Filipina Buka Stasiun Mata-mata Baru di Dekat Taiwan Seiring Militerisasi AS

Jum'at, 24 Mei 2024 - 19:45 WIB
“Langkah ini akan berfungsi meningkatkan kemampuan PCG di wilayah yang sangat penting, yaitu di ujung utara negara; perbatasan rawan kita dan kita perlu memantau apa yang terjadi di sana,” ungkap juru bicara Laksamana Muda Armand Balilo kepada Philippine Daily Inquirer.

Waktu peresmian stasiun tersebut bertepatan dengan latihan militer besar-besaran China di sekitar Taiwan sebagai “hukuman keras” atas tindakan separatis pasukan “kemerdekaan Taiwan” dan “peringatan keras” terhadap campur tangan dan provokasi oleh “kekuatan eksternal.”

Dengan nama sandi Joint Sword 2024A, latihan yang dilakukan pada 23-24 Mei ini melibatkan berbagai dinas militer China meliputi angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara, dan angkatan roket.

Latihan tersebut diadakan di Selat Taiwan, utara, selatan, dan timur Taiwan, serta wilayah di sekitar pulau Kinmen, Matsu, Wuqiu, dan Dongyin yang dikuasai Taiwan, sesuai dengan Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China.

Latihan China juga dilakukan ketika AS semakin memicu ketegangan di kawasan dengan serangkaian latihan militer gabungan.

Latihan perang Balikatan AS-Filipina pada April diadakan di dekat Laut China Selatan, tempat Beijing dan Manila mempunyai klaim teritorial.

China mengecam latihan tersebut karena hanya akan semakin memperburuk ketegangan regional.

“Filipina harus memahami bahwa menarik negara-negara di luar Laut China Selatan untuk mengerahkan kekuatan mereka dan memicu konfrontasi di kawasan hanya akan meningkatkan ketegangan dan merusak stabilitas kawasan,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian.

Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte juga memperingatkan Presiden saat ini Bongbong Marcos Jr tentang risiko bersujud kepada Amerika Serikat (AS), sambil menuduh Washington mencoba memprovokasi perang antara Filipina dan China.

“Filipina, sekutu utama AS di kawasan yang menjadi tuan rumah pangkalan militernya, semakin dimiliterisasi oleh AS dalam upaya membentuk negara kepulauan itu menjadi proksi potensi konflik dengan China,” pungkas analis geopolitik kepada Sputnik.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More