Keceplosan, Jenderal AS Sebut Komando Inggris Beroperasi di Ukraina

Selasa, 14 Mei 2024 - 07:47 WIB
Jenderal Bryan Fenton, komandan Komando Operasi Khusus AS, tak sengaja akui pasukan komando Inggris beroperasi di Ukraina. Foto/REUTERS
WASHINGTON - Seorang jenderal senior militer Amerika Serikat (AS) secara tidak sengaja mengakui kepada media bahwa pasukan komando Inggris diam-diam beroperasi di Ukraina.

Pengakuan itu kemudian dihapus dari artikel aslinya di Associated Press (AP).

Jenderal Bryan Fenton, komandan Komando Operasi Khusus AS, diwawancarai oleh AP tentang pelajaran yang diperoleh pasukannya dari perang Rusia-Ukraina.



Versi asli dari artikel yang diterbitkan pada hari Minggu mengatakan bahwa Amerika mendapatkan pelajaran tersebut "kebanyakan dari sudut pandang mitra operasi khusus kami di Inggris", yang telah menguji pendekatan baru di sana.



Sebagai contoh, dia mengatakan pasukan operasi khusus Inggris memanfaatkan pengalaman pilot Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF) untuk mendapatkan nasihat dalam menggunakan drone dan cara kapal di Laut Hitam bernavigasi.

Menurut laporan Russia Today, Selasa (14/5/2024), artikel AP itu telah disunting untuk menghilangkan penyebutan peran militer Inggris dalam perang di Ukraina.

Militer Rusia telah lama menuding Inggris, mengeklaim bahwa personel militernya memainkan peran utama dalam operasi yang seolah-olah dilakukan Ukraina.

Misalnya, Kementerian Pertahanan Rusia menuduh “spesialis Inggris” membantu Kyiv merencanakan dan melaksanakan serangan pesawat tak berawak Angkatan Laut terhadap Armada Laut Hitam Rusia pada akhir Oktober 2022.

Awal tahun ini, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengonfirmasi bahwa perencana Inggris dan Prancis membantu Ukraina melancarkan serangan dengan rudal jarak menengah yang telah diberikan kedua negara kepada Kyiv.

Jerman tidak siap untuk melibatkan diri dengan cara yang sama, kata Scholz, menjelaskan mengapa Berlin tidak mau menyumbangkan rudal Taurusnya kepada pasukan Ukraina.

Negara-negara Barat mengakui menempatkan sejumlah kecil personel militer di Ukraina untuk pekerjaan seperti perlindungan tempat diplomatik atau sebagai penasihat, namun membantah klaim bahwa mereka mengambil bagian dalam pertempuran.

Ketika ditanya tentang pernyataan Fenton, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan kepada Business Insider: “Sudah menjadi kebijakan lama dari pemerintah berturut-turut untuk tidak mengomentari Pasukan Khusus Inggris.”

Moskow menganggap perang di Ukraina sebagai perang proksi yang diprakarsai AS melawan Rusia, yang mana Washington dan sekutu-sekutunya semakin terlibat.

Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengeklaim awal bulan ini bahwa Kyiv memiliki hak untuk menyerang sasaran yang jauh di dalam wilayah Rusia dengan senjata yang disediakan oleh London.

Sebagai tanggapan, Moskow memperingatkan bahwa jika hal itu terjadi maka mereka akan menargetkan sasaran militer Inggris di Ukraina dan sekitarnya.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More