Ini Mohammad Mokhber, Presiden Sementara Iran usai Raisi Meninggal Kecelakaan Helikopter

Senin, 20 Mei 2024 - 13:51 WIB
Mohammed Mokber, presiden sementara Iran menggantikan Presiden Ebrahim Raisi yang meninggal akibat kecelakaan helikopter. Foto/REUTERS
TEHERAN - Mohammed Mokhber, Wakil Presiden Pertama Iran, akan menjadi presiden sementara negara tersebut. Dia akan menggantikan posisi Presiden Ebrahim Raisi yang meninggal dalam kecelakaan helikopter pada hari Minggu.

Raisi dan rombongannya, termasuk Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian, meninggal setelah helikopter yang membawa mereka jatuh di provinsi Azerbaijan Timur, Iran.

Pasal 131 Konstitusi Iran menyatakan jika seorang presiden meninggal saat menjabat, maka wakil presiden pertama akan mengambil alih jabatan tersebut, dengan persetujuan dari pemimpin tertinggi, yang memiliki keputusan akhir dalam semua urusan negara di Iran.

Kontitusi itu juga menyatakan sebuah dewan yang terdiri dari wakil presiden pertama, ketua parlemen dan ketua kehakiman harus mengatur pemilihan presiden baru dalam jangka waktu maksimal 50 hari.





Profil Mohammad Mokhber



Mohammad Mokhber (68) merupakan Wakil Presiden Pertama Iran. Dai adalah bagian dari dewan yang beranggotakan tiga orang, bersama dengan ketua parlemen dan ketua peradilan, yang akan menyelenggarakan pemilihan presiden baru dalam waktu 50 hari ke depan.

Lahir pada 1 September 1955, Mokhber, seperti Raisi, dipandang dekat dengan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, yang memegang keputusan terakhir dalam segala urusan negara.

Mokhber menjadi wakil presiden pertama pada tahun 2021 ketika Raisi terpilih sebagai presiden.

Mokhber juga bagian dari tim pejabat Iran yang mengunjungi Moskow pada bulan Oktober dan setuju untuk memasok rudal permukaan-ke-permukaan dan lebih banyak drone ke militer Rusia, menurut sumber kepada Reuters pada saat itu.

Tim tersebut juga termasuk dua pejabat senior dari Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dan seorang pejabat dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi.

Mokhber sebelumnya menjabat sebagai kepala Setad, sebuah dana investasi yang terkait dengan pemimpin tertinggi.

Pada tahun 2010, Uni Eropa memasukkan Mokhber ke dalam daftar individu dan entitas yang diberi sanksi atas dugaan keterlibatan dalam "aktivitas nuklir atau pun rudal balistik". Dua tahun kemudian, dia dikeluarkan dari daftar tersebut.

Pada tahun 2013, Departemen Keuangan Amerika Serikart menambahkan Setad dan 37 perusahaan yang diawasi Mokhber ke dalam daftar entitas yang terkena sanksi.

Setad, yang bernama lengkap Setad Ejraiye Farmane Hazrate Emam atau Markas Pelaksana Perintah Imam, didirikan berdasarkan perintah yang dikeluarkan oleh pendiri Republik Islam, pendahulu Khamenei; Ayatollah Ruhollah Khomeini. Pemerintah memerintahkan para pembantunya untuk menjual dan mengelola properti yang diduga ditinggalkan pada tahun-tahun kacau setelah Revolusi Islam Iran 1979 dan menyalurkan sebagian besar hasilnya untuk amal.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More