Hamas Tingkatkan Pertempuran, Bantai 4 Tentara Israel
Sabtu, 11 Mei 2024 - 07:26 WIB
GAZA - Sayap bersenjata kelompok Palestina Hamas meningkatkan pertempuran dengan menyerang pasukan Israel di Rafah dan Kota Gaza pada Jumat (10/5/2024), menewaskan empat tentara dan melukai prajurit lainnya.
Dalam serangkaian pembaruan medan perang, Brigade Izzudin al-Qassam mengatakan pihaknya menyergap pasukan Israel, menyerang mereka dengan rudal anti-lapis baja dan beberapa roket jarak pendek.
Pertempuran sengit terjadi di tengah intensifnya pemboman artileri Israel dan serangan udara di Jalur Gaza.
Menurut laporan Palestina, serangan Israel menghantam Beit Lahia di utara, Kota Gaza, kamp pengungsi Maghazi dan kota al-Mughraqa di distrik tengah, Abasan di Khan Younis, dan Rafah.
Banyak yang dilaporkan tewas dan terluka, meskipun Kementerian Kesehatan Gaza belum memberikan rincian jumlah korban tewas.
Brigade Qassam mengatakan mereka membunuh dan melukai beberapa tentara Israel dalam operasi yang “kompleks dan simultan” di Rafah timur.
Kelompok bersenjata tersebut mengatakan satu bangunan yang berisi pasukan Israel dihantam dengan rudal yang diluncurkan dari bahu ke arah pasukan infanteri Israel dan satu pengangkut personel lapis baja di dekatnya juga diserang.
Serangan lain di Rafah termasuk meledakkan ladang ranjau, menembaki tiga tank, dan membom situs militer Kerem Shalom dan Sufa dengan roket dan bom mortir, menurut Brigade Qassam.
Pertempuran sengit serupa dilaporkan terjadi di lingkungan Zeitoun di selatan Kota Gaza, tempat militer Israel mengumumkan serangan darat ketiga di sana awal pekan ini.
Kelompok bersenjata lainnya di Gaza juga mengatakan mereka bentrok dengan pasukan Israel di timur Rafah dan Zeitoun.
Media Ibrani mengatakan helikopter militer terlihat mengangkut korban dari Gaza ke rumah sakit Israel pada Jumat di tengah pertempuran sengit dan “insiden rumit”, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Militer Israel mengatakan pada pagi hari bahwa pasukannya terlibat dalam “pertempuran jarak dekat” di Rafah dan mereka membunuh “beberapa pria bersenjata”.
Belakangan dikatakan empat tentara Israel tewas di lingkungan Zeitoun saja akibat bahan peledak.
Kelompok-kelompok Palestina tidak segera mengomentari laporan adanya korban jiwa pejuang.
Middle East Eye tidak dapat memverifikasi secara independen pengumuman yang dibuat kedua belah pihak.
Secara terpisah, militer Israel mengatakan 12 tentara Israel dievakuasi untuk mendapatkan perawatan setelah disengat tawon di Jalur Gaza selatan.
Sementara itu, otoritas perbatasan dan penyeberangan Palestina di Gaza membantah klaim Amerika Serikat (AS) bahwa penyeberangan Kerem Shalom, yang terletak antara wilayah kantong tersebut dan Israel, telah terbuka untuk bantuan.
Dalam pernyataan pada Kamis, mereka mengatakan penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah antara Gaza dan Mesir, yang direbut pasukan Israel dari pihak Palestina awal pekan ini, tetap ditutup.
Dia menambahkan tidak ada bantuan yang masuk ke Jalur Gaza sejak Selasa, termasuk pasokan bahan bakar penting dan obat-obatan.
Penutupan penyeberangan yang terus berlanjut telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pekerja bantuan atas dampak kemanusiaan yang ditimbulkan.
Operasi bantuan dapat dihentikan dalam beberapa hari karena berkurangnya stok makanan dan bahan bakar, menurut badan bantuan PBB pada Jumat.
