Campur Tangan Mossad atau Konflik Internal Iran yang Menyebabkan Kecelakaan Helikopter Presiden Raisi

Senin, 20 Mei 2024 - 21:22 WIB
Bulan lalu, kedua negara hampir berada di ambang perang skala penuh setelah Israel membunuh seorang jenderal Iran di Suriah dan Teheran menanggapinya dengan meluncurkan serangan rudal yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa kelompok mata-mata Israel Mossad memiliki sejarah panjang dalam membunuh musuh, termasuk di Iran. Faktanya, Israel telah membunuh beberapa ilmuwan nuklir terkemuka di Iran selama bertahun-tahun.

Namun, dikatakan bahwa kecil kemungkinan Israel akan melakukan pembunuhan terhadap presiden negara tersebut karena hal itu akan memicu konsekuensi yang mematikan.

“Tetapi ada alasan kuat untuk meragukan keterlibatan Israel. Israel belum pernah melakukan pembunuhan terhadap seorang kepala negara, sebuah tindakan perang yang jelas akan mengundang respons sengit dari Iran. Adalah bodoh jika mengambil risiko konsekuensi seperti itu dengan membunuh Raisi, seorang politisi yang sangat tidak populer yang sebenarnya tidak mempunyai keputusan akhir dalam banyak keputusan kebijakan paling penting di Iran,” kata laporan itu.

Menurut media lokal, Israel membantah terlibat dalam kecelakaan itu. Pemimpin mayoritas Senat AS Chuck Schumer juga mengatakan sejauh ini tidak ada bukti adanya pelanggaran.



Kebijakan Anti-Israel Tak Akan Berubah

Melansir Money Control, kematian kedua pemimpin tersebut terjadi pada saat yang sensitif di dalam negeri bagi Teheran dan tujuh bulan setelah perang Israel melawan Hamas di Gaza.

Di bawah kepemimpinan Raisi, kepemimpinan garis keras Iran menghadapi tantangan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, yang dipicu oleh demonstrasi yang dipimpin oleh kaum muda melawan pemerintahan ulama dan kondisi ekonomi yang suram.

Pihak berwenang Iran telah melancarkan tindakan keras terhadap perbedaan pendapat sejak protes nasional pecah atas kematian seorang wanita muda pada tahun 2022 dalam tahanan polisi moralitas yang terkenal buruk di negara itu.

Urutan suksesi presiden berikutnya adalah Wakil Presiden Mohammad Mokhber, yang harus disetujui oleh Khamenei, penengah terakhir urusan dalam dan luar negeri di Republik Islam.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More