dari Tepi Barat.”



“Jika individu yang bodoh dan penuh kebencian ini ingin memahami apa yang sebenarnya dicari oleh Islam radikal, dia harus mempelajari 700 tahun pemerintahan Islam di Al-Andalus, sekarang Spanyol,” ujar Katz.

Katz menunjukkan kebodohan yang besar dan kontradiksi yang nyata, mengingat pada masa pemerintahan Muslim di Andalusia, orang-orang Yahudi hidup dalam masa yang sangat aman dan bahkan menduduki posisi tinggi sebagai menteri, dengan kehadiran mereka yang menonjol dalam semua aspek kehidupan.

Di sisi lain, orang-orang Yahudi dianiaya dan dibunuh setelah jatuhnya kekuasaan Islam dan kedatangan penguasa Kristen Katolik di Andalusia.



Hal ini terutama terjadi selama apa yang disebut pertempuran Reconquista, di mana sisa Muslim dan Yahudi di Andalusia dipaksa masuk Kristen atau dibunuh dan diusir oleh penguasa Kristen Katolik.

Sejumlah orang Yahudi dipaksa masuk Kristen, sementara puluhan ribu orang Yahudi, termasuk Muslim, memilih meninggalkan Spanyol dan mencari perlindungan di wilayah Muslim, terutama di sekitar Afrika Utara, khususnya Maroko, Aljazair, dan Tunisia.

Banyak orang Yahudi yang memilih mengungsi di wilayah yang dikuasai Kesultanan Utsmaniyah, termasuk ibu kotanya, Istanbul.

Pada tahun 2014, keturunan Yahudi yang diusir dari Andalusia diberikan kewarganegaraan Spanyol tanpa harus pindah ke Spanyol atau melepaskan kewarganegaraan lain yang mereka miliki saat itu.

Portugal, yang juga berada di bawah kekuasaan Islam, mengambil keputusan serupa. Batas waktu pengajuan permohonan adalah September 2019, dan pada saat itu, perkiraan menunjukkan 130.000 orang Yahudi telah mengajukan permohonan.

Sejumlah orang yang merespons pernyataan bodoh menteri Israel itu adalah Eitan Nishan, penulis dan jurnalis Israel yang tinggal di New York.

Nishan menulis dengan tegas di surat kabar Haaretz Israel, “Pemerintahan Islam di Al-Andalus disebut Zaman Keemasan budaya Yahudi!”
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More