“Situasi ini telah mencapai tingkat darurat yang lebih parah lagi,” ungkap Georgios Petropoulos, kepala sub-kantor Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan di Gaza.
Hamish Young, koordinator darurat senior di Jalur Gaza untuk badan anak-anak PBB, mengatakan pada pengarahan virtual, “Selama lima hari, tidak ada bahan bakar dan hampir tidak ada bantuan kemanusiaan yang masuk ke Jalur Gaza, dan kami sedang berupaya keras.”
“Ini sudah menjadi masalah besar bagi masyarakat dan semua pelaku kemanusiaan, namun dalam hitungan hari, jika tidak diperbaiki, kekurangan bahan bakar dapat menghentikan operasi kemanusiaan,” papar dia.
Pihak administrasi rumah sakit Martir al-Aqsa mengatakan akan menghentikan operasinya dalam waktu 48 jam jika tidak menerima lebih banyak bahan bakar.
Rumah sakit di Deir al-Balah, Gaza tengah, adalah fasilitas medis besar terakhir yang tersisa di Jalur Gaza setelah Rumah Sakit al-Shifa dan Nasser dihancurkan Israel.
“Kami mendesak badan-badan PBB dan lembaga-lembaga internasional memasok bahan bakar ke Rumah Sakit Martir Al-Aqsa sesegera mungkin sebelum terlambat,” papar pernyataan pengelola rumah sakit tersebut.
“Kami menyerukan intervensi segera dan mendesak untuk memasok bahan bakar ke semua rumah sakit dan merehabilitasi serta memulihkannya sebelum terjadi bencana kemanusiaan yang merenggut nyawa ribuan orang,” ungkap dia.
Kepala Kemanusiaan PBB Martin Griffiths mengatakan pada Kamis bahwa warga sipil di Gaza “kelaparan dan terbunuh” sementara badan-badan bantuan “dicegah membantu mereka”.
“Persediaan kami terhenti. Tim kami terjebak,” tulis dia di X. “Inilah Gaza saat ini, bahkan setelah 7 bulan kengerian.”
Dalam serangkaian pembaruan medan perang, Brigade Izzudin al-Qassam mengatakan pihaknya menyergap pasukan Israel, menyerang mereka dengan rudal anti-lapis baja dan beberapa roket jarak pendek.
Pertempuran sengit terjadi di tengah intensifnya pemboman artileri Israel dan serangan udara di Jalur Gaza.
Menurut laporan Palestina, serangan Israel menghantam Beit Lahia di utara, Kota Gaza, kamp pengungsi Maghazi dan kota al-Mughraqa di distrik tengah, Abasan di Khan Younis, dan Rafah.
Banyak yang dilaporkan tewas dan terluka, meskipun Kementerian Kesehatan Gaza belum memberikan rincian jumlah korban tewas.
Brigade Qassam mengatakan mereka membunuh dan melukai beberapa tentara Israel dalam operasi yang “kompleks dan simultan” di Rafah timur.
Kelompok bersenjata tersebut mengatakan satu bangunan yang berisi pasukan Israel dihantam dengan rudal yang diluncurkan dari bahu ke arah pasukan infanteri Israel dan satu pengangkut personel lapis baja di dekatnya juga diserang.
Serangan lain di Rafah termasuk meledakkan ladang ranjau, menembaki tiga tank, dan membom situs militer Kerem Shalom dan Sufa dengan roket dan bom mortir, menurut Brigade Qassam.
Pertempuran sengit serupa dilaporkan terjadi di lingkungan Zeitoun di selatan Kota Gaza, tempat militer Israel mengumumkan serangan darat ketiga di sana awal pekan ini.
Kelompok bersenjata lainnya di Gaza juga mengatakan mereka bentrok dengan pasukan Israel di timur Rafah dan Zeitoun.
