6 Fakta Mengerikan Peningkatan Penikaman di Inggris

Minggu, 12 Mei 2024 - 19:55 WIB
Pembunuhan yang dilakukan dengan alat tajam, termasuk pisau, parang, dan pedang, telah melebihi 200 kasus sejak 12 bulan yang berakhir pada bulan Maret 2016, ketika 210 orang terbunuh dengan cara tersebut, menurut Kantor Statistik Nasional. Jumlah tersebut mencapai rekor tertinggi yaitu 282 dua tahun kemudian dan tetap stabil sejak saat itu, sedikit menurun selama lockdown akibat pandemi.

Meskipun senjata digunakan dalam sekitar 80% pembunuhan di Amerika, menurut angka pemerintah AS, pisau digunakan dalam sebagian besar pembunuhan di London. Namun serangan yang kurang ajar dan tampaknya acak seperti yang terjadi bulan ini di London timur merupakan hal yang tidak biasa.

“Tindakan kekerasan sporadis mirip dengan serangan hiu. Hal ini sebenarnya sangat, sangat jarang terjadi, namun mendapat banyak perhatian,” kata Iain Overton, direktur eksekutif Action on Armed Violence, sebuah badan amal yang berbasis di London. “Saya rasa pembunuhan di tempat umum secara acak bukanlah hal yang lumrah di Inggris.”

Frekuensi serangan tebasan telah memperkuat rasa takut dan ketidakpercayaan di kota-kota, dimana hal ini paling banyak terjadi.

6. Banyak Anak Muda Inggris Tewas karena Ditikam dengan Pisau



Foto/AP

The Bristol Post menerbitkan garis waktu pada bulan Maret mengenai lebih dari puluhan insiden pisau di kota pesisir itu sejak awal tahun. Laporan tersebut mencakup laporan mengenai kematian tiga remaja akibat penikaman selama periode 18 hari dan remaja lainnya yang ditikam hingga tewas pada bulan Februari.

Sementara itu, seorang gadis remaja di Wales ditangkap karena dicurigai melakukan percobaan pembunuhan setelah menikam seorang siswa dan dua guru di sebuah sekolah menengah pada 24 April, kata polisi. Itu hanya enam hari sebelum Daniel Anjorin terbunuh.

Dalam pembunuhan Ronan Kanda, salah satu penyerangnya, Prabjeet Veadhesa, yang saat itu berusia 16 tahun, membeli pedang secara online dan mengambilnya di kantor pos. Dia membawa kartu identitas ibunya untuk melewati pemeriksaan keamanan kantor pos, namun tidak ada yang meminta untuk melihatnya, menurut kesaksian persidangan. Menambah tragedi itu, Ronan terbunuh dalam kasus kesalahan identitas, kata polisi.

Detil serangan penikaman berbeda-beda, namun Pooja Kanda mengatakan dia melihat kesamaan – terutama emosi yang akan terjadi selanjutnya: keluarga yang kebingungan dan hancur, kemarahan karena hal seperti itu dapat terjadi lagi pada seorang anak atau siapa pun.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More