Singapore Airlines Turbulensi Mengerikan, 1 Penumpang Tewas
Selasa, 21 Mei 2024 - 19:26 WIB
BANGKOK - Satu orang tewas di dalam pesawat Singapore Airlines yang mengalami turbulensi parah dalam penerbangan dari London ke Singapura, menurut maskapai itu pada Selasa (21/5/2024).
Pesawat Boeing 777-300ER dialihkan ke Bangkok, menurut postingan di halaman Facebook Singapore Airlines.
“Sejumlah orang terluka,” ungkap pernyataan maskapai tersebut, meskipun perusahaan tidak merinci berapa banyak. Dikatakan 211 penumpang dan 18 awak berada di dalam pesawat itu.
Penerbangan itu mendarat di Bangkok pada pukul 15:45 waktu setempat (04:45 ET) pada Selasa.
“Kami bekerja sama dengan pihak berwenang setempat di Thailand untuk memberikan bantuan medis yang diperlukan, dan mengirimkan tim ke Bangkok untuk memberikan bantuan tambahan yang diperlukan,” papar perusahaan itu dalam postingannya.
“Prioritas kami adalah memberikan semua bantuan yang mungkin kepada semua penumpang dan awak pesawat,” ungkap maskapai tersebut, menyampaikan belasungkawa kepada mereka yang terkena dampak.
Turbulensi terjadi ketika pesawat terbang melewati benturan udara dan bergerak dengan kecepatan yang sangat berbeda.
Dengan turbulensi ringan dan sedang, penumpang mungkin merasakan ketegangan pada sabuk pengamannya, dan barang-barang yang tidak aman dapat berpindah-pindah di sekitar kabin.
Namun dalam kasus yang parah, turbulensi dapat membuat penumpang terlempar ke sekitar kabin, menyebabkan cedera parah dan terkadang kematian.
Pada Maret 2023, turbulensi parah pada jet pribadi mengakibatkan kematian seorang mantan pejabat Gedung Putih, hanya beberapa hari setelah tujuh orang dilarikan ke rumah sakit dalam penerbangan komersial terpisah yang mengalami turbulensi parah.
Pada Juli 2023, tujuh orang terluka dalam penerbangan Hawaiian Airlines ke Sydney, Australia, ketika pesawat diterpa turbulensi parah.
Selain itu, 36 orang terluka dalam penerbangan Hawaiian Airlines dari Arizona ke Honolulu pada Desember 2022, dengan 20 orang dibawa ke ruang gawat darurat.
Studi pada bulan September 2022 memperkirakan turbulensi udara jernih akan meningkat secara signifikan di seluruh dunia pada periode 2050-2080, khususnya di sepanjang rute penerbangan tersibuk, dan jenis turbulensi terkuat akan meningkat paling besar.
Pesawat Boeing 777-300ER dialihkan ke Bangkok, menurut postingan di halaman Facebook Singapore Airlines.
“Sejumlah orang terluka,” ungkap pernyataan maskapai tersebut, meskipun perusahaan tidak merinci berapa banyak. Dikatakan 211 penumpang dan 18 awak berada di dalam pesawat itu.
Penerbangan itu mendarat di Bangkok pada pukul 15:45 waktu setempat (04:45 ET) pada Selasa.
“Kami bekerja sama dengan pihak berwenang setempat di Thailand untuk memberikan bantuan medis yang diperlukan, dan mengirimkan tim ke Bangkok untuk memberikan bantuan tambahan yang diperlukan,” papar perusahaan itu dalam postingannya.
“Prioritas kami adalah memberikan semua bantuan yang mungkin kepada semua penumpang dan awak pesawat,” ungkap maskapai tersebut, menyampaikan belasungkawa kepada mereka yang terkena dampak.
Turbulensi terjadi ketika pesawat terbang melewati benturan udara dan bergerak dengan kecepatan yang sangat berbeda.
Dengan turbulensi ringan dan sedang, penumpang mungkin merasakan ketegangan pada sabuk pengamannya, dan barang-barang yang tidak aman dapat berpindah-pindah di sekitar kabin.
Namun dalam kasus yang parah, turbulensi dapat membuat penumpang terlempar ke sekitar kabin, menyebabkan cedera parah dan terkadang kematian.
Pada Maret 2023, turbulensi parah pada jet pribadi mengakibatkan kematian seorang mantan pejabat Gedung Putih, hanya beberapa hari setelah tujuh orang dilarikan ke rumah sakit dalam penerbangan komersial terpisah yang mengalami turbulensi parah.
Pada Juli 2023, tujuh orang terluka dalam penerbangan Hawaiian Airlines ke Sydney, Australia, ketika pesawat diterpa turbulensi parah.
Selain itu, 36 orang terluka dalam penerbangan Hawaiian Airlines dari Arizona ke Honolulu pada Desember 2022, dengan 20 orang dibawa ke ruang gawat darurat.
Studi pada bulan September 2022 memperkirakan turbulensi udara jernih akan meningkat secara signifikan di seluruh dunia pada periode 2050-2080, khususnya di sepanjang rute penerbangan tersibuk, dan jenis turbulensi terkuat akan meningkat paling besar.
(sya)
tulis komentar anda