Media Ibrani mengatakan helikopter militer terlihat mengangkut korban dari Gaza ke rumah sakit Israel pada Jumat di tengah pertempuran sengit dan “insiden rumit”, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Militer Israel mengatakan pada pagi hari bahwa pasukannya terlibat dalam “pertempuran jarak dekat” di Rafah dan mereka membunuh “beberapa pria bersenjata”.
Belakangan dikatakan empat tentara Israel tewas di lingkungan Zeitoun saja akibat bahan peledak.
Kelompok-kelompok Palestina tidak segera mengomentari laporan adanya korban jiwa pejuang.
Middle East Eye tidak dapat memverifikasi secara independen pengumuman yang dibuat kedua belah pihak.
Secara terpisah, militer Israel mengatakan 12 tentara Israel dievakuasi untuk mendapatkan perawatan setelah disengat tawon di Jalur Gaza selatan.
Penyeberangan Ditutup
Sementara itu, otoritas perbatasan dan penyeberangan Palestina di Gaza membantah klaim Amerika Serikat (AS) bahwa penyeberangan Kerem Shalom, yang terletak antara wilayah kantong tersebut dan Israel, telah terbuka untuk bantuan.
Dalam pernyataan pada Kamis, mereka mengatakan penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah antara Gaza dan Mesir, yang direbut pasukan Israel dari pihak Palestina awal pekan ini, tetap ditutup.
Dia menambahkan tidak ada bantuan yang masuk ke Jalur Gaza sejak Selasa, termasuk pasokan bahan bakar penting dan obat-obatan.
Penutupan penyeberangan yang terus berlanjut telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pekerja bantuan atas dampak kemanusiaan yang ditimbulkan.
Operasi bantuan dapat dihentikan dalam beberapa hari karena berkurangnya stok makanan dan bahan bakar, menurut badan bantuan PBB pada Jumat.
“Situasi ini telah mencapai tingkat darurat yang lebih parah lagi,” ungkap Georgios Petropoulos, kepala sub-kantor Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan di Gaza.
Hamish Young, koordinator darurat senior di Jalur Gaza untuk badan anak-anak PBB, mengatakan pada pengarahan virtual, “Selama lima hari, tidak ada bahan bakar dan hampir tidak ada bantuan kemanusiaan yang masuk ke Jalur Gaza, dan kami sedang berupaya keras.”
“Ini sudah menjadi masalah besar bagi masyarakat dan semua pelaku kemanusiaan, namun dalam hitungan hari, jika tidak diperbaiki, kekurangan bahan bakar dapat menghentikan operasi kemanusiaan,” papar dia.
Pihak administrasi rumah sakit Martir al-Aqsa mengatakan akan menghentikan operasinya dalam waktu 48 jam jika tidak menerima lebih banyak bahan bakar.
Rumah sakit di Deir al-Balah, Gaza tengah, adalah fasilitas medis besar terakhir yang tersisa di Jalur Gaza setelah Rumah Sakit al-Shifa dan Nasser dihancurkan Israel.
“Kami mendesak badan-badan PBB dan lembaga-lembaga internasional memasok bahan bakar ke Rumah Sakit Martir Al-Aqsa sesegera mungkin sebelum terlambat,” papar pernyataan pengelola rumah sakit tersebut.
“Kami menyerukan intervensi segera dan mendesak untuk memasok bahan bakar ke semua rumah sakit dan merehabilitasi serta memulihkannya sebelum terjadi bencana kemanusiaan yang merenggut nyawa ribuan orang,” ungkap dia.
Kepala Kemanusiaan PBB Martin Griffiths mengatakan pada Kamis bahwa warga sipil di Gaza “kelaparan dan terbunuh” sementara badan-badan bantuan “dicegah membantu mereka”.
“Persediaan kami terhenti. Tim kami terjebak,” tulis dia di X. “Inilah Gaza saat ini, bahkan setelah 7 bulan kengerian.”
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda