Dominasi AS di Antariksa Terganggu, Pentagon Tuding Rusia Luncurkan Senjata Anti-satelit

Rabu, 22 Mei 2024 - 15:30 WIB
Rusia mengembangkan senjata anti-satelit yang mengancam AS. Foto/Reuters
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) menyatakan Rusia meluncurkan satelit pekan lalu yang diyakini mampu menyerang wahana sejenis lainnya. Itu menjadi pertarungan baru antara AS dan Rusia di antariksa.

“Rusia meluncurkan satelit ke orbit rendah Bumi yang kami nilai kemungkinan merupakan senjata tandingan luar angkasa,” kata juru bicara Pentagon Brigjen Pat Ryder, dilansir BBC.

Satelit tersebut berada pada “orbit yang sama” dengan satelit pemerintah AS, kata Ryder, seraya menambahkan bahwa Washington akan terus memantau situasi dan harus siap melindungi kepentingannya.



Rusia belum mengomentari masalah ini secara terbuka.

Moskow dan Washington – dua negara yang bersaing secara global – telah berulang kali berselisih mengenai masalah senjata luar angkasa di PBB dalam beberapa pekan terakhir, dan kedua belah pihak saling menuduh berupaya melakukan militerisasi ruang angkasa.

Sebelumnya pada hari Selasa, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengklaim AS berusaha mengubah ruang angkasa menjadi “arena konfrontasi militer”.

Sejumlah pakar militer telah lama memperingatkan bahwa ruang angkasa kemungkinan akan menjadi garda depan peperangan di dunia yang semakin bergantung pada teknologi.

Mampu Menyerang Satelit Lain



Foto/Reuters

Jenderal Ryder mengatakan Pentagon yakin satelit Rusia itu "mungkin mampu menyerang satelit lain di orbit rendah Bumi".

“Rusia mengerahkan senjata anti-ruang angkasa baru ini ke orbit yang sama dengan satelit pemerintah AS.

“Dan penilaian lebih lanjut menunjukkan karakteristik yang menyerupai muatan ruang angkasa yang dikerahkan sebelumnya, mulai tahun 2019 dan 2022.

“Kami memiliki tanggung jawab untuk siap melindungi dan mempertahankan wilayah tersebut, wilayah luar angkasa, dan memastikan dukungan yang berkelanjutan dan tidak terputus kepada Pasukan Gabungan dan Gabungan,” tambah juru bicara Pentagon.



Menarget Satelit AS



Foto/Reuters

Secara terpisah, juru bicara Komando Luar Angkasa AS mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa satelit itu "kemungkinan merupakan senjata penangkal luar angkasa yang mungkin mampu menyerang satelit lain di orbit rendah Bumi".

Juru bicara tersebut mengatakan satelit – Cosmos 2576 – diluncurkan pada 16 Mei dari kosmodrom Plesetsk Rusia, sekitar 800 km utara Moskow.

Dalam pernyataannya, badan antariksa Rusia Roskosmos mengatakan peluncuran pada 17 Mei adalah “demi kepentingan kementerian pertahanan Federasi Rusia”. Dikatakan bahwa kendaraan peluncurannya Soyuz-2.1b digunakan.

Perbedaan tanggal peluncuran yang dilaporkan mungkin disebabkan oleh fakta bahwa zona waktu Moskow tiga jam lebih cepat dari GMT.

Baik Moskow maupun Washington tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Namun analis luar angkasa mengatakan bahwa Cosmos 2576 tampaknya berada pada orbit yang sama dengan satelit Amerika USA 314.

Sejak melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022, Rusia telah memperingatkan bahwa satelit AS yang membantu militer Ukraina dapat menjadi target yang sah.

Pada bulan Februari, Gedung Putih mengakui Rusia sedang mengembangkan senjata luar angkasa baru yang "mengganggu", namun bersikeras bahwa Rusia belum mengerahkannya.

Hal ini terjadi setelah seorang anggota senior Kongres dari Partai Republik mengeluarkan peringatan samar tentang ancaman keamanan nasional yang serius, sehingga memicu rumor yang beredar di Washington DC.

Sebuah laporan yang dirilis oleh Pusat Studi Strategis dan Internasional yang berbasis di Washington DC tahun lalu menunjukkan bahwa Rusia sedang mengembangkan serangkaian senjata anti-satelit (ASAT), termasuk rudal yang berhasil diuji terhadap satelit era Soviet yang sudah tidak berfungsi pada November 2021.
(ahm)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More