Mencurigakan, Armada Kapal-kapal China Matikan Pelacak Dekat Galapagos

Rabu, 19 Agustus 2020 - 10:01 WIB
Menteri Pertahanan Ekuador Oswaldo Jarrin (tengah) dan Komandan Angkatan Laut Laksamana Muda Darwin Jarrin (kiri) menggelar konferensi pers di Guayaquil, Ekuador. Foto/REUTERS
GUAYAQUIL - Pasukan bersenjata Ekuador menyatakan puluhan kapal dari armada nelayan China yang beroperasi dekat Kepulauan Galapagos mematikan alat pelacak untuk mencegah otoritas memantau aktivitas mereka.

"Sekitar 325 kapal masih menangkap ikan di perairan dekat Galapagos, dengan 149 kapal selama beberapa bulan terakhir pernah mematikan alat komunikasi atau pelacak," ungkap Laksamana Muda Darwin Jarrin.

Beberapa kapal telah mengubah nama untuk menghindari pengawasan. "Pada periode ini, 149 kapal telah mematikan sistem satelit mereka. Kami tahu nama kapal-kapal itu," ungkap Jarrin yang menolak menyebut nama-nama kapal tersebut.

Keluhan itu muncul saat Ekuador berupaya mencegah penangkapan ikan secara berlebihan di pantainya serta menghindari konfrontasi dengan China yang merupakan pemberi dana terbesar dan pasar terbesar untuk bisnis ekspor udang.



Perwakilan Kedutaan Besar China menolak berkomentar. Ekuador menyatakan armada kapal China itu tidak masuk wilayah perairannya. Namun para pakar lingkungan menyatakan kapal-kapal itu memanfaatkan melimpahnya satwa laut yang melintas di perairan antara Galapagos dan daratan utama. (Baca Juga: Palestina: Liga Arab dan OKI Dibubarkan, Tak Akan Pernah Bertemu)

"Ini melanggar protokol di laut tinggi, karena mereka tidak ingin kami tahu apa yang mereka lakukan dan aktivitas mereka," ujar Menteri Pertahanan Oswaldo Jarrin. (Lihat Infografis: Perancang J-20: F-22 Raptor Tak kan Kompeten Melawan China)

Dia menyatakan mematikan peralatan satelit melanggar aturan yang dibuat Organisasi Manajemen Perikanan Regional (RFMOs), badan internasional yang mempromosikan penangkapan ikan berkelanjutan. (Lihat Video: Sejumlah Polisi di Pemalang Terjaring Razia Masker)
